Wanita Kedua Tuan Alex
at hari sudah malam. Mengingat janjinya tampi
nya ke dalam tasnya sebelum keluar dari apartemen. Puluhan p
" katanya masuk ke lift
encari-cari kunci mob
isi tasnya di lantai parkiran. Hatinya semakin kesal
dak ke boutique temannya. Matanya memanda
itnya benar-benar tidak bis
mbutnya dengan air matanya
n, ia terpaksa meminta bant
a-tiba mogok, nih
Aku lagi sibuk banget," sahut Ifa memb
nca?" tanya pria bersu
. Aku berdiri d
nya yang keterlaluan. Berkali-kali ingin meninggalkannya saja, tetapi
ntu dan duduk di samping pria maskulin itu. Wajahnya ju
dah kayak nenek sihir," goda Anto, selama
uga bareng nenek
h lagi?" tanyanya melirik Bianca teng
ahutnya menyemprotkan parfum yang seket
? Menyengat banget," ome
sendiri juga," ketusnya terus m
"Turun sana!" usirnya menghentikan mobil di depan kafe
ja depan Ifa sudah gelisa
pnya langsung mas
embawa tas tenteng berisi gaun m
n paper bag ke Bianca yang lagi asyik memili
" tanyanya denga
n banyak protes!" sahut Ifa meletakkannya di meja rias
juga ia dibayar mahal malam ini. Meski yang ia kenakan itu
atanya menyapu ruangan kafe yang penuh den
h terdengar riuh dari meja pen
ar suara dari pengunjung mung
u mu, Sayang. Kita b
ngan hentakan musik keras, kedipan nakalny
ng merah memenuhi se
rkedip memandang kemolekan tubuh Bianca
ggung. Bibir bergincu merah tebal itupun mendarat di pipi sang
pai pagi lagi," seru Bianca mengakhiri
piah," gumamnya segera men
harga dirinya sudah tidak ada lagi. Siapa ya
eliuk-liuk di atas panggung, hatinya t
nya Ifa memberikan am
nyanya dengan
kmu. Besok mala
idak akan bisa istirahat. Tentu Ibunya akan mengomelinya dengan kat
. Nanti aku kabari lagi," sahut Bianca beranj
mau berbincang-bincang dengan Om Par
ng, mungkin l
gung, nyalinya turut menciut berhadap
makan-makan dengan teman sosialitanya. Ibunya dengan sengaja
memiliki nurani meliha
gil Ifa menyent
at. Mau bawa mobil ke bengkel," bohon
ti, seorang pelayan menghadang langkah
uduk di meja 25," ucap pelayan tersebut me
tanyanya mengerutkan dahi tanpa menurunkan pandangannya dari pria tua berpostur gemuk d
Mbak, " tunjuk pelayan kafe melambaikan tangan
a, kini tatapannya berhenti pada pria dewasa berwajah tampan dan
rikan senyum nakalnya pada pria itu. Mungkin juga melihat penampilan pria terseb
kan ajakan pria tampan itu. Melihat pria merespon cepat, dan segera bangkit seperti ingin menghampiriny
u menarik tangan Bianca y
narik tangannya refleks. Enta
*