SHE'S SPECIAL
Kanaya menikmati matahari sore di atas roof top gedung perusahaannya. Gadis itu tampak bersemangat, Hayden
dengan Hayden. "Kau gila?" tanya Hayden membuat tawa Kanaya pecah. Gadis itu sangat suka melihat raut wajah Hayden
ut wajah kesalnya. Kanaya terkikik geli dan meminta maaf p
ur. Hayden segera membawa Kanaya ke atas sana, tak lupa juga untuk membawa camilan dan minum agar tid
gan lantai berupa bebatuan. Terdapat beberapa pohon tak terlalu tinggi dengan bunga-bunga cantik men
ngkin aku tak perlu pusing mencari tempat yang nyaman untuk berdiam diri," ujar Kanaya yang
pohon memiliki tinggi yang sama dan hanya sebatas Kanaya saja. Tentu memiliki alasan karena di atas leb
h untuk duduk bersama dengan Hayden pada kursi panjang yang tersedia.
t dari raut wajahnya saja jika gadis itu sedang haus sekarang. "Kau selalu tahu t
justru lebih menyukai memperhatikan Kanaya yang tengah menik
t rambut indah yang tergerai bergoyang ke sana-kem
indah dari Kanaya, bahkan matahari serta
ngil mengarah pada dua burung yang sedang terbang. Hayden mengangguk, dua burung itu memang terlihat sanga
dirinya. "Aku memiliki pesawat jet yang jarang dipakai, kita bisa memakainya untuk terbang di ata
akai. Aku takut jika ada tikus masuk dan menggigit salah satu kabelnya," ujar Kan
hkannya. Kau tidak perlu khawatir tentang itu," ujar Hayden membuat Kanaya bisa bernaf
Kanaya agar perut gadis itu tetap tenang, toh meli
a untuk pulang karena angin berhembus dengan kencang. Gadis itu juga meminta untuk
urian utuh pada keranjang belanjaan. Gadis itu mengangguk, hal itu sontak membuat Hay
tidak suka Hayden pada buah durian. Pria itu mengangguk, son
kembali melanjutkan perjalanan untuk mencari
Tak berapa lama kemudian Kanaya menyudahi aksi memburu buah-buahan dan meminta pada Hayden unt
ang jika sedang bersamanya. Padahal, H
uahan. Hayden sendiri hanya diam dan memijat kepalanya yang seakan hendak mengeluarkan api. Macet perjalanan membuat Hayden benar-benar
ka Kanaya marah lebih besar dari rasa berani untuk menghentikann
kan secangkir kopi untuk Hayden, menyimpan cangkir i
mencoba menyinggung tentang keinginan dirinya untuk bekerja. Hal itu sudah dibahas sebelum keduanya melakukan pinda
Kanaya mendengus kesal. Uang yang diberikan oleh Hayden sama
sa mengacau saja," ujar Kanaya dengan tatapan murungnya. Hayden menarik napas pelan, m
diam di rumah dan urus aku saja. Itu lebih dari cuku
mpurna bagi Hayden, gadis cantik yang sedang menonton televisi memilih menggunakan lengannya sebag
a yang masih terlihat damai membuat Hayden tersenyum kecut memikirkannya. Padahal, Kanaya sudah
aya menggunakan kode-kode seperti orang pada umumnya agar gadis itu sadar. Hayd
esuai guna memberi hadiah yang sebentar lagi akan selesai. Apakah ia harus memberikannya ke
u tersenyum senang dan tak sabar untuk segera me
anaya menegakkan duduknya dan menatap Hayden lekat-lekat, pria itu tampak s
aya bingung. Belum sempat gadis itu memberi kata setuju, Hayden lebih dulu men
balas pelukan Hayden dan mulai
*