Dendam Cinta Sang Miliarder
udah p
nya. Dirinya yang baru kembali ke apartemen miliknya, sama sekali tidak menyad
n tadi. Ia kemudian membuang napas kasar yang berasal dari rasa lega, karena mendapati ke
Apa yang sedang kau pikirkan, samp
rhenti. Ia yang sebelumnya hendak pergi langsung menuju kamarnya, mengu
kosong, tepat di samping Farel. "Aku hanya meras
ata indahnya menatap wajah lelah gadisnya
ala. "Tentu saja." Ia memiringkan posisi duduknya, guna menghada
pan singkat di bibir tipis gadisnya, tanpa memberi aba
n serangan mendadak dari Farel, Farel malah tersenyu
sedang sangat merindukanmu, waktu tera
dian membiarkan manik hazel indahnya saling beradu tata
is lagi di bibirnya. "Kenap
Raut wajahnya saat itu menunjukan kebingunga
lutnya seraya memiringkan kepala, sesaat. "Entahl
tu sendu, menyiratkan kesedihan, walaupun hanya sesaat. Luna yan
? Aku mel
ngan lugunya. "Hemm
i duduknya, kemudian menyadarkan tubuh ke kepala
git-langit di atas sana, yang menaunginya. Sebel
ala Luna, penuh kasih. "Kalau be
matanya, lalu menoleh ke arah Farel. "La
a melaku
ekasihku, bu
tu, mari ki
apa yang dikatakan sang kekasih hanyal
nikah." Farel berucap dengan teg
ang kini tengah Luna dan Farel tempati tersebut. Keduanya b
erucap, memecah keheningan yang mulai terasa canggung, semb
nuju kamarnya. "Maaf, Farel. Lebih baik kau pulang. Sekarang, sudah
a hanya membiarkan manik jelaganya menatap sosok Luna yang menjauh dari pandanga
seraya memejam. Gadis cantik itu menengadahkan kepala sambil menggigicul di hidupku, semuanya
sa dikatakan lamaran yang dilakukan Farel beberapa detik
dar untuk bermain-main saja. Kehidupan pernikahan bersama pria
dengan Saga, angan-angan dan impian Luna itu rasanya sangat
ntuk bersanding dengan Farel. Pria baik seperti Farel, berhak mendapatka
apa kuat pun Luna meyakinkan diri, bahwa segalanya akan baik-baik saja dan hubungannya dan L
iba dalam hidupnya dan berhasil menghancurkan segala impian in
yang sebenarnya tidak pernah ia lakukan. Benaknya terus mendes
h atas keinginannya, akan tetapi ... tetap saja,
r atas apa yang te
ilik Freya sebelumnya, tiba-tiba muncul dalam i
ncul, seakan pria itu tengah b
butik Freya. Semakin lama gadis cantik itu mendengarkan perkataan Saga, semakin b
elum pernah bertemu denganmu sebelum malam itu. Lantas kapan aku melakukan kesalahan yang membu
t, kau akan tahu, kenapa aku bisa sebenci ini padamu
an perasaannya. Jika saja pria di hadapannya itu bisa langsung berterus terang dan memberitahu
adapannya saat itu. Ia akhirnya hanya diam, mematung, sementara manik
hidupmu menderita, sampai titik di mana kau akan me
ma ia beradu tatap dengan Luna, semakin membuncahlah
antai. "Baiklah. Silakan. Silakan lakukan apapun yang ingin kau lakukan. Kau marah? Kau memb
ang sudah berkaca-kaca, menatap langit-langit di atas sana untuk sesaat
n Saga dengan tatapan yang tak kalah dingin. "Kau tidak akan menemukan apa pun lagi dalam diriku, yang bisa membuat hidupku lebi
sana, meninggalkan Saga yang mematu
alkan butik milik Freya tanpa mengatakan
n ... Saga tidak akan berbuat macam-macam, selagi Saga hanya men
*
nimpa hidupnya, di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda, Saga terlihat tengah du
Pria tampan itu tersenyum getir, selepas menundukan pandangan, sekilas. "Maaf, harus membuatmu ikut terlibat dalam masalah yang dilak