Dendam Cinta Sang Miliarder
tanya pada Luna - sang kekasih sembari menunju
- tidak kelumis itu tersenyum, membiarkan manik m
k sedang memokuskan seluruh atensi padanya, seketik
nanar. "Hey, apa kau baik-baik saja?" Ia menyentuh lembut leng
terhenyak. Pandangan yang sebelumny
di air muka tampannya, membuat Luna dengan cepat memberi ulasan sebuah senyum
butik - tempat di mana Luna setiap harinya beker
busana, dari yang mewah luar biasa, hi
edikit melunglai. Ia menatap lembut manik mata sang ke
. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak terlihat gugup di hA-Apa maksudmu? Kenapa
tinggi kekar - berbalutkan teksudo navy itu memutar tubuhnya sesaat,
epan badan, bermain di sana dalam keadaan gemetar, m
dengan tatapan lekat. Raut wajahnya terlihat begitu serius. "Kau tahu, aku sudah mempe
ulur ke arah Luna, sebelum akhirnya meraih dan menggenggam lembut kedua telapak tangan gad
yang dibalut dengan ketulusan terdalam, sementara Luna ... tatapan
hangat, penuh kasih. "Aku sudah sangat mengenalmu, mungkin lebih daripada mengenal diriku sendiri. Ka
terjadi antara dirinya dan sang kekasih, karena tak k
ya mendekat ke arah Luna, sebelum akhirnya membiarkan
a yang kau lakukan?" bisik Luna, sebagai re
dirinya tidak pernah mengira bahwa Farel akan berani melakukan tindakan samaca
ngannya dan Farel sudah menginjak hampir dua
pelukannya, mempererat rengkuhan s
askan diri dari dalam pelukan hangat F
bahwa kau adalah milikku. Aku tidak akan melepaskanmu begitu saja
yang menaunginya. "Kau tidak bisa melakukan ini. Orang-orang akan menatap kita dengan tata
, diiringi dengan sebuah embusan napas kasar. "Ja
k begitu sayu, menatap manik mata legam Farel.
da yang terkesan sedikit merengek, berharap Lun
tap dirimu saja, sudah memb
di mana Luna menganggap kesucianny
tak memiliki ketenangan. Apa jadinya jika sampai Fa
, telah dirampas oleh seseorang yang bahkan sa
menerima Luna, meskipun
i kacau semenjak kejadian itu, membuat Luna
iang akan segera berakhir," tukas Luna seraya mele
adisnya yang perlahan menjauh dari pandan
Gadis cantik itu mematung di sana
gi? Mereka memintamu untuk kembali m
h ke arah Farel sambil tersenyum. "Tidak. Bukan itu. Kau tidak perlu khawat
bekerja tersebut, datang, menginterupsi, tetapi kemudian tidak merampungkan perkataanny
di mana Freya muncul, mendapati gadis c
saat yang kurang tepat. Silakan lanjutkan. Aku bisa
semakin dalam pada suasana canggung pun mencekam, Freya
embuang napas kasar. "Kau lihat, aku juga
in tak habis pikir, pun tak percaya. "Kau tahu, jik
engan perasaannya, hingga ia tidak mampu mengingat bagaimana dirinya bersikap pad
mang tidak ingin bicara padaku saat ini." Farel berjalan mendeka
esaat, sebelum akhirnya ia membawa wajahnya mendekat, hingga
l pun pergi meninggalkan Luna di sana, tanpa menoleh sek
rtawai, atau meremehkan dirinya sendiri. "Kau tid
oar samping butik tempat Luna bekerja, menatap lekat sosok gadisnya yang
alu dari sana menuju kantornya. Namun, entah k
ndangannya sekilas. "Tak apa jika sikapmu berub
reya, selepas Farel pergi. Freya menatap cem
hu Luna, membuat Luna sedikit terhen
n pun kecemasan terpeta di bibir
bil mengangguk samar. "H
ntara dirimu dan Farel, tapi aku harap, h
n denganku?" Luna mengalihka
hwa Luna saat ini sedang tidak ingin
bibir Freya. "Setelah jam makan siang selesai, ad
npa ragu membalas senyum Freya dengan se
nus untukmu. Tapi ada satu hal yang aneh." Freya tiba-tiba
maksu
yang melayaninya
"Aku? Kenapa harus aku?" tanyanya
u alasannya. Sang pemesan hanya memintaku mem
a yang melakuka
Ah aku lupa, dia juga mengatakan, jika kau akan la