icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dendam Cinta Sang Miliarder

Bab 7 Pengunjung yang Tak Diharapkan

Jumlah Kata:1387    |    Dirilis Pada: 16/01/2024

i hadapan Luna dengan gagah itu adalah tidak lai

h lagi ia temui di dunia ini. Baik secara

tungkai Luna melemah, hingga tidak mampu lagi men

meninggalkan benak dan memberikan mi

ngan. Namun, setelah menunggu beberapa saat dan yang ia dapati hanyalah tatapan nanar dari Frey

memokuskan atensinya ke arah Luna yang masih diselimuti r

gartikan. Di bibir pria itu, perlahan terpeta sebuah senyum sinis yang membuat waja

an Luna bisa tahu apa yang ia rapalkan t

mata jelaga milik seorang Saga, tidak teralihkan sedi

Freya merasa khawatir. Ia mengguncang pelan bahu

ya, menunjukan raut bingung, ayalnya seoran

pandangan, menelisik keadaan tubuh Luna, memastikan sahabatn

iarkan untuk menatap kesal langit-langit di atas sana beberapa saat. Dan kek

at, selagi membiarkan manik hazel indahnya menat

membangkitkan dirinya. Diikuti ole

a menjawab pertanyaan Freya, namun atensinya ma

enang, bisa kembali bert

ggil Luna dengan sebutan Sweeth

Freya. "Ah, kau men

lugunya. "Apa kalian b

t." Ia menjeda perkataannya seraya menoleh ke arah Luna yang masih set

nya dengan nada suara yang terkesan dingin, diduk

tikanmu." Saga menyeringai ngeri penuh arti, kemudian mengedipk

memberi tahumu, jika aku yang melakukan reservasi siang tadi?" imbuhn

ibir bawahnya kuat-kuat. Gadis cantik itu menoleh,

kenakan, membuat Luna menoleh ke arahnya.

ku baik-b

dari tadi tubuhmu gemetar sepe

ang mengepal di kedua sisi tubuhnya dalam keadaa

anjang, kemudian mengembuskannya secara perlahan

rlu khawatir." Ia menoleh lagi ke arah Saga. "Aku akan mengurusnya. Kau tunggu saja di bagian pemba

aktu bagi Freya untuk merespon perkataannya, mening

Luna mengalun, menyapa rungu

hat? Aku sedang memilih pak

h dipilihnya ke arah Luna, membuat Luna ber

nyum penuh kepuasan.

ju ruang ganti yang tersedia di butik t

pun sebenarnya ia tidak ingin. Yang Luna inginkan saat ini hanyalah membuat Saga

a yakini telah merenggut kesuciannya itu. Sekali bertemu saja,

ku, bukankah begitu?" Luna bertanya seraya menghentikan langka

udian menoleh. "Be

u merampas hal yang paling berharga bagiku malam itu?" Suara Luna mulai gem

engingat kejadian malam itu dengan sempu

kau ada bersamaku di bawah naungan selimut yang sama

bawahnya. "Kau benar juga. Jika dipikirkan, memang hal itu sudah cukup membuat

hingga kau melakukan hal i

sendiri. "Bukankah kau data

akan, mereka akan membawa

g memintamu untuk d

kan Saga yang memintanya untuk datang

bukan?" Seolah bisa membaca apa yang tengah Luna pikirkan, Saga bertanya dan

da sang adik terkait kejadian malam itu, tetapi sang adik masih

embuat Luna semakin putus asa untuk mencari tahu, setiap harinya, hingga ia memilih

enar. Anggap saja kita tidak pernah bertemu dan tidak ada yang pernah terjadi antara kita. Dan berhentilah muncul

una menaruh harapan, sepertinya

jadi, kemarahan dan kebencian Luna, lebih spes

isik raut wajah pun tatapan mata Saga. "Tidak kah kau

sembari memainkan lidah di dalam rongga mulutnya, mencoba meredam kemarahan yang seti

yang telah merenggut kebahagiaanku dan menghancurkan hidup orang yang berarti bagiku, lebih dulu?" Saga tersenyum sinis. "Aku muncul dalam kehidupa

a mak

memutuskan kontak mata dengan Luna. Raut wajahnya

na yang mematung, masih berusaha mencerna a

kan mulutnya berada sedekat mungkin dengan daun telinga gadis malang itu. "Ak

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka