icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pernikahan Sebatas Status

Bab 8 Tawaran Hilda

Jumlah Kata:1035    |    Dirilis Pada: 06/05/2024

rang jadwal kamu tinggal di aparteme

sentak Hilda. "Siapa perempuan ini, Ga!" ser

Ganendra kembali merengkuh tubuh ramping Jingga sam

orot penuh amarah. "Jangan katakan kala

a adalah istriku yang sah. Kami menikah seca

otot tajam. "Lelu

da Jingga yang ketakutan. "Coba ambil buku nikah kita," suruh Ganendra s

Dia membuka tas dan mengeluarkan dua buah buku

sambil menyeringai puas. Dia menyodor

minya. Namun, Ganendra bergerak lebih cepat. Dia mengangka

ntik emosi. Dia memukuli dada bid

elihat hal itu. Perlahan

ingin supaya aku menuntut cerai darimu, kan?"

i tepi ranjang. Dia melipat kedua tangannya di dada sambil mengamati Jingga dengan tatapan yang sama sekali tak be

gambil gadis muraha

! Dia bukan gadis mur

yang kamu beli keperawanannya. Jangan dikira aku t

angnya kenapa?"

menuntut macam-macam padamu. Iya, kan?" tuding Hilda. "Kamu ingin membung

ikahan kita tidak terikat secara hukum. Kamu tida

embayangkan meninju rahang Ganendra, walaupun dia tahu bahwa dirinya tidak akan pernah berani

apalagi diusir. Jadi, beritahukan pada istrimu, jika mulai seka

napun, itu sama sekali bukan urusan

ni, seperti biasa." Hilda melepas heels, lalu mengempas

itu terseret turun dari ranjang. "Aku dan Jingga tidur di sini, kamu ambil tempat di s

ahan Hilda se

ra seraya menahan tawa. Baginya, suatu hiburan yang menyenangkan sa

terjeda ketika tiba-tiba terd

ra berdiri sambil memasang raut was-was. "Kamu masi

a untuk live meeting mendadak, bersama

" Ganendra memicin

Saya sudah menyambungkan panggilan live di laptop," tutur Sandra. S

ndra. Dia sempat mengangguk pada dua wanita ya

eraya tertawa pelan. Dia berjalan gagah keluar kamar, meninggalkan Hilda dan Jingga berdua. Ga

Jingga. Dia tak henti-hentinya mengamati gadis yang tampak jau

Kak," jawab Jingga

"Kenapa kamu mau jadi perusak rumah tan

Jingga. Dia mendongak dan memandang Hilda dengan mata berkaca-kaca.

ganku dengan Ganendra," timpal Hild

Jingga lirih. "Saya

kamu minta?" t

a menggeleng

lamaran Ganendra karena ua

ang baru saja dikenalnya, demi menebus utang-utang sang paman. "In

kan mata dengan sorot mata tajam tertuju pada Jingga, membuat gadis c

ar nasihat untukmu ya, Jingga. Berhentilah sebelum kamu sakit hati. Ganendra aka

saya

ya?" cecar Hilda, memotong k

inggu," jawab

dengannya. Aku sangat memahami karakter Ganendra. Sudah jelas tipe perempuan

langsung mendongak. Dia menatap

lima ratus juta, tunai!

bulat sempurna. "Lima

asalkan kamu bersedia meningg

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Sang Raja2 Bab 2 Pupus3 Bab 3 Kedua Kali4 Bab 4 Dua Wanita5 Bab 5 Perjanjian6 Bab 6 Ancaman Ganendra7 Bab 7 Sah Vs Siri8 Bab 8 Tawaran Hilda9 Bab 9 Negatif10 Bab 10 Uang Pengganti11 Bab 11 Panas Membara12 Bab 12 Sekretaris Baru13 Bab 13 Foto Candid14 Bab 14 Karet Gelang15 Bab 15 Setitik Rasa16 Bab 16 Jatuh Cinta 17 Bab 17 Menghilang18 Bab 18 Interogasi19 Bab 19 Sebuah Bukti20 Bab 20 Pondok Kenangan21 Bab 21 Orang Ketiga22 Bab 22 Demi Perjanjian23 Bab 23 Surga Dunia24 Bab 24 Sumpah Hilda25 Bab 25 Pulang26 Bab 26 Bercinta Tanpa Cinta27 Bab 27 Berbagi Gosip28 Bab 28 Memandang Kenyataan29 Bab 29 Hati Yang Terbakar30 Bab 30 Sakit31 Bab 31 Langit Malam32 Bab 32 Angan Liar33 Bab 33 Pesona Ganendra34 Bab 34 Ancaman35 Bab 35 Menemukan Jodoh36 Bab 37 Berlian Merah37 Bab 38 Perdebatan38 Bab 39 Kekasih Gelap39 Bab 40 Sandiwara40 Bab 41 Pernyataan41 Bab 42 Perawat Cantik42 Bab 43 Permintaan Sandra43 Bab 44 Sang Pahlawan44 Bab 45 Dinner Bersama Mertua45 Bab 46 Warisan46 Bab 47 Memulai Dari Awal47 Bab 48 Sepakat48 Bab 49 Panggil Aku Abang49 Bab 50 Terbakar50 Bab 51 Puncak Amarah51 Bab 52 Senyuman Terakhir52 Bab 53 Menantu Cantik53 Bab 54 Bertele-tele54 Bab 55 Bimbang55 Bab 56 Brutal56 Bab 57 Aroma Jingga57 Bab 58 Foto Rahasia58 Bab 59 Akhir Dari Jodoh59 Bab 60 Bukti Rahasia60 Bab 61 Senyum Perpisahan61 Bab 62 Perpisahan di Pagi Hari62 Bab 63 Runtuh63 Bab 64 Pucat64 Bab 65 Gita Dan Jingga65 Bab 66 Kilas Balik66 Bab 67 Kisah Gita67 Bab 68 Wanita Dua Generasi68 Bab 69 Dewandaru69 Bab 70 Pergi70 Bab 71 Kutukan Ganendra71 Bab 72 Mantra Istimewa72 Bab 73 Positif73 Bab 74 Berita Pagi74 Bab 75 Terkuak75 Bab 76 Masa Lalu Kelam76 Bab 77 Gagal77 Bab 78 Penghormatan Terakhir78 Bab 79 Sesal79 Bab 80 Tinggal80 Bab 81 Terpisah Benua81 Bab 82 Hati Yang Tertaut82 Bab 83 Padam83 Bab 84 Boneka Lucu84 Bab 85 Mencari Jingga85 Bab 86 Sophia