Wanita Kedua Tuan Alex
L
L
L
jah Bianca sebagai jawaba
kabur, sesaat hanya bisa terdiam untuk mengumpulkan kekuatannya sebelum berlari ke ka
ang tengah dirasuki kemarahan itu menyeretnya yang tengah memohon-mohon itu ke kamar mandi. Menggu
snya ketika Ibunya menc
n menginjak-injak harga diriku!" ger
embongkar isi tasnya dan
encampakkannya kasar kep
ke mana aku harus
i gaun yang dikenakannya
i Ibunya yang membuat Bi
erikan sepatu high heels mungkin seting
k," isaknya mengembalikan sep
? Kau pake atau aku akan melakukan hal bur
juga hidupnya sudah sangat buruk? Tapi Bianca tidak ingin ber
ia menurut ketika Ibunya kembali menarik paksa
engan kecepatan tinggi, dan akhirn
otel mana Ibunya membawanya kini. Itu
tanyanya bak kerbau di cucuk h
u sampai ketika mereka berhent
nggung Bianca. Gadis itu hanya men
menunggu di balik pintu. Wajah pria tua itu tampak
kuduknya berdiri. Rasa jijik dan benci melihat
sok lembut. Baru kali ini ia mendenga
ka sok manis begitu,
n ketika melihat masih ada bebera
n mengumpat mendengar sambutan m
ang, mari s
menyelamatkannya dari neraka ini. Entah kenapa pikirannya tertuju
melihat dengan santai ibunya duduk
mengelus kulit wajah keriput pria tua itu. Ibunya juga hanya membiarka
jalang!' umpat
ini Ibunya selalu melakukan hal sepert
i iblis-iblis itu," gumamnya memperhatikan para pria
unya, seperti melakukan penawaran harga. Bianca tersadar k
aatkan kesempatan ini untuk melarikan diri. Ia mem
Bianca dengan cepat berlari masuk ke dalam lift. Dengan wajah m
gil pria tempa
palanya segera mengangkat dan mel
a bertemu dengan pria itu di sana. I
ya ke dalam pelukannya. Dengan reflek
ya setengah berbisik. Ia juga malu
yang membuat gadis itu sangat ketakutan. "Ada apa? Ka
terus memohon dengan waja
ma seperti ia manggung di kafe. Dia berpikir mungki
nggung belakang Bianca yang terbuka lebar. M
rapa stelan baju untuk
unggu lama pesa
ata Alex membantunya yanga aku untukmu karena aku menci
li mengancingkan bajunya. Ia tidak bisa b
" tanyanya berharap setelah terbang
an membawanya ke pangkuannya
takutan begitu. Beruntung dia bertemu dengannya tadi. Alex
*
Ia sangat nyaman dekat dengan pria itu. Ia bisa merasakan perbedaan saa
am mengingat perlakuan Ibunya yang mulai kelewat batas. Bahkan ingin menjual tubuhnya ke beberapa orang p
ungkap Bianca meletakkan ponselnya di atas meja. Panggilan Ibunya hanya ia
nggil seorang Ibu?" tanya Alex turut
*