icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bos, Istri Anda Minta Cerai

Bab 2 Aku Tidak Akan Melayanimu Lagi

Jumlah Kata:663    |    Dirilis Pada: 25/07/2023

Dokter mengatakan kemungkinan Aisha untuk bangun sangat kecil, sehingga Wildan menyetujui permintaan yang diajukan Sella dan menikahinya.

Akan tetapi, sejak hari mereka menikah, pria itu selalu bersikap dingin padanya.

Sella mengangkat dagunya dan menatap lurus tanpa takut ke arah Wildan. "Aku ini istrimu. Kenapa aku harus pindah ketika dia kembali?"

Wildan menatapnya dan wajahnya perlahan menjadi suram. Matanya menjadi semakin menakutkan. "Kenapa? Karena Aisha bilang kamu menabraknya dengan mobilmu enam tahun lalu!"

Sella tertegun sejenak. Kemudian, dia tersenyum pahit. "Jika aku mengatakan aku tidak menabraknya, apakah kamu percaya padaku?"

Selangkah demi selangkah, Wildan mendekatinya sampai dia terjebak di sudut. Dia berkata dengan dingin, "Kamu pikir aku akan memercayaimu?"

Dia menatapnya dengan mata suram yang sekarang dipenuhi dengan rasa jijik.

"Kamu itu wanita jahat. Apakah kamu tahu apa yang kuinginkan sekarang? Aku ingin kamu merasakan apa yang Aisha rasakan, ribuan kali lipat." Saat dia berbicara, wajahnya berubah sedingin es.

Sella dikejutkan oleh kebencian dan kekejaman yang terlihat di kedua bola mata pria itu.

Enam tahun. Itu waktu yang sangat lama. Namun, jelas hatinya masih dingin padanya.

"Aku tidak menabrak Aisha," ucap Sella tegas dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

Wildan memandangnya dengan tatapan merendahkan dan berkata dengan dingin, "Kamu adalah wanita yang cerdas. Kamu seharusnya tahu apa yang harus dilakukan."

Kemudian dia pergi, hanya menyisakan kesunyian di ruangan itu.

Sella melihat pantulan dirinya di cermin. Wajahnya pucat dan dia tampak lelah.

Apakah ini benar-benar dirinya?

Dulunya, dia adalah wanita yang sangat bangga. Namun, hubungan ini menjadikan dirinya begitu rendah diri.

Tidakkah itu sangat konyol?

Setelah beberapa saat berlalu, dia menarik napas dalam-dalam dan berbisik pada dirinya sendiri, "Sudah waktunya untuk pergi. Bebaskan dirimu sendiri, Sella."

Keesokan paginya, Wildan pergi ke rumah sakit dan menemani Aisha untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.

Sebaliknya, Sella kini berdiri di depan cermin, melepas celemek yang hampir setiap hari dikenakannya hampir selama enam tahun terakhir dan menggantinya dengan gaun putih. Kemudian dia turun sambil membawa kopernya.

Ardin ada di ruang tamu. Dia duduk di sofa dengan kaki disilangkan, asyik menonton TV. Ketika dia mendongak dan melihat Sella, dia bertanya, "Hei! Kamu mau pergi ke mana?"

Akan tetapi, Sella tidak menjawab pertanyaannya. Dia hanya meliriknya dengan cuek dan berjalan menuju pintu.

Ardin memperhatikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia bergegas ke depan, meraih kopernya dan bertanya lagi, "Apakah kamu tuli? Apa kamu tidak mendengar aku sedang berbicara denganmu? Apakah kamu sudah membersihkan kamarku? Sudahkah kamu memasak sarapan? Kamu mau pergi ke mana pagi-pagi sekali seperti ini?"

Remaja pria berusia enam belas tahun ini tidak menunjukkan rasa hormat padanya mengingat statusnya adalah kakak iparnya. Dia bersikap begitu tidak sopan padanya.

Sella melepaskan jari-jari Ardin dari kopernya dan berkata dengan dingin, "Dasar kurang ajar! Mulai sekarang, aku tidak akan melayanimu lagi."

Dia tidak menggunakan banyak tenaga, tetapi Ardin bereaksi dengan sengaja berteriak, "Bu! Ibu, cepatlah kemari! Wanita ini menindasku."

"Ardin, kenapa kamu berteriak? Ada apa?"

Begitu Sophia turun dan melihat pemandangan tersebut, dia langsung marah. Dia meraih kemoceng dan memukul Sella menggunakan itu. "Astaga! Beraninya kamu menindas putraku! Aku akan memukulimu sampai mati!"

Sophia selalu memukuli Sella sebelumnya dan demi Wildan, Sella bersedia menanggung semuanya.

Namun, kali ini, dia tidak harus diam dan menerima diperlakukan seperti ini lagi.

Sella meraih kemoceng itu dan melemparkannya ke lantai. Lalu dia berkata dengan dingin, "Jika kamu terus memukuliku, aku akan melawan balik."

Ini membuat Sophia tertegun. Jelas, dia tidak menyangka Sella akan membantah ucapannya.

Ketika dia kembali sadar, dia berteriak, "Beraninya kamu! Aku akan memberi tahu putraku untuk menceraikanmu."

Dulu, Sella selalu menghindari konflik dengan Sophia demi Atika Bunaya, nenek Wildan. Selain itu, dia tidak ingin Wildan tidak menyukainya.

Dulu, dia takut bertengkar dengan Sophia. Akan tetapi, sekarang, dia tidak peduli lagi.

Jadi dia berkata dengan datar, "Lakukan saja sesuka hatimu."

Kemudian dia menyeret kopernya dan meninggalkan rumah Keluarga Bramantio, mengabaikan omelan Sophia di belakangnya.

Sebuah Ferrari merah diparkir di gerbang luar, menunggu Sella. Ada seorang pria tampan di dalam mobil. Dia melambai padanya dan berkata, "Sayang, masuklah ke mobil."

Sella masuk ke dalam mobil dan mereka pergi.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ketidakpedulian Suaminya2 Bab 2 Aku Tidak Akan Melayanimu Lagi3 Bab 3 Kamu Ingin Bercerai 4 Bab 4 Pria Muda5 Bab 5 Catatan Harian6 Bab 6 Perceraian7 Bab 7 Sella Telah Mengkhianati Dia8 Bab 8 Apakah Kamu Menyesal Menceraikannya 9 Bab 9 Apakah Kamu Mengejekku 10 Bab 10 Provokasi11 Bab 11 Tidak Punya Keberuntungan Itu12 Bab 12 Setiap Orang Memiliki Rahasia Mereka Sendiri13 Bab 13 Berlutut dan Minta Maaf14 Bab 14 Kecelakaan Mobil Enam Tahun Lalu15 Bab 15 Sangat Bijaksana16 Bab 16 Video Palsu17 Bab 17 Perjamuan18 Bab 18 Hadiah Besar19 Bab 19 Aku Ingin Hati Samudra20 Bab 20 Mendapatkan Barang Mahal dari Wildan21 Bab 21 Bantu Aku Menjual Cincin Kawinku22 Bab 22 Apa Anda Ingin Saya Membuang Cincin Itu 23 Bab 23 Uangku Adalah Milikmu24 Bab 24 Kurnia Adalah Orang yang Menjijikkan25 Bab 25 Kamu Tidak Perlu Khawatir tentangku26 Bab 26 Itu Tidaklah Penting27 Bab 27 Aku Akan Memberimu Pelajaran yang Bagus28 Bab 28 Apakah Kamu Berusaha Merayu Sella 29 Bab 29 Kompensasinya Tidak Sepadan30 Bab 30 Nona Sella, Tolong Datang ke Kantor Polisi31 Bab 31 Membebaskan Ardin32 Bab 32 Ada Berondong Lain di Sini33 Bab 33 Sahabat Pena Wildan34 Bab 34 Membeli Arloji35 Bab 35 Pacar Mantan Suamiku36 Bab 36 Jika Kamu Kalah, Hapus Tatomu37 Bab 37 Suami Bekas38 Bab 38 Mengakui Kekalahan39 Bab 39 Lepaskan Sekarang40 Bab 40 Apakah Kamu Sedang Merayuku 41 Bab 41 Aku Akan Mencari Pria yang Tidak Impoten42 Bab 42 Apa Kamu Bertemu Pria Lain43 Bab 43 Berita44 Bab 44 Apa yang Terjadi di Klub Bulan45 Bab 45 Kamu Masih Mantan Kakak Iparku46 Bab 46 Yang Tidak Punya Banyak Uang Adalah Dia47 Bab 47 Pria Bertopeng Rubah48 Bab 48 Pilihan Terbaik untuk Suami Kedua49 Bab 49 Biarkan Dia Menyalahkanku Jika Dia Mau50 Bab 50 Apakah Dia Benar-Benar Maple51 Bab 51 Apakah Kamu Menyukainya 52 Bab 52 Kak, Jangan Merokok53 Bab 53 Apakah Kamu Takut Wildan Akan Direbut 54 Bab 54 Angsa Membuatmu Mudah Didekati55 Bab 55 Akuisisi yang Berhasil56 Bab 56 Sella Terjatuh57 Bab 57 Sella Masih Hidup58 Bab 58 Apakah Kamu Pelakunya 59 Bab 59 Minta Maaf60 Bab 60 Meminta Kompensasi61 Bab 61 Sertifikat Tanah62 Bab 62 Kemarahan Rizki63 Bab 63 Hampir Mengungkapkan Kebenaran64 Bab 64 Trik Kotor65 Bab 65 Solusi66 Bab 66 Pingsan67 Bab 67 Aisha Hilang68 Bab 68 Hadiah Kedua69 Bab 69 Kecurigaan70 Bab 70 Takut Akan Hamil71 Bab 71 Membuat Masalah72 Bab 72 Jaminan73 Bab 73 Membersihkan Kecurigaan pada Sella74 Bab 74 Hanya Ada Dua Alasan yang Memungkinkan75 Bab 75 Keluarga Marius Akan Menderita76 Bab 76 Kecelakaan di Lift77 Bab 77 Ada Banyak Pria yang Mengejarku78 Bab 78 Sesuatu Benar-Benar Terjadi pada Keluarga Marius79 Bab 79 Kalung yang Familier80 Bab 80 Kamu Terlihat Seperti Nyonya Bertha81 Bab 81 Kabar Baik82 Bab 82 Apakah Kamu Tidak Menyukaiku 83 Bab 83 Suplemen84 Bab 84 Surat yang Familier85 Bab 85 Keluhan Ardin86 Bab 86 Sebaiknya Dia Pergi atau Tidak 87 Bab 87 Pertandingan Bola Basket88 Bab 88 Bertukar Kursi89 Bab 89 Pembaruan Twitter90 Bab 90 Aisha Pasti Ada Kaitannya dengan Ini91 Bab 91 Dihalangi Oleh Awak Media92 Bab 92 Dian Ketakutan93 Bab 93 Menanggung Akibatnya94 Bab 94 Pelindung Rahasia95 Bab 95 Konferensi Pers96 Bab 96 Saya Tidak Mencintainya Lagi97 Bab 97 Dia Berselingkuh98 Bab 98 Penangkapan Dian99 Bab 99 Kompensasi Perceraian100 Bab 100 Ibu Dian