icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dendam Cinta Sang Miliarder

Bab 10 Tamu Tak Diundang

Jumlah Kata:1447    |    Dirilis Pada: 16/01/2024

u yang mengganggu pikiranmu?" Rafael bertanya pada sang istri yang kala itu baru m

pantulan cermin yang ada di hadapannya. Ia

ngkaran hitam di ba

an. "Hemmm. Kau benar. Beberapa hari terakhir ini a

a. Kerutan dalam memeta di kening

yang berada di tempat tidur. "Kau ingat nama g

g merupakan penyeba

angguk gam

ah dengan nam

hunya sedikit melemas. "Entahlah. Nama itu seperti tidak asing bagiku dan terus mengganggu piki

aja. Mungkin itu hanya perasaanmu saja. S

*

api dia belum juga memberi kabar," gumam Luna selepas m

artemennya. Duduk dengan perasaan tidak tenan

abatnya yang tak kunjung bisa ia hubungi semenjak malam itu, malam di mana d

Freya tidak datang ke butik pada keesokan harinya. Benak

eya tidak akan menghilang seperti saat ini, kalima

da Saga, karena bagaimanapun, hilangnya Fr

k mungkin," kilah Luna

itu menatap kosong salah satu sudut ruang. "Dia tidak mungkin berbuat se

pergi ke tempat pria itu. Namun, di sisi lain, perasaan Luna memaksa dirinya untuk tetap diam di sana, b

gi menemui Saga. Ia takut, jika sesuatu yang lebih bur

rinya tiba-tiba datang ke kediaman pria itu, kemudian Freya tidak ada di sana, itu artinya sama saja L

un tindakan apa yang harus dilakukan, tiba-tiba bell dari

itu seketika mengalihkan atensi, men

ali mengudara, berdering nyaring hingga memenuhi

kit dari duduknya.

ang datang malam-malam seperti ini, Luna segera m

hui pasti password yang digunakan Luna, sebab itulah Luna yakin, j

nasaran yang semakin mencuat, membuat Luna tidak berpikir pan

terbuka, Luna dibuat terkejut bukan main. Kedua mata gadis

na sudah menjelaskan segalanya. Menjelaskan, bahwa gadis cantik it

tunjukan adalah sebuah keterkeju

ak biasa. Senyuman yang tidak pernah Luna sangka, ternyata bisa terpatri indah di

ra berulang. Benaknya masih mencoba me

rkas Saga seraya menyandarkan tubuhnya di bing

an tatapan penuh waspada. "A

. Ia tersenyum. "Tentu saja untuk m

ku ... ke-kenapa kau ingin men

h Luna, membuat Luna terkejut bukan main, karena dalam satu kali gerak

aga sembari memundurkan sedikit kepala, membuat jarak

yeringai

ggah di kening Lu

ginkan?" Saga berucap dengan begitu lugunya. Tata

imu," tegas Luna seraya

an, dengan begitu cepat. Pria tampan itu menahan daun pintu

a kau bersikap seperti ini? Bukankah kau seharusnya mempersilakan ak

a tandingi, hingga Luna mau tidak mau membiarka

itu termangu, menatap Saga dengan begitu percaya dirinya melangk

di ruang utama, kemudian menoleh ke arah Luna sambil ter

yang saat ini Saga tunjukan, sangat berbeda jauh deng

urang, terutama saat senyum manis terpeta di bibir pria tampa

u lebih dulu," sarkas Luna selepa

mping sofa yang Saga duduki, d

saat. Ia kemudian terkekeh. "Ah,

dak akan membiarkanmu sing

ya. "Kenapa? Padahal, malam in

ain dan katakan, ap

dua kakinya berada dalam posisi menyilang, menunjukan postur arogan yang semp

Kenapa kau in

pintu utama apartemen Luna yang dibiarkan terbuka. "Kenapa kau t

uk berjaga-jaga. Siapa tahu kau b

eraya terkekeh. "Apa kau selalu

matian bersikap seolah biasa saja menanggapi Saga,

ndakan yang dilakukan oleh Saga,

yang duduk di hadapannya itu

antara dirinya dan Saga. "Berhentilah berbasa-basi." Ia memberanikan diri

apa kali aku katakan padamu, jika aku da

ku." Luna berucap sembari berjalan menuju pintu. Gadis cantik itu berd

senyum.

enengadahkan pandangan. beberapa saat.

idak. Ini sudah malam dan

, ayo kita ti

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka