SHE'S SPECIAL
lum memberinya izin untuk memelihara kucing. Entah harus dengan cara apa Ka
p-siap untuk mengerjakan sesuatu di laptopnya. Pria itu tampak sibuk, namun kedatangan
g. Pria itu menaikkan sebelah alisnya agar Kanaya cepat memberi tahu kabar penting itu. "Aku tahu nama asliku. Apa kau ingin
tu terdengar sangat indah dibanding nama yang ia berikan. Dan yang menjadi pertanyaan
t menyukai namanya! Jangan panggil aku Celine, panggilah aku Kanaya! Na
Kanaya tidak memerdulikan nama aslinya dan memilih un
s itu memilih pergi dengan meninggalkan Hayden sendiri bersam
edari tadi menganggur dan memilih untuk mengejar Kanaya saja. Gadis i
mbut dan tersirat sesuatu di dalamnya. Perlahan Kanaya membuka mata, sedikit me
tu penghuni yang menyebalkan. Dan itu kau. Meskipun begitu, aku tidak mempermasalahkannya. Yang aku permasalahkan a
knop pintu dan menguncinya. Kanaya mengerutkan dahi, kenapa Hayde
memikirkan rencana ke depannya," ujar Hayden dengan tubuh yang semakin mendekat ke arah Kanaya. Gadis
agar Hayden bisa kembali bersikap normal. Detik selanjutnya Kanaya merasakan jika
dengan sedikit melepas bibirnya dari dahi Kanaya. Wajah gadis itu bersem
dariku, aku akan selalu mengurusmu dengan baik," pinta
dis itu tengah menikmati dekapan hangat seorang Hayden sert
*
yertai dari Hayden. Pria itu selalu menyemangati Kanaya agar bersemangat ketika mulai pasrah d
profesional. Hayden tidak bisa menghitung berapa
k memeluknya. Pria itu baru saja pulang bekerja dan tiba-t
saja gadis mungil yang selalu menunggunya dengan wajah ceria dan menggemaskan, hal itu tentu saja membuat rasa ingi
gi. Mungkin bisa dikatakan abadi," jawab Hayden membuat Kanaya mendengus geli. Gadis itu
menggunakan lengan gadis itu pun mem
kali tidak mengerti apa yang ditanyakan oleh pria itu. Padahal, d
itu membulat sempurna ketika Hayden melirik ke arah dada. Dengan cepat
memburu. Hayden tergelak, melihat raut wajah Kanaya yan
h Hayden dengan sesekali menepuk tempat di sebelahnya. Kanaya menarik napas sebanyak dan setenang mungkin, ba
lkanmu seperti tadi," balas Kanaya membuat cengiran khas seorang Hayden terbit. Pria itu mencium sekilas pipi gembul Kanaya sebelum melesat pergi untuk membersihkan diri. Kas
sebelumnya, kini lemari Hayden tampak lebih terususun rapi tanpa harus tercecer ke mana-mana karena ada Kanaya yang
ak masuk ke dalam kepalanya. Gadis itu terkadang sangat menjengkel
dipakai olehnya berada di atas kasur. Gadis itu mengangguk pelan dan
ran sofa saja. Rasanya memang sedikit lelah, namun mengingat jika rumah yang dija
ya. Sebelum mencapai finishing, Kanaya meminta jika kamarnya ingin dicat ulang menggunakan warna pi
lihat Kanaya yang sedang melihat-lihat hasil foto rumah melalui tabnya. Gadis itu
e tempat semula dan beralih untuk membuat ibu jari gadis
ikian. Apakah tidur bersamanya akan merugikan? Hayden rasa tidak. Dan Hayd
Kanaya agar Hayden tidak merajuk. Pria itu mengendikkan bahu acuh, rasanya bena
itu hanya membalas dengan deheman saja, siapa yang tidak kesal jika seperti itu. Dan Kanaya tentunya merasakan kesal, jika bukan karena pria itu sangat
*