Pernikahan Sebatas Status
rofesi sebagai seorang artis, tentu saja harus mencari suami kaya raya
amu bisa menuntut segala hal, termasuk harta. Apalagi kalau kau berhasil memi
ila," de
mengetuk-ngetuk pelipisnya menggunakan telunjuk, lalu melepaskan g
u salah, Ga! Aku tidak akan mundur! Aku akan tetap berjuang
l Ganendra dingin. Dia membalikkan badan dan m
Hilda. Kepalanya sudah panas memikirkan tingkah Sand
ratas kemeja, lalu mengempaskan diri ke sofa. Terbayang oleh Ganendra senyuman dan tawa Jingga yang sempat memenuhi apartemen mewah yang selalu sepi dan
hraga di ruang gym pribadi ketika tiba-tiba ponselnya berdering nyaring. Tertera nama Atmawirya di
itu pula Hilda," jawab Atmawirya. Pria itu juga
menekanku juga?"
kepala itu. Walaupun aku harus menodongkan senjata ke kepal
odohkanku dengan Hilda. Namun, lihat hasilnya sekaran
rang wanita menuntut keje
tu pula dengan Sandra, dari awal sudah kutegaskan padan
hempasan napas pelan dari Atmawirya. "Berapa b
a, tapi dia menolak. Apa perlu kupaksa?" Ga
kehilangan tambang emasnya. BIsa bahaya kala
ciknya Hilda. Kenapa dulu menjodohkan d
erubah. Saat itu, kulihat kalian memiliki
nendra. Dia mulai lelah berbincang dengan s
Lukman? Apa dia turut hadir dalam p
ng. Tiba-tiba saja benaknya dipenuhi oleh bayan
rtemu?" sahut Atm
seminggu. Sedikit lagi, rumah dan tanah milik Agung Prasetyo akan menjad
dak ingin lagi rumah it
nih?" seru Ganendra
bisa menjauhkanmu dari para wani
ya?
Jingga," uj
lang Ganendra. "
k secara agama dan negara, aku yakin, Hilda dan Sand
kukatakan pada Papa. Aku tidak ingin menikah secara sah. Aku ti
Jingga supaya tidak menuntut macam-macam. Kalian hanya c
sang ayah sangatlah brilian. "Benar juga," gumamnya. "Bai
uru dia mengaitkan kancing yang sempet terlepas, sambil kepalanya mengingat-ingat alamat ruma
mah sederhana, tetapi terlihat cukup luas. Pekarangannya asri dan teraw
membuka pagar tanpa permisi. Saat itulah, pintu rumah terbuka. Tampak Jingga kel
hanya mengenakan daster sederhana bermotif bunga tersebut. Pria rupawan it
? Ini belum satu mingg
" balas Ganendra d
melayangkan tata
Ganendra. Intonasinya beru
dak enak dilihat tetangga kalau aku
gan, lalu duduk di kursi rotan yang terdapat di teras. "Aku
n lagi. Tak ada lagi yang berharga dalam hi
u menggeleng pelan demi menepiskan perasaan aneh tersebut. "Anggap saja aku yang akan melunasi selu
uk membayar kebaikan anda?" ta
ekat ke arah Jingga. Jemarinya lembut membelai wajah cantik itu.