Bos, Istri Anda Minta Cerai
Saat Sella kembali ke mobil, dia kembali menjadi wanita yang anggun dan percaya diri.
Wesli terkekeh ringan dan berkata, "Hari ini ada beberapa pria tampan di Klub Bahagia. Apakah kamu ingin pergi ke sana dan melihat-lihat?"
Klub Bahagia merupakan tempat hiburan kelas atas di Lemi.
Sella menoleh padanya dengan tatapan tak berdaya. Dia terdiam sejenak. Kemudian dia berkata, "Apa sih yang sedang kamu bicarakan? Aku baru saja kembali lajang."
Wesli mengerjap dan berkata dengan misterius, "Sebenarnya, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."
"Siapa itu?"
"Tentu saja, seseorang yang kamu kenal. Kamu akan melihat siapa dia ketika kita sampai di sana."
Sella berpikir sejenak dan mengangguk. "Baiklah."
Di Klub Bahagia, ada sebuah ruang pribadi yang khusus untuk Wesli. Akan tetapi, seseorang sudah ada di dalam dan begitu mereka masuk, orang di sofa berdiri dan melihat ke atas.
Dia adalah seorang pria muda berusia awal dua puluhan, bertubuh tinggi dan memiliki garis wajah yang tegas. Ketika dia melihat Sella, sebuah cahaya melintas di matanya.
"Kak Sella, kita bertemu lagi."
Sella merasa pria muda di hadapannya terlihat tidak asing. Hanya saja dia tidak ingat di mana sebelumnya dia pernah bertemu dengannya.
"Apa kamu benar-benar tidak ingat siapa dia? Kamu dan ayahmu dulu sempat membiayai hidup seorang siswa miskin di Tisalu enam tahun lalu, kan?" Wesli mengingatkannya saat melihat kebingungan di wajahnya.
Baru pada saat inilah Sella akhirnya ingat.
"Kamu adalah ... Kenny Gustomi?"
Wajah Kenny melembut dan senyum menawan muncul di wajahnya. "Ya, ini aku Kenny."
Kenny adalah orang yang senang bicara dan mereka bertiga mengobrol dengan gembira. Menurut Wesli, Kenny sudah menjadi model yang populer sekarang. Dia sudah meninggalkan daerah pegunungan yang miskin dan menjadi selebriti yang sering muncul di majalah di Lemi.
Sella biasa memusatkan seluruh perhatiannya pada Keluarga Bramantio dan jarang melihat berita hiburan. Akan tetapi, dia bersyukur mengetahui bahwa Kenny yang miskin dan menyedihkan sekarang telah menjadi selebriti.
Setelah mengobrol, mereka bertiga bersiap untuk pergi.
Namun, ketika mereka melewati konter bar, sebuah botol hijau melayang ke arah kepala Sella.
Kenny bereaksi lebih cepat daripada yang lain. Sebelum Sella bisa menyadarinya, dia sudah berada di dalam pelukannya. Disertai suara dentuman kencang, botol itu menghantam punggungnya dengan keras.
Dia kemudian bertanya dengan khawatir, "Kak Sella, kamu baik-baik saja?"
Sella sangat berterima kasih padanya. Dia segera memeriksa punggungnya dan menghela napas lega ketika dia tahu Kenny tidak terluka. Akan tetapi, wajahnya menjadi dingin saat dia melihat dari mana asal botol tersebut melayang.
Ternyata Ardin!
Ardin memarahi, "Dasar wanita kurang ajar! Beraninya kamu berselingkuh di belakang kakakku!"
Ardin sedang minum bersama teman-temannya yang jelas bukan orang baik. Dia melihat Sella memasuki ruang pribadi dengan seorang pria dan kemudian keluar bersama dua orang pria. Mereka bertiga begitu lama menghabiskan waktu di ruang pribadi tersebut dan dia tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana. Namun, ketika dia melihat mereka berbicara dan tertawa bahagia, dia secara impulsif melemparkan botol di tangannya ke Sella.
Wesli sangat marah sehingga dia menggulung lengan bajunya dan berteriak pada Ardin, "Hei, kamu! Apakah kamu ingin mati?"
Akan tetapi, Sella dengan cepat menghentikannya dan berkata, "Biarkan aku yang menanganinya."
Kemudian selangkah demi selangkah, dia berjalan menghampiri Ardin.
Ardin menekuk bibirnya. "Botol tadi tidak mengenaimu, kan?"
Sella menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi dan berkata dengan tenang, "Aku ingin memberitahumu sesuatu. Sebenarnya, sudah lama sekali aku ingin mengatakan ini padamu."
"Apa?"
Sella mengangkat alisnya. "Apa kamu tahu betapa menyebalkannya dirimu? Aku telah menikah dengan kakakmu selama enam tahun, tapi kamu tidak pernah menunjukkan rasa hormat padaku. Sebaliknya, kamu selalu memanggilku wanita kurang ajar. Tapi, aku harus merawatmu sebelum kamu pergi ke sekolah dan setelah kamu pulang dari sekolah. Kamu selalu dengan sesuka hatimu memerintahku dan mengatakan sesuatu yang kasar padaku. Kamu telah belajar di sekolah selama lebih dari sepuluh tahun, tapi nyatanya, kamu tetap saja bodoh."
Ardin mengerutkan kening saat mendengar Sella memarahinya. "Kamu ...."
Dia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Sella menyela, "Tutup mulutmu! Aku dan kakakmu sudah bercerai, jadi aku tidak memiliki hubungan apa pun lagi dengan keluargamu. Aku memiliki kebebasan untuk memilih bersama siapa aku menghabiskan waktuku. Kamu sama sekali tidak berhak menanyakan itu padaku dan jika kamu terus memancing amarahku, aku akan menghubungi polisi."
Wajah Ardin memerah. Semua kata yang ingin dia katakan tersangkut di tenggorokannya.
Sella berbalik dan pergi, sama sekali mengabaikannya.