SHE'S SPECIAL
ertutup selimut tebal. Hari libur memang menjadi hari yang sangat menyen
u jam yang lalu tengah bingung sekarang. Setelah mandi tadi Kanaya mulai bingung hendak
a dirinya sendiri ketika belum mendengar sesuatu yang disebabkan
us menemani dirinya yang tidak bisa tertidur, sedangkan pria itu sampai mem
meskipun ia sendiri me
n meledak!" ujar Kanaya sambil menusuk-nusuk perutnya meng
n itu menyuruhnya untuk sarapan terlebih dahulu. Tanpa menunggu waktu lama lagi Kanaya sege
putih untuknya. "Sepertinya belum. Dia memang seperti ini jika hari libur. Bahkan sam
erti itu! Secepat mungkin Kanaya menghabiskan sarapan serta susunya, barulah s
eorang yang masih sibuk terpejam dibalik
Kanaya membuat Hayden mau tak mau bangkit dan membasuh wajahnya sebentar. Memang peru
hati yang senang. Jika saja Kanaya belum memasukkan sesuatu ke dalam perut, mungkin kini Hayden memilih untuk me
membersihkan diri dan menyusul Kanaya yang sedang menikmati acara televisi pagi hari. Keduanya menonton
Gadis itu beranjak pergi membuka lemari dingin dan menemukan makanan lain di sana. Tanp
iri," ujar Hayden pada Kanaya yang terlih
lengos begitu saja membuat Hayden hanya bisa bersabar agar tidak memancing am
nggalnya tidak sepi seperti dulu. Ocehan Kanaya terk
ya Kanaya setelah mengunyah dan menelan makanannya. Hayden hanya mengendikkan bahu acuh, toh baginya Kanay
i," jawab Hayden membuat Kanaya mengangguk paham. Dirinya tidak sabar untuk sembuh sepenuh
us merepotkanmu?" Hayden menarik nafas pelan, mencoba mengalihkan tatapannya dari lay
engamuk jika perutmu lapar." Kanaya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ucapan Hayden memang ada benarnya juga. Lagi pula, manusia mana yang tidak
uatnya. Entah apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh Kanaya, gadis itu kini tengah membuka gorde
eringat Hayden membuat Kanaya mau tidak mau mengurungkan niat itu. Gadis itu memilih untuk menikmati matahari pagi di balkon kamarnya saja. To
t! Lihatlah, di sini aku bisa menikmati kehangatanmu," ujar Kanaya sambil
um tipis melihat gadis yang berbicara tidak jelas de
dengan nyaman. Gadis itu tampak sedang bernyanyi, dilanjut menari, dan diakhiri dengan berpidato as
ndadak Kanaya kikuk dan duduk tenang pada kursi yang tersedia. Gadis itu merutuki dirinya sendiri lantaran telah bertingkah sesuka
k pergi mendekati Kanaya, duduk di hadapan seor
nutup wajahnya rapat-rapat menggunakan kedua telapak tangan mungilnya. Kekehan kecil lolos dar
rmintaan gadis itu, Hayden justru dengan sengaja menopang dagu dan semakin memerhatika
rada di puncak malu paling tinggi. Tidak mau merusak mood Kanaya, Hayden memilih untuk pergi dan meninggalkan Kanaya yan
rpidato bak orang bodoh? Oh God ... kirim aku ke lautan dan tenggelamkan saat ini juga!" Kanaya terus bergerak
ng diambil sewaktu Kanaya menari. Tawanya pecah ketika rekaman itu menunjukan kaki K
*