Wanita Kedua Tuan Alex
a tentang siapa aku?" tanyany
an seksi dan nakal itu. Yang ternyata se
ketahui darimu, Om?" ta
p pipi para pria hidung belang?Apa kamu tahu, hatiku terbakar api cemburu melihatmu
lengkan kepalanya dan terus memandan
pria itu bukan lajang. Usia
Itu juga kesalahannya. Di sisi lain, ia juga meras
sudah memiliki anak
didih dan hatinya tiba-tiba melepuh. Butiran hangat perlahan ja
embuatku jatuh cinta, Bianca
strimu! Tidak perlu memikirkan nasibku," ucapnya menahan r
aku ragu menerima tawaran Ibuku menjadi wanita penjajah tubuh. Tak a
rlama-lama lagi di sana han
uar kamar hotel da
Alex tidak sempat
ejar namun Bianca
kata Bianca menyeka air ma
n melajukan taxi membelah jala
dan melambaikan tangan ke
gil," kata sang sopir samb
hnya tanpa menoleh Alex yan
gat malam tadi ia mendapat uang yang cukup banyak. Bianca ke ATM te
assword pintu apartemennya. Berharap Ibunya sedang tidak di dalam, ia
nca yang tak kunjung pulang. Dia tidak bisa pergi ke mana
jalang!" sarkas Ibunya sesa
enumpah ketika meliha
a sedikit cuek, ia tidak meladenin
ru saja m
anya Ibunya merampa
elihat Ibunya yang langsung sibuk m
dan mengeluarkan beberapa lembar uang
rja, tapi uang c
tamu sepi," ja
ng ibu pesan dari Teh Lydia,
Tangannya sibuk merogoh kantong celana d
," lanjutnya semakin geram. "Kau gak pulang d
i di kafe sana!! kesalnya, geram de
an uangnya tadi kalau tidak a
ya di sofa yang masih si
oin pun. Bianca muak setiap mendengar Ibun
t kamarnya. Sosok Alex tidak
ika Alex mulai menyentuh setia
buaya darat. Sudah jelas punya istri dan
nya dari pintu kamar m
ra-pura tidur. Ibunya itu pasti i
k Ibunya menarik selimut ya
s saja pura
menarik dan
ngeknya berpura-pur
, kita mau pe
merasa ada yang tengah
mandi." Seraya menarik
dikenakan Ibunya. Ia yakin itu pas
," ucap Bianca berusaha mera
a men
kalung Bianca," bohongnya
namamu," ketus ibunya tidak p
an biduan di kafe Welly, kemari
kalung asli, hany
ng dan memberikannya. "Padahal semalam Ibu bilan
ambil. Mungkin saja dia percaya kebohongan Bianca tadi
sendiri yang mempermalukan diri
a, Bianca!! Kau cukup kerja cari dui
erpura-pura kuat itu tidak bisa menahan amarahnya. Apalagi mengin
h pun melihatku nyari uang susah masih saja boros, dan sok ikut
kirkan gengsi dan gengsi. Pernah gak mikirin keadaanku di luaran sana? bergoyang di tonton para hidung belang demi selembar uang? Pernah g
aku h
an aku memikirkan untuk diriku se
*