SHE'S SPECIAL
memakai pakaian bekerjanya dengan benar dan rapi. Setelah selesai, barulah Hayd
datang tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu. Penampilan pria itu benar-benar rapi, dasi ser
nya yang terhenti sebentar. Pria itu mengangguk, dan it
nya, "ada masalah jika aku bekerja?" Kanaya menggeleng namun d
embuat Hayden bingung sekarang. Perusahaan benar-benar membutuhkannya sekarang. Namun,
aya menggeleng, bangkit dari kursinya dan memegang pergelangan tangan Hayden
rapan bersama. Tentu pikiran Hayden sedang tidak tenang sekarang. Bingung
anpa dibalas apapun oleh Kanaya. Mendengar kata bekerja yang akan dilakukan oleh Hayden benar-benar membuat
li memasuki kamar. Gadis itu pasti sedang merajuk sekarang. Hayden sangat hafal d
memangnya mau tidur dengan alas tikar saja? Yakin kuat menahan lapar jika aku tidak mampu membeli makananmu
batang hidungnya. Namun menit berikutnya gadis itu
n semakin menarik gadis itu agar mendekat padanya. Hayden tersenyum mene
boleh meminta apapun jika aku pulang nanti," ujar Hayden berharap Kanaya bi
i aku. Aku yakin perusahaanmu tidak akan hancur jika pemimpinnya mengambil libur di hari kerja walau hanya satu hari. A
angan menjinjing tas kerja. Bibir Kanaya spontan melengkung ke bawah, gadis itu memandang keper
kan ide baik untuk mengisi waktunya agar tidak terlalu terbuang sia-sia. Mungkin
beberapa bahan guna dirinya bersandar. Juga camilan serta minum
sanggup menontonnya sampai akhir atau tidak, Kan
. Namun menit selanjutnya Kanaya reflek menutup wajah menggunakan
unci pintunya rapat-rapat. Bayangan tentang horornya film itu membuat Kanaya tidak m
naya merapalkan doa-doa dalam hati agar dirinya tetap aman. Ketukan semakin te
endengar suara yang sangat familiar di telinga. Dengan cepat
agahnya, tanpa sadar Kanaya menubru
buat Hayden heran dibuatnya. Selama belasan tahun tinggal sendiri
au penakut, pilihan yang buruk jika tetap memaksakan diri untuk menonton film horor." Kanaya
begitu, aku tidak akan menonton film horor karena ada kau sebagai teman. Set
lebih dahulu. Aku pergi," ujar Hayden setelah memastikan urusannya selesai. Pria itu kembal
ahi pria menyebalkan itu. Kini dirinya bingung harus berbuat seperti apa dan h
ktu luang. Semenjak memasuki sekolah dasar, ia memang sudah sangat menyukai bermain piano. Hal itu membuat kedua orang tuanya membelikan ben
lah mengisi waktu luang Kanaya. Sampai pada akhirnya siang hari tiba, asisten datang dan ber
yang menelpon. "Apa?" tanya Kanaya ketika sambungan itu mulai terhubung. Menging
Aku sedang tidak ada di sana dan tidak bisa mencubitmu jika kau melanggar peraturan," ujar Hayd
, pulanglah dan bantu aku. Jika tidak-" Tut. Panggilan itu terputus, beber
n Hayden sangat-sangat menyebalkan, pria
enampilkan seseorang yang sedari tadi membuat Kanaya kesal. Pria itu terlihat sibu
perangah mendengarnya. Hayden terburu-buru k
ri. Kau tidak perlu membantunya," ujar Kanaya dengan senyum meyakinkan. P
ang sebelum kembali bekerja. Dan sayangnya, Kan
dan makan sepuasnya untuk menungguku pulang. Aku pergi," ujar
*