icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bos, Istri Anda Minta Cerai

Bos, Istri Anda Minta Cerai

icon

Bab 1 Ketidakpedulian Suaminya

Jumlah Kata:624    |    Dirilis Pada: 25/07/2023

Saat ini awal Desember di Kota Lemi dan cuaca lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya.

Sella Wisara berbaring di tempat tidur tanpa ekspresi, mendengarkan omelan nyaring ibu mertuanya, Sophia Andino, yang datang dari lantai bawah.

"Sella! Kamu mandul dan itu sudah cukup mengecewakan. Jam berapa sekarang? Kenapa kamu belum memasak? Apa kamu ingin membuatku dan Ardin mati kelaparan?"

Sella telah menikah dengan Wildan Bramantio selama enam tahun dan selama ini, Sophia terus memarahinya karena tidak kunjung hamil. Andai saja Sophia tahu bahwa Wildan tidak pernah menyentuhnya sejak awal.

Pada saat ini, terdengar suara Ardin Bramantio mendesak, "Cepat turun dan bantu aku menyiapkan tas sekolahku. Aku mau berangkat ke sekolah."

Ardin adalah adik laki-laki Wildan. Dia merupakan seorang remaja yang selalu mempersulit Sella karena menurutnya, Sella adalah wanita yang mudah ditindas.

Begitu turun, Sella langsung pergi ke dapur dan memasak, lalu menyiapkan tas sekolah dan kotak makan untuk Ardin. Setelah itu, dia memanggil Sophia, "Bu, sarapan sudah siap!"

Sophia berjalan menuju ruang makan. Ketika melihat raut wajah Sella yang tanpa ekspresi, dia langsung marah. Dia membanting gelas di atas meja dan berkata, "Sella, kamu menghabiskan uang putraku dan tinggal di rumahnya. Beraninya kamu menatapku dengan tidak sabar seperti itu! Jika kamu terus seperti ini, aku akan segera menelepon Wildan dan memintanya untuk menceraikanmu. Percayalah padaku."

Memegang piring dengan tangan gemetar, Sella menarik napas dalam-dalam dan memaksakan diri untuk tersenyum saat berkata, "Bu, aku tidak menatapmu dengan tidak sabar."

Sama sekali tidak memercayainya, Sophia berkata dengan nada menghina, "Sella, jangan mengira karena dukungan nenek Wildan, kamu bisa menjadi istrinya selamanya. Kamu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Aisha. Ingat itu."

Saat Sella mendengar nama Aisha Wahadi, wajahnya memucat.

Setelah memikirkan sesuatu, Ardin menyeringai dan berkata, "Apa kamu belum tahu? Aisha akan segera pulang dari rumah sakit. Kakakku akan menjemputnya pulang untuk tinggal bersama kita."

Kelopak mata Sella berkedut dan tangannya semakin gemetar.

Merasa jijik saat melihat penampilan Sella karena mengira Sella hanya berpura-pura diperlakukan dengan tidak adil, Sophia mendengus dan melambaikan tangan dengan tidak sabar saat berkata, "Jangan berdiri di depanku. Kamu menurunkan nafsu makanku. Enyah dari hadapanku."

Sella berbalik dan naik ke atas tanpa ragu-ragu, lalu kembali masuk ke kamar dan berbaring di tempat tidur.

Menjelang malam, sebuah mobil Maybach berhenti di depan rumah. Sella segera bangkit dari tempat tidur, lalu berlari ke balkon dan melihat ke bawah.

Seorang pria kurus yang mengenakan setelan jas keluar dari mobil. Dia lebih tampan daripada para bintang pria yang dilihatnya di televisi.

Merasa sepertinya ada seseorang yang sedang menatapnya, pria itu mendongak dan mata mereka bertemu. Hanya ada kedinginan dan kekejaman di matanya.

Sella sudah terbiasa dengan tatapan seperti ini.

Begitu memasuki ruangan, Sella menyiapkan air bak mandi untuk Wildan seperti biasa dan berkata, "Sayang, Nenek sudah tinggal di biara selama hampir sebulan. Sore tadi, beliau meneleponku dan bilang bahwa beliau berdoa untukmu ...."

Akan tetapi, sebelum Sella bisa menyelesaikan kata-katanya, Wildan memotong, "Ada yang ingin kukatakan padamu."

Sella menoleh ke Wildan dan mendapati Wildan sedang menatapnya dengan cuek. Tidak ada jejak kelembutan di mata pria itu.

Bibir tipis Wildan bergerak dan mengeluarkan kata-kata dengan suara yang dalam, "Aisha akan pulang. Besok kamu harus pindah."

Hati Sella langsung tenggelam. Ardin benar. "Bagaimana jika aku tidak pindah?" tanya Sella dengan suara lembut.

Wildan mengerutkan kening. Sella selalu patuh padanya dan ini adalah pertama kalinya wanita itu melawannya. Dia berkata dengan dingin, "Jangan lupa bagaimana kamu menikah denganku enam tahun yang lalu."

Tentu saja, bagaimana Sella bisa lupa?

Saat itu, Aisha mengalami kecelakaan mobil. Sella-lah yang memanggil ambulans dan juga mendonorkan darah untuk transfusi. Wildan berterima kasih pada Sella. Untuk membalas kebaikannya, dia berjanji akan memenuhi permintaan Sella.

Satu-satunya permintaan Sella adalah menikah dengan Wildan. Dia selalu memimpikan hal ini sejak pertama kali bertemu dengan Wildan saat masih duduk di bangku SMA.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ketidakpedulian Suaminya2 Bab 2 Aku Tidak Akan Melayanimu Lagi3 Bab 3 Kamu Ingin Bercerai 4 Bab 4 Pria Muda5 Bab 5 Catatan Harian6 Bab 6 Perceraian7 Bab 7 Sella Telah Mengkhianati Dia8 Bab 8 Apakah Kamu Menyesal Menceraikannya 9 Bab 9 Apakah Kamu Mengejekku 10 Bab 10 Provokasi11 Bab 11 Tidak Punya Keberuntungan Itu12 Bab 12 Setiap Orang Memiliki Rahasia Mereka Sendiri13 Bab 13 Berlutut dan Minta Maaf14 Bab 14 Kecelakaan Mobil Enam Tahun Lalu15 Bab 15 Sangat Bijaksana16 Bab 16 Video Palsu17 Bab 17 Perjamuan18 Bab 18 Hadiah Besar19 Bab 19 Aku Ingin Hati Samudra20 Bab 20 Mendapatkan Barang Mahal dari Wildan21 Bab 21 Bantu Aku Menjual Cincin Kawinku22 Bab 22 Apa Anda Ingin Saya Membuang Cincin Itu 23 Bab 23 Uangku Adalah Milikmu24 Bab 24 Kurnia Adalah Orang yang Menjijikkan25 Bab 25 Kamu Tidak Perlu Khawatir tentangku26 Bab 26 Itu Tidaklah Penting27 Bab 27 Aku Akan Memberimu Pelajaran yang Bagus28 Bab 28 Apakah Kamu Berusaha Merayu Sella 29 Bab 29 Kompensasinya Tidak Sepadan30 Bab 30 Nona Sella, Tolong Datang ke Kantor Polisi31 Bab 31 Membebaskan Ardin32 Bab 32 Ada Berondong Lain di Sini33 Bab 33 Sahabat Pena Wildan34 Bab 34 Membeli Arloji35 Bab 35 Pacar Mantan Suamiku36 Bab 36 Jika Kamu Kalah, Hapus Tatomu37 Bab 37 Suami Bekas38 Bab 38 Mengakui Kekalahan39 Bab 39 Lepaskan Sekarang40 Bab 40 Apakah Kamu Sedang Merayuku 41 Bab 41 Aku Akan Mencari Pria yang Tidak Impoten42 Bab 42 Apa Kamu Bertemu Pria Lain43 Bab 43 Berita44 Bab 44 Apa yang Terjadi di Klub Bulan45 Bab 45 Kamu Masih Mantan Kakak Iparku46 Bab 46 Yang Tidak Punya Banyak Uang Adalah Dia47 Bab 47 Pria Bertopeng Rubah48 Bab 48 Pilihan Terbaik untuk Suami Kedua49 Bab 49 Biarkan Dia Menyalahkanku Jika Dia Mau50 Bab 50 Apakah Dia Benar-Benar Maple51 Bab 51 Apakah Kamu Menyukainya 52 Bab 52 Kak, Jangan Merokok53 Bab 53 Apakah Kamu Takut Wildan Akan Direbut 54 Bab 54 Angsa Membuatmu Mudah Didekati55 Bab 55 Akuisisi yang Berhasil56 Bab 56 Sella Terjatuh57 Bab 57 Sella Masih Hidup58 Bab 58 Apakah Kamu Pelakunya 59 Bab 59 Minta Maaf60 Bab 60 Meminta Kompensasi61 Bab 61 Sertifikat Tanah62 Bab 62 Kemarahan Rizki63 Bab 63 Hampir Mengungkapkan Kebenaran64 Bab 64 Trik Kotor65 Bab 65 Solusi66 Bab 66 Pingsan67 Bab 67 Aisha Hilang68 Bab 68 Hadiah Kedua69 Bab 69 Kecurigaan70 Bab 70 Takut Akan Hamil71 Bab 71 Membuat Masalah72 Bab 72 Jaminan73 Bab 73 Membersihkan Kecurigaan pada Sella74 Bab 74 Hanya Ada Dua Alasan yang Memungkinkan75 Bab 75 Keluarga Marius Akan Menderita76 Bab 76 Kecelakaan di Lift77 Bab 77 Ada Banyak Pria yang Mengejarku78 Bab 78 Sesuatu Benar-Benar Terjadi pada Keluarga Marius79 Bab 79 Kalung yang Familier80 Bab 80 Kamu Terlihat Seperti Nyonya Bertha81 Bab 81 Kabar Baik82 Bab 82 Apakah Kamu Tidak Menyukaiku 83 Bab 83 Suplemen84 Bab 84 Surat yang Familier85 Bab 85 Keluhan Ardin86 Bab 86 Sebaiknya Dia Pergi atau Tidak 87 Bab 87 Pertandingan Bola Basket88 Bab 88 Bertukar Kursi89 Bab 89 Pembaruan Twitter90 Bab 90 Aisha Pasti Ada Kaitannya dengan Ini91 Bab 91 Dihalangi Oleh Awak Media92 Bab 92 Dian Ketakutan93 Bab 93 Menanggung Akibatnya94 Bab 94 Pelindung Rahasia95 Bab 95 Konferensi Pers96 Bab 96 Saya Tidak Mencintainya Lagi97 Bab 97 Dia Berselingkuh98 Bab 98 Penangkapan Dian99 Bab 99 Kompensasi Perceraian100 Bab 100 Ibu Dian