Dendam Cinta Sang Miliarder
g gadis yang saat itu tengah berbaring tepat
tanyaan tersebut, mengernyitkan kening sembar
yang saat ini ia tempati dan menyapa manik mata yang bar
nya, sembari menatap gadis ca
nya dan menoleh ke arah Saga, menunjuka
. "Selamat pag
, bahkan ada ketakutan yang terpancar
Luna bertanya de
tar, menelisik wajah dan tubuh kekar pr
etapi memiliki beberapa tato di lengan kiri bagian atas. Surai hitam legam yang
kehilangan fokusnya untuk sesaat, apa lagi kal
anjang dada, atau mungkin bertelanjang bulat di bawah naungan selimut yang sama, dengan dirinya, membuat Luna buru-buru menunduka
erbaring tanpa sehelai pakaian p
angannya mengarah lurus ke depan, menatap langit-
mat ujung selimut yang membalu
embali angkat suara, bertanya ... me
enelan ludahnya dengan susah payah. "Ka-kau dan a-a-a
g seketika muncul dalam benaknya, di detik pertama ia menyadari, badudukan diri. Ia menunduk sesaat, lalu
ngeri terpatri dengan sempurna di sana. "Bagaimana jika
nya ke arah Saga, menatap pria tampan itu dengamendekat ke arah Luna. Ia mengulurkan salah satu tangannya unt
Saga cukup terkesan. Pria tampan itu bahkan terkek
gadis malang yang tengah ketakutan di hadapannya itu. "Kau tahu, semalam kau sangat luar bia
itkan diri, memposisikan tubuhnya untuk duduk, tanpa melepaskan cengkra
una semakin gemetar, begitu juga dengan bibir tip
miring. "Sweety, bukan permerkosaan namanya jika kita
memendarkan pandangannya sesaat. "Aku b-bahkan tidak ta
sesak, memikirkan bahwa pertamanya telah direnggut oleh pri
n tidak ia berikan begitu saja pada k
itu berharga bagi Luna, kini telah direnggut bahk
kepiluannya berderai, sembari meremat kuat uju
au tidak perlu tahu siapa aku,
itu dengan tatapan tajam, penuh kemarahan. "Apa kau sudah tida
ya naik-turun dalam tempo yang cukup cep
a dada gadis cantik itu. R
udah merenggut kehormat
dan marah yang ia rasakan, saat itu bahkan Luna mengabaika
Dua telapak tangan pribadi tampan itu mengepal kuat, membuat pembulu darah dan urat nadi yang menjalar di tang
basahi wajahnya. Ia menengadah, menatap Saga, nanar. "Apa maksudmu? Me-memangnya ap
akan di lantai. "Jika kau ingin menangis dan memikirkan apa yang terjadi pada kita semalam, silakan. Aku tidak perduli dan tidak ingin menjelaskan
mbelakangi Luna, membuat Luna sekatika mem
lalu, meninggalkan Luna dalam kamar yan
ba mengingat yang terjadi semalam p
menangis di sana, meratapi nas
arnya sudah terjadi, tapi keadaan dirinya dan Saga,
nya yang dihardik sebagai seorang penjahat oleh pria yang