Pernikahan Sebatas Status
m?" Jingga mengge
aafkan om." Pria paruh baya itu tiba-tiba bersimpuh di hadap
irih. Setelah semua pengorbanan yang dia laku
menyerahkan tanggung jawab untuk merawatmu pada Om, Nak.
e-tele." Jingga berusaha melepask
pria bernama Lukman itu mendong
an untuk membuka bisnis kecil-kecilan. Awalnya, bisnis berjalan lancar. Om bisa membelikan segala
esepakatan, harus Om ingkari. Uang itu habis untuk membayar kuliahmu dan makan sehari-hari. Tanpa sadar, utang om sudah menump
semua dipersulit. Teman Om juga tidak mau tahu. Dia ing
sita bank? Padahal hendak diberikan pada teman Om
awabnya deng
kutahu, rumah ini bisa dihargai lim
k, Ngga. Bisa dibayangkan ber
engan kasar. "Aku tidak mau kehilangan rumah ini.
Entah sudah berapa kali
udah menghancurkan hidup kita. Terutama hidu
ulan panas penuh dosa bersama Ganendra selama seminggu penuh. Jingga menggeleng pelan.
baik untukmu. Om sungguh tidak menyangka kal
juta itu pada teman Om secepatnya. Nanti kita bisa b
-kata. Dia kembali mengan
, darimana uang sebanyak itu,
apatkan uang itu. Yang penting, aku sudah punya sebanyak
sampai kamu dapatkan uang itu dengan
tir mendengarnya. Nasihat Lukma
Om?" ajak Lukman setelah beberapa
ngga yang sudah merasa tak nyaman dengan dres
ersiap-siap, Lukman menghubungi seseorang. Cuk
gin membicarakan masalah penyitaan rumah," uja
urus semuanya," sahut suara di seberang sana. "Apakah ru
abang saya sebagai pengganti pelunasan utang. Saya baru berhasil mengumpulkan
g budi pada kakakmu, mungkin aku sudah menjebl
ar anakku yang mengatur semuanya!" tegas Atmawi
dengan setelan favoritnya, kemeja sederhan
a itu duduk di jok motor. "Maaf ya, Ngga. Kamu jadi naik motor ke ma
ekarang adalah melunasi utang,
ang Lukman kendarai tiba di kawasan perumahan elit. Mereka be
or dan mendekat ke pintu kecil yang berada di sisi gerba
di atas gerbang, bergerak hingga le
bapak datang," ujar suara yang keluar dari pe
menghubungi Pak Atmawirya. Beliau menyuruh
tra Pak Atmawirya juga baru saja datang. Lan
n dipersilakan membawa motornya masuk. Dua orang itu sempat kebingungan saat melintasi hal
ngan Lukman dan Jingga. "Saya Sandra, asisten Pa
" Lukman memperkenalkan diri sera
atatan. Namun, biar putra Pak Atmawirya sendiri yang akan menjelaskan secara det
angannya ke bangunan lain yang be
ga masuk ke ruangan yang mirip dengan ruang meet
beralih pada Jingga. "Bagaimana, Ngga? Apa
nselnya ketika ruangan itu terbuka. Sesosok pri
ama saling pandang dengan sorot ter