Hasrat Dendam Suamiku
ya dengan suara gemetar namun tegas, "Aku akan menanggung semua kesalahan ayahku. Jika kau ingi
nyolmu itu menggelikan," ejeknya. "Aku berani bertaruh, kau t
kan kepala dan menarik napas panjang. Dia sudah memut
eninggalkan ruang kerja setelah perbincangan itu. Dia menemani Rosalie merangkai bunga, lalu setelah itu Briella bersiap untuk
pa anggota keluarga. Di meja makan yang megah, penuh dengan berbagai hidangan lezat, Briella duduk di antara Rosalie
ella, cobalah sup ini. Sup jamur porcini ini sangat baik untuk kesuburan," kata Rosalie lembut sam
diperbolehkan hamil atau tidak oleh Adrian.
" kata Briella, merasa ters
mah bangsawan di Vienna dan meletakkannya di piring Briella. "Kau harus mencicip
akanan lezat dan merasa sangat terharu. "Teri
sangat ringan sewaktu aku menggendongmu dari kam
ongku dari kamar mandi ke tempa
a mau tak mau balas tersenyum. "Aku akan berusaha
ian yang diberikan Rosalie dan Hunter kepada Briella membuat hatinya panas. Dia mena
kata Adrian tajam. "Kalian tidak pe
a sedikit mengernyit, menunjukkan ketidaksenangannya pada sikap Adrian. Semen
man," kata Rosalie dengan suara lembut, tapi tegas. "Ti
erasa canggung dengan situasi
embali melanjutkan makannya tanpa berkata apa-apa lagi. Briella merasa ada beban
ke Briella, mencoba mengabaikan keberadaannya. Namun, di tengah malam, pada saat Adrian terbangun karena rasa haus dan bangkit dari tidurnya untuk mengambil minum. Sewak
teriaknya, menghebohkan seluruh mansion. Suaranya yang keras dan penuh amarah
lelap terbangun dengan te
a celana dalammu
ang kau tidak ing
a. "Jangan pernah pakai benda itu, selalu
aun tidurnya, berjalan ke lemari untuk mencari
ke arah pintu kamar. "Aster!" panggilnya dengan suara keras. D
jawab Aster denguk Briella," perintah A
Briella. Sementara itu, Adrian menatap Briella dengan tajam. "Mulai sek
ter ke kamar barunya, meninggalkan Adrian yang masih dikuasai oleh amarah dan kebencian. Adrian teringat lagi bagaimana gaun tidur Briella tadi sedikit ter
pan sebelumnya Briella adalah narkotika?" gerutunya dengan penuh kebingungan. "Kenapa aku sampai kecanduan seperti ini?" Adrian berusaha k
leh kekhawatiran. "Adrian telah mengusirku dari kamar dan bahkan menyiapkan kamar ba
perhatian kepada Adrian dengan cara yang dia bisa. Setiap hari, Briella masih sering mengirim teh ke ruang kerja Adrian, berharap itu bisa sedikit melunakkan hati suaminya. Sampai, pad
Setelah beberapa saat, dokter tersenyum dan memberikan kabar yang menge
hagiaan dan ketakutan. "Aku hamil?" tanyanya denga