Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat
bersamanya di meja makan. Suasana hening, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Rania merasa canggung
ri Kakek Yoga. Yoga menatap layar sejenak sebelum mengangkat
anya hangat, "Bagaimana kabar ka
dikit kaku, sementara Yoga menjawab dengan nada d
ya terlihat bersemangat meski sudah lanjut usia. Rania yang sedang menyuap
akek dengan suara lantang, seolah j
rsenyum tipis sambil menjawab
at di sana?" tanya Kakek,
t, nada bicaranya tetap datar.
au kasih kabar nih. Sore ini, Kakek akan berangkat ke luar negeri untuk beberapa
nia yang duduk di sampingnya mencoba fokus pada sarapa
edikit lebih serius. "Besok malam, ada pesta di kapal yang diadakan oleh reka
irik Yoga, berharap ada reaksi atau tanggapan yang lebih panjang dari sua
g untuk menjaga hubungan baik, jadi usahakan d
nia akhirnya berbicara pelan, "Tent
kasih, Rania. Kamu pasti akan terbiasa dengan acara sepert
atinya masih merasa belum sepenuhnya ny
akek akhirnya pamit. "Baiklah, Kakek harus persiapan. J
Rania hampir bersamaan, sebelum ak
a masih termenung, mencoba mencerna tugas mendadak yang diberikan Kakek kepada mereka.
ngsung ke arah Rania. "Kita tidak bisa be
melanjutkan tanpa basa-basi, "Jadi, persiapkan saja diri
si. Setelah itu, tanpa menunggu tanggapan dari Rania, ia berdiri dari mej
sedikit berat dengan situasi ini. Namun, dia tah
memesan tempat di salon untuk merapikan penampilannya. Baju elegan yang sudah disiapkan jauh-jauh hari kini tergantung rapi di lemari, siap untuk dipakai. Meski
an positif, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk Yoga. Walaupun ada sedikit k
an. Rambutnya tertata rapi, dan riasannya sempurna, menambah kesan berkelas pada penampila
kat, namun Yoga belum juga datang menjemputnya. Perasaan cemas mulai menguasai hatinya, membuat pikirannya berkecamuk. Namun, ia tetap berusa
ri tadi duduk gelisah langsung berdiri dan bersiap. Pintu depan terbuka, dan Yoga masuk denga
a singkat, tanpa memand
p ada pujian kecil atau setidaknya sapaan lebih lem
dengan suara lembut, mencoba men
h terlambat," ucap Yoga sambil berja
l. Saat duduk di sampingnya, Rania memberanikan diri berta
bil tanpa menoleh, hanya
m tipis dan menatap keluar jendela, berusaha