Wanita Kedua Tuan Alex
lu," ucapnya salah tingkah dengan t
lah selesai," pintanya merasa kurang nyaman dengan kehan
rupakan gadis yang nakal dan menggoda namun dibalik pang
ingungannya. Mungkin melihat sikap Bianca yang sangat ber
a," sahut pria itu membiarkan
angan pertama tadi. Awalnya tertarik dengan kenakalan gadis itu yang meliuk-liuk indah di atas pangg
melihat pria tadi masih
melihat gadis yang berdiri di depannya
ral itu semakin me
gung melihat pria di depannya tida
nggung," sanjung nya tanpa bisa menutupi ra
iasan bedak Om, sekarang ini wajah
lebih menyukai kam
ih," ucapnya te
wajah Bianca yang merona merah t
atanya menarik tan
sempat mengelak. Ia menurut saja mengikuti
, Om?" tanya
ladeni tamu kafe yang meng
" ucap pria itu melajukan m
m, aku menunggu di sini saja," ujarnya sangat ketakutan, ia tidak berhenti
u istirahat saja, kok," kata pria itu
angan Bianca
rti kerbau di cucuk hidung saja mengik
duk di sofa, dan kemudi
ekerjaan. Nanti malam juga aku ada jadwal manggung lagi," ka
Bianca?" Disahuti gelen
gil saja Alex." tambah p
enyum kecilnya. Iapun tidak tertarik se
m berapa nanti
i pagi
ik Alex kaget
apat semalaman di kafe tadi?" Lagi-lag
ontrak kerja
afe di tambah bonus saweran itu. Lain halnya kalau
epalanya. "Apa kamu tidak niat ber
u nyari uang d
erjaan mu seperti ini?" tanyanya t
aksaku seorang biduan dari kafe ke kafe." Bianca mene
engajakku menghadiri undangan makan malam bersama geng sosialitan
n memeluknya erat. Bianca bisa merasakan kehangatan dari pelukan Alex. Entah ia
Bianca?" tanyanya tidak ya
tidak jadi
cinta pada Bianca. Dia bisa merasa sangat cemburu me
Sebentar lagi aku harus per
apnya dari ujung rambut
pa us
ahun,
jahat padamu?" tan
t keburu sore, entar aku kena omel
ompetnya dan mengambil kartu ATM dan k
Bianca meletakkannya
kamu lepas dari pelukanku," ancamnya, mendekatka
engambil kembali kartu di atas me
anca yang polos dan sedikit lugu, tidak
unya terk
menyentak kasar. Ia sempat sempoyongan namun tidak sam
mpat menguasai
ang Alex. Aroma tubuh pria itu seolah menghi
i peluk?' batinnya per
ah Alex. Bahkan ketika pria itu merapatkan
gagumi daya tarik Bianca. Tidak bisa memb
Bianca di pelukannya itu, semakin tera
ca," bisiknya tanpa me
anca, semakin larut dan terbawa suasana hati ya
Bianca seperti tersada
akas, dan berlari keluar kamar. Ia gega
awanya bisa sedekat itu deng
i depan menunggu Bianca. Senyuman seringai d
*