Bos, Istri Anda Minta Cerai
Raut wajah Kenny yang misterius membuat Sella merasa penasaran. Jadi, dia berkata, "Katakan padaku dulu ke mana kamu akan mengajakku pergi dan aku akan memutuskan apakah akan ikut denganmu atau tidak."
Kenny menghela napas tak berdaya. "Kak Sella, jika aku memberitahumu, itu tidak akan menjadi kejutan lagi."
Sella pun tertawa ketika melihat ekspresi pahit di wajahnya.
Saat ini, Wildan melangkah keluar dari gerbang. Dia melihat seorang pria menundukkan kepalanya dan berbisik di telinga Sella.
Lalu, Sella tersenyum bahagia. Kedua mata wanita itu cerah.
Wildan hendak masuk ke dalam mobil, tetapi dia berhenti. Dia berbalik dan menatap dingin pada pria itu dan Sella.
Sejak mereka berdua menikah, Sella tidak pernah tersenyum seperti ini.
Hanya ada omelan tak berujung darinya mengenai hal-hal sepele dan wanita itu selalu memandangnya dengan hati-hati.
Sebenarnya, dia tidak senang melihatnya seperti ini. Dia merasa itu menjengkelkan.
Wildan tidak menyangka setelah mereka bercerai, Sella akan banyak berubah. Kini, wanita itu terlihat sangat percaya diri dan menawan.
Apakah itu semua karena pria yang sedang bersamanya sekarang?
Wildan mencibir. Seorang wanita yang telah berselingkuh sama sekali tidak layak untuk dipandang olehnya.
"Pak?" Teguh Badawi memanggil dengan hati-hati ketika dia menyadari bahwa bosnya tidak masuk ke dalam mobil.
Wildan mengalihkan pandangannya dari Sella dan masuk ke dalam mobil. "Ayo kita kembali."
Teguh tidak tahu apakah dia hanya membayangkan sesuatu, tetapi dia merasa Wildan terlihat sangat marah.
Begitu Sella duduk di kursi penumpang, dia melihat dari sudut matanya bahwa mobil Wildan telah melaju pergi.
Kenny juga menyalakan mobil dan mengendarai mobilnya ke depan. Saat dalam perjalanan, Sella melihat ke luar jendela dengan pandangan kosong.
Saat Kenny menyadari kesedihan Sella, dia menekan emosinya sendiri dan bertanya, "Kak Sella, apa yang sedang kamu pikirkan?"
Suaranya membuat Sella keluar dari lamunannya. Dia tersenyum dan menanggapi, "Tidak ada apa-apa."
Dari posisinya sekarang, sisi wajah Kenny terlihat lebih tegas.
Dulunya, Wildan adalah pria paling tampan di sekolah, tetapi penampilan Kenny tidak kalah dengannya. Pria itu memiliki bahu lebar, pinggang ramping dan kaki panjang. Dia bisa dibandingkan dengan model internasional terkenal.
Sella tiba-tiba bertanya, "Kenny ... kenapa kamu memilih menjadi model?"
Kenny memiliki nilai bagus di sekolah, jadi dia pikir Kenny akan memilih untuk melanjutkan studinya lebih lanjut.
"Awalnya, aku hanya iseng-iseng mengikuti audisi model. Aku tidak menyangka bahwa aku akan terpilih. Sejak saat itu, aku memutuskan untuk melanjutkan karierku di dunia model." Dia memandang Sella dari kaca spion dan pura-pura bertanya dengan santai, "Kak Sella, apakah kamu tidak menyukai model?"
Sella berkata dengan lembut, "Tidak, bukan seperti itu. Bagiku, tidak masalah apa pekerjaanmu selama kamu memiliki bakat untuk mengembangkan kariermu dalam bidang tersebut."
Kenny tersenyum dan menginjak rem dengan mantap. "Kita sudah sampai."
Sella keluar dari mobil dan melihat sebuah vila berlantai dua yang terlihat sangat kuno. Kemudian dia melihat seorang pria tua berambut abu-abu duduk di kursi rotan, bersantai sambil minum teh.
Pria tua itu menoleh, menatapnya dan memberinya sebuah senyuman. "Sella."
Sella terlalu kaget untuk bergerak dari tempatnya sekarang.
Pria tua itu menghela napas. "Aku sudah mengetahui segala hal tentangmu. Aku minta maaf karena kamu telah mengalami begitu banyak penderitaan."
Air mata mulai menggenang di mata Sella. Dia berlari ke arah pria itu, memeluknya dan bertanya, "Kakek, ke mana saja Kakek selama ini?"
Enam tahun lalu, dana Grup Megah dicuri dan semua bukti mengarah ke ayahnya. Sebagai akibatnya, ayahnya dipecat oleh dewan direksi dan akan dijebloskan ke penjara.
Sayangnya, ibu tiri dan adik tirinya melarikan diri dengan membawa uang keluarga mereka. Pada akhirnya, ayahnya bunuh diri dengan melompat dari atas gedung.
Kakek dari pihak ibunya, Lingga Cataka, berkata, "Aku telah menyelidiki mengenai kasus pencurian dana di masa lalu. Aku menemukan bahwa itu ada hubungannya dengan Grup Maju. Ayahmu hanya dijadikan sebagai kambing hitam."
Grup Maju adalah perusahaan terbesar yang bergerak di bidang real estate di Lemi, dan CEO-nya adalah Rizki Wahadi, ayah Aisha.
Sementara Sella sibuk melamun, Lingga mengeluarkan dokumen dan meletakkannya di tangan cucunya. "Ini lima puluh satu persen saham Grup Megah. Jangan tanya padaku bagaimana aku bisa mendapatkannya, tapi aku tahu kamu membutuhkannya."
Sella mengatupkan bibirnya dengan ekspresi serius di wajahnya. "Aku akan mencari tahu siapa yang telah menjebak ayahku dan membuktikan bahwa beliau tidak bersalah. Aku tidak akan mengecewakanmu, Kakek."