SHE'S SPECIAL
itu sangat sibuk. Memang Hayden selalu pulang dengan waktu yang teratur,
Kanaya dengan tatapan mata tertuju pada figura besar Hayden yang tertempel di dindin
likan oleh Hayden 3 hari yang lalu. Dengan begitu ia tida
ponsel genggamnya untuk menghubungi pria itu. Ketika waktunya tiba, dengan
tanya Kanaya, terdengar suara grasak-grusuk dari seberang sana. "Iy
ah itu aku akan makan siang dengan benar!" jawab Kanaya penuh semangat. Hayden mengangguk sekilas di seberang sana. "Ya, kau harus maka
u setiap malam," ucap Kanaya yang sudah bisa dipa
ian dan harus menghadapi tingkah menyebalkanmu jika pul
jar Kanaya yang berhasil membangkitkan senyum
gat yakin jika Kanaya tidak akan berani keluar. "Dasar!" setelah Kanaya berucap, sambungan itu terputus meninggalkan Hayden y
lebih lama lagi pria itu segera memakan makanannya yang disediakan oleh Kanaya pagi t
*
masih ada satu pekerjaan yang harus selesai hari ini juga. Pria itu hanya me
ta yang sudah memerah. Pria itu bangkit dari duduknya dan meregangkan otot-otot yang terasa sangat kaku. Tiba-tiba saja pikirannya t
ponselnya yang menunjukkan foto Anaya dengan raut wajah terlihat sangat b
beberapa makanan dan camilan untuk berjaga-jaga jika Kanaya marah pada
a adanya Kanaya yang menyambut di kursi dekat pint
a agar Kanaya yang entah ada di mana bisa mendengar suaranya. Bebera
yang terbuka dan tidak menampilkan siapapun. Dengan penuh kepanikan Hayden berlari ke sana ke mari menelu
mencoba menghubungi Kanaya lewat telepon namu
naya keluar dari apartemen dengan tas selempang berukuran sedang. Rekaman cctv yang menunjukan bagian Kanaya sedang me
embantu mencari Kanaya. Bahkan Brian yang sedang berada di luar negeri Hang tadi yang menyuruh Kanaya untuk pergi. Dan sialnya gadis
besar, tidak mudah mencari keberadaan gadis mungi
meminta bantuan temannya yang bisa melacak untuk membantu dirinya melacak Kanaya
k terlalu ramai membuatnya bisa sedikit tenang. Belum lagi posisi duduk yang tepat be
aja terdengar suara rusuh. Tak sengaja telinganya mendengar sese
r di seluruh tubuhnya membuat Kanaya yang melihat itu mengerutkan da
untuk ikut dengannya. "Hey, aku belum membayar-" Hayden menyela. "Bayar, Jack!" titah Hayden pa
a. Pria itu masih mencoba menormalkan detak jantungnya yang seakan
a diam dan bergelut dengan kesunyian. Gadis itu men
uruhku pergi! Dan aku segera menurutinya," jawab Kanaya d
tu membuat nyali sombong Kanaya menurun. "Kau pun harus janji tidak bole
kmu jalan-jalan meskipun dengan waktu terbatas," ujar Hayden yang segera diangguki ol
ramkan dari apapun. Kanaya lebih menyukai wajah datarnya de
a di atas sofa. Sungguh, duduk terlalu lama ternyata
r Kanaya tidak kembali kabur. Jangankan kabur, Kanaya terlihat sangat lelah sekarang. Begitu pula dengan Ha
gkit dan duduk di samping Hayden. Pria itu me
istirahat. Aku akan menyiapkan air hangat," ujar Kanaya penuh khawatir dengan gerak-g
esai mandi, Kanaya menyiapkan beberapa makanan serta obat sakit kepala yang kini ditaruh di atas meja pada kama
biarkan begitu saja dan menjadi konsumsi Kanaya. Pipi gadis itu tampak merona, cepat-cepat memalingkan wajahnya dan me
tadi selalu terbayangkan di kepala Kanaya. Gadis itu beru
*