SHE'S SPECIAL
an sempurna. Segala perlengkapan telah mengisi rumah itu dengan pe
pan. Kanaya mencari hadiah paling cocok untuk seorang pria dan ingin memastikan jika pria itu akan memakai setiap hari benda yang dihadiahkan o
n aksesoris berada. Ia memesan dua buah kalung sekaligus karena ia pun mau. Pesanan pertama adalah berupa kalung dengan bandul be
aya Mallory Lucano. Gadis itu menggeleng pelan ketika terpikir
lung dan tak lupa untuk membayar uang muka. Pesa
lih untuk membeli beberapa makanan dan meminta pada supir agar mengantarn
Kanaya ketika melihat nama kontak Hayden tertera di layar ponselnya. Pria it
r Kanaya. "Aku sedang menuju kantormu, kita makan siang bersama hari ini. Tutuplah teleponnya," pinta Kanaya ketika menyadari jika kanto
an meminta pada supir agar pulang saja
dengan alasan takut menggangu orang yang ada di dalam sana. Barulah ketika mendapat perin
serta membereskan berkas-berkas yang sedang dikerjakan, menyambut k
memijat leher sebisanya. Kanaya mengangguk, sontak
ayden sambil menyodorkan satu gelas air putih pada Kanaya. Gadis itu meneguk sampai se
aki itu di atas pangkuan, memijat pelan serta meng
sama memerah. Kanaya menggeleng, Hayden yang sudah berniat hendak mengobat
," ujar Hayden mencoba menasihati Kanaya agar segala sesuatu yang ada pada diri gadis it
anaya saking tak kuatnya menahan lapar. Hayden mengangguk patuh, menyimpan kaki
n menggeleng dan memilih untuk menyuapi Kanaya s
us mangga yang memang segar. Ia memilih untuk memakan makanannya sendiri dengan sesekali melirik ke ara
ka gedung-gedung itu memilikinya," ujar Kanaya dengan tatap
ayden membuat fokus gadis itu terpaku pada Hayden saja. "Tentu! Kapan kita akan ke atas
ab Hayden yang segera disetujui oleh Kanaya. Setiap hari pun ia hanya mengikuti Hayden saja, toh
an mendekati Kanaya. Pria itu membawa Kanaya untuk duduk lesehan
p awan yang tidak ada tampan-tampannya itu," ujar Hayden membuat Kanay
aku sangat menyukainya. Kali ini kau kalah oleh awan," ledek Kanaya membuat Hayden kesal
egelapan dengan pencahayaan sedikit kurang karena sebelumnya Hayden mengand
uat Hayden reflek mencari tombol itu dan membiarkan Kanaya kembali meli
ang napas kasar, entah mengapa hari ini ia tampak sangat tidak bersemangat untuk ber
ang aku kenal, ke mana gadis itu?" tanya Hayden dengan
ak apapun sekarang, aku tidak akan membantah ataupun berdeba
ngalah. Aku tidak menyukai Kanaya yang seperti ini, ini bukan Kanaya milikku," ujar Hayden panj
dalam mood yang kurang baik. Gadis itu tidak menolak ket
aya. Hayden mengusap pelan lengan Kanaya yang sedang berada di pelukan, gadis
n sendiri masih belum berani memindahkan Kanaya pada sofa, membiarkan gadis itu tertidur di dalam pelukannya dan akan dipindah
telinga Kanaya terlebih dahulu sebelum m
an yang mengerti pun memilih untuk bersabar terlebih dahulu karena Ha
ingin mengajak bekerja sama. Tentu Hayden menerima ajakan itu, menyuruh Zayyan untu
ncium seluruh bagian wajah Kanaya agar mendapat semangat lebih baik lagi. Dan Hayden juga tak lupa untuk menyuruh or
*