Bos, Istri Anda Minta Cerai
Di rumah Keluarga Bramantio, Sophia menginstruksikan para pelayan untuk membuang semua barang milik Sella, termasuk seprei yang dia gunakan, sandal, celemek dan bahkan peralatan makan.
Ketika Wildan tiba di rumah dan melihat ini, dia mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang sedang Ibu lakukan?"
Sophia mendengus dingin. "Aku meminta mereka membuang semua barang milik Sella. Ingatlah bahwa Aisha akan menikah denganmu dan menjadi bagian dari keluarga kita di masa depan."
Kemudian dia tiba-tiba memikirkan sesuatu dan berjalan ke Wildan dengan tergesa-gesa. "Wildan, karena kamu telah menceraikannya, kamu tidak boleh memberikan uang padanya. Kamu telah bekerja sangat keras untuk mendapatkan uang. Dia tidak pantas mendapatkan sepeser pun dari hasil kerja kerasmu!"
Wildan berkata dengan ringan, "Dia tidak meminta uang. Sebenarnya, dia tidak meminta apa pun dariku."
Jelas, Sophia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. "Itu mustahil! Dia tidak memiliki uang sepeser pun. Bagaimana mungkin dia tidak meminta uang darimu? Jika dia tidak punya uang, bagaimana dia bisa memelihara berondongnya?"
Karena kata-kata Sophia, Wildan tiba-tiba memikirkan hubungan antara Sella dan model pria itu. Dia langsung merasa kesal. Dia tidak ingin berbicara dengan Sophia lagi, jadi dia meminta Teguh untuk menunjukkan pada ibunya surat perjanjian perceraian.
Ketika Wildan naik ke lantai atas, dia melihat Aisha sedang membaca buku di dekat jendela.
Wanita itu mengangkat kepalanya dan tersenyum lembut padanya. "Kamu sudah pulang."
Senyum lembut Aisha membuatnya perlahan-lahan menjadi tenang.
"Apa kamu sudah merasa lebih baik sekarang?"
"Ya, sudah. Sebenarnya, aku sedikit bosan hanya tinggal di kamar, jadi aku mencari buku yang bisa dibaca untuk menghabiskan waktu." Aisha dengan lembut meletakkan buku itu di meja samping tempat tidur, berdiri dan memeluk pinggang Wildan. "Wildan, apakah kamu menyesal menceraikannya?"
Wildan berkata dengan suara pelan, "Tidak ada yang perlu aku sesali. Pertama-tama, aku tidak mencintainya. Kedua, dia yang terlebih dulu berselingkuh dariku."
Aisha tersenyum, puas dengan jawabannya.
Wildan menatapnya dan memeluknya dengan lembut. "Jangan sebut-sebut wanita itu lagi. Yang paling penting sekarang adalah kesehatanmu. Ayahmu akan mengadakan perjamuan untukmu bulan depan. Kamu harus pulih secepat mungkin."
Aisha mengerjapkan matanya dan tersenyum. "Baiklah."
Wildan kemudian pergi meninggalkan kamar.
Aisha mengambil ponselnya dan menelepon kepala pelayan Keluarga Wahadi.
Kepala pelayan itu menjawab dengan hormat, "Nona Aisha, apa yang bisa saya bantu?"
"Katakan pada Ayah bahwa Sella yang sudah menabrakku dengan mobilnya. Kamu seharusnya tahu bagaimana mengatakan ini padanya, kan?"
"Baik, Nona Aisha."
Setelah menutup telepon, dia berbalik dan melihat kaktus di ambang jendela, sebuah senyuman jahat menggantung di bibirnya.
Ketika Wildan kembali ke perusahaan, dia meminta Teguh untuk datang ke kantornya. "Apakah kamu sudah menyiapkan Hati Samudra?"
"Pak Wildan, saya mendapat kabar dari orang-orang kita di Aska. Kalung itu akan dikirim melalui udara dalam kurun waktu sekitar seminggu."
Hati Samudra adalah karya terkenal dari seorang master kelas dunia bernama K. Hanya ada satu Hati Samudra di seluruh negara ini, jadi kalung itu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Teguh tahu bahwa Wildan telah menghabiskan banyak usaha untuk membelinya dan berencana melamar Aisha di perjamuan Keluarga Wahadi.
Teguh tiba-tiba teringat Sella, yang telah bersama Wildan selama enam tahun.
Wildan tidak pernah memberinya hadiah atau bunga, apalagi sebuah kalung berharga.
Suatu kali, Sella datang ke perusahaan dengan membawa bekal makan siang untuk Wildan. Akan tetapi, Wildan hanya mengusirnya dengan wajah dingin. Semua karyawan tahu bahwa Wildan tidak menganggap serius Sella sebagai istrinya, jadi dia menjadi bahan tertawaan seluruh perusahaan. Dia masih mencoba beberapa kali untuk datang ke perusahaan, tetapi dia selalu ditolak oleh resepsionis.
Teguh pun menghela napas. Wildan sangat lembut pada Aisha, tetapi dia sangat dingin pada Sella.
Wildan hanya menanggapi dengan sebuah anggukan dan menundukkan kepalanya untuk menangani pekerjaannya.
Pada saat ini, ponselnya berdering.
Dia melirik ke layar dan menemukan bahwa yang menelepon adalah temannya, Pandu Nayaka. Dia menjawab panggilan itu dengan cepat. "Ada apa?"
Pandu berkata dengan suara nakal, "Lihatlah topik terpopuler paling baru di Internet."
Wildan tidak tahu apa yang dimaksudkan temannya, jadi dia mengeklik topik yang sedang populer dan melihatnya dengan santai. Namun, dia membeku dalam sekejap.
Di sana dia melihat foto intim model pria dan Sella, satu dengan kepala menunduk dan yang lainnya dengan wajah menghadap ke atas. Dalam foto itu, mereka seperti sedang berciuman.
Judulnya berita itu berbunyi, "CEO Grup Bramantio didesak bercerai. Pacar baru mantan istri Pak Wildan adalah model pria yang terkenal."