Hasrat Dendam Suamiku
jah Briella yang damai dan tenang membuat Adrian terpesona. Dalam hati, Adrian tidak bisa menolak mengakui bahwa istrinya memang sangat cantik dan m
ngat yang mengalir di dadanya ketika dia melihat Briella. Namun, perasaan itu segera digantikan ol
ngatkan lagi dirinya, bahwa dia menikahi Briella untuk balas dend
n, dia menangkap basah Adrian sedang memandanginya. Briella tersenyum lembut, tetapi senyu
entak Adrian dengan sua
n terdiam sejenak.
ebih awal dan menyiapkan sarapan serta pakaian kerjaku!" Adrian
ku ... aku tidak tahu, maafkan aku. Aku ak
embuatku menyesal telah menikahimu, Briella Moretti!" Adrian berjalan ke lemari
kan tangisnya di hadapan Adrian. Dengan cepat, dia bangkit dari tempat tidur dan mul
coba menenangkan diri. "Lakukan it
elimut. Langkah Briella gontai, ada sensasi nyeri dan pedih masih cukup menyengat
rasnya, Adrian terus melakukannya lagi dan lagi sampai menjelang pagi. Briella masih ingat dengan jelasutuh sedikit lebih banyak waktu untuk memulihkan diri. Kepalanya masih sangat pusing, badannya cukup lemas. Na
ian. Aster sedang menyiapkan sarapan bersama beberapa asisten lainnya. Mengenal Aster di rumah ini adalah salah satu h
sapa Aster sambil tersenyum. "
" jawab Briella dengan suara lembut, berusaha men
bantu, Nyonya?" tany
Briella, mencoba terdengar percaya diri meskipun h
dengan ramah, lalu mulai menunjukkan kepada Bri
hari, dan apa yang tidak disukainya. Briella mendengarkan dengan saksama, mencatat setiap detail d
arapan yang lengkap dan menarik. Roti panggang dengan mentega, telur dadar dengan sayuran, dan secangkir kopi hit
yang memasa
, Aster banyak membantuku untuk beberapa hal la
atar, meskipun dalam hatinya dia meras
ang jika kau menyukainya," jaw
hatinya. Dia tidak ingin perasaan ini berkembang, tidak ingin kelembutan Briella mem
, datang ke ruang kerja,
nada dingin dalam suara s
lebih siang daripada suamimu," jawab Adri
alir dalam dirinya, tetapi dia m
Briella yang masih sibuk mengatasi hatinya yang berdebar. Briella kesul
padamu." Sebuah suara terde
lakangnya, Briella langsung berdiri dan men
nya? Panggil aku Mommy, sekarang aku menjadi ibumu ju
membencinya karena dia putri dari keluarga yang sudah bangkru
tenaga untuk menghadapi Adrian. Aku akan ber
om. Samp
nya, dia harus makan yang banyak dan tetap sehat agar
g berdebar, dia mulai berjalan menuju ruang kerja Adrian. Mansion keluarga Mave
ngkahnya memberikan gema halus di lorong-lorong besar mansion. Dari ruang makan keluarga, Briella
et keluarga, dan adegan-adegan sejarah yang megah. Beberapa patung marmer yang elegan dit
gi menembus kaca, memandikan koridor dengan sinar keemasan yang hangat. Melalui jendela-jendela itu, Briella bisa melihat taman mansion yang be
antara cabang-cabang pohon, dan angin sepoi-sepoi membawa aroma bunga yang harum. Taman itu begit
an. Aula ini sering digunakan untuk acara-acara keluarga dan pertemuan penting, menambah kesan megah dan mewah pada mansion ini. Langkahnya b
ar itu terlihat kokoh dan mengesankan, dengan ukiran rumit di permukaann
rian terdengar da
i dengan rak buku yang penuh dengan berbagai literatur dan dokumen. Di tengah ruangan, ada meja kayu besar yang
k sebelum berbicara. "Apa
t, akhirnya Briella mengangguk pelan. Dia m
adaku. Sekarang!" titah Adrian yang son