icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tanah Para Naga

Bab 2 Penempa Kapak Api dan Es 2

Jumlah Kata:1561    |    Dirilis Pada: 05/06/2023

nggu se

mpakan bentang alam di sana serta bagaimana kehidupan di atasnya ditambah apa yang boleh dan tidak dilakukan di tempat

mu

palagi pas aku menyinggung sesuatu yang tak ada di Benua Lama. Mukanya beganti murung, matanya sesekali kosong dengan gestur berubah-

lahn

belakang. Karena dia tak menolak aksiku saat itu, lanjut kulekatkan dada ke punggungnya dan kutarik ia tuk duduk di pangkuan

a, “Jadi, Benua Baru lebih menarik bukan?” Letta me

. Perlahan kuusap dagu Letta menggunakan ujung kuku seperti yang bi

but dia menoleh hingga

ahnya, jadi tolong jangan pikir m

buat belanja terus masak kemudian makan bersama Letta dan Chloe Kecil. Memanen buah dari

bunyi lonceng gerbang depan rumah dipukul. Dan saat kuperiksa, tengah berdiri seor

kepadaku tuk ditukar dengan makanan, dan jika ada p

t, kupikir tambahan tangan akan sangat membantu. Jadi kupersilahkan sang biksu masuk lalu kubawa ia ke

gan buah dari kebun di halaman. Maaf saja aku lagi gak selera buat masak jadi belum sempa

u kami mul

ali dia cukup bagus meniru pekerjaanku, senang sekali menemukan orang berb

lny

i Naga, dan hari ini lelehannya kukira sudah bisa dituang ke cetakan kapak bermata dua. Cuma menunggu

ini mau berubah warna tiba-tiba lon

apaun menemaninya beda dengan kesan pertamaku sama si biksu. Karena saat kutanya apakah sedang

anjutkan lag

ya lalu kutempa buat dibikin mata kapak. Tak bisa sekali—sampai kerapatan dan kelenturan yang kumau

diang Chloe—di atasnya. Sehingga bukan cuma tajam, harapanku kapak ini pun tak boleh digunakan sembarangan orang

jaan beres, langit

ambah bingkisan berisi buah dan makanan sebagai hadiah. Karena aku p

membuat cincin kawat. Karena kapakku masih mengendap dalam ramuan ma

njadi matang, ditandai oleh ledakan keras dari tong tempat dia kuren

kupe

akukan tugasnya. Bilahnya pun kini diselimuti hawa panas menyengat, sesuai dengan ma

n, i

rasa penasaran si Biksu saat

Kapak Api menyebar k

a

nakan Kapak Api kemarin, setelah dia menawarkan sepenggal tandu

asan biksu muda, menungguku membuka harga tuk pasangan Kapak Api

dari semua aliran perguruan pedang yang ia tahu katanya. Hematku, buat apa r

a

Jadi kubiarkan mereka menunggu di depan rumah, lalu

ila benda pekat sihir yang bisa menyimpan banyak barang aneh ini kutunjukkan di depan umum.

yata berdatangan pula kelompok lain yang gak kalah ‘nyeleneh’. Waktu aku keluar membawa Kapak

am Gunung, Dewi Kipas Timur, Tombak Rantai Tiga Tongkat, Belati S

ni selesai, mereka datang berkelomp

k

, sebaiknya pilih dua perwakilan dari tiap kelompok dan ikut aku ke dalam.

ereka serentak usai

aja,” kataku sambil membuka gerbang Rumah Permata

lihat Kapak Api dan Es buat pertama kalinya kemarin. Padahal lucu pas mereka memuji dua kapak buatanku seb

Bisa dilihat, Kapak Es membekukan area sekitarnya dan Kapak Api membakar benda yang disentuh. Aku tidak mem

dah gak sabar tuk

i.” Dan saat aku mengatakan, “PENAWARAN DIMULAI!” Nominal langsung sahut-menyahut bereb

hidup, jadi mengeluarkan isi dompe

tenga

ai harga dari seratus koin platinum melanjutkan harga tawar pasangannya. Kemudian di sore harinya setelah

bila waja putih biasa dapat kulelang setinggi ini bagaimana denga

u suka aca

menutup gerbang rumah bekas acara se

k Rumah

Es sudah terjual, Tuan?” kataku berbalik mengha

mu

menghindari sabetan aura panas menyerup

akmu,” katanya mengpungku bersama beberapa

perguruan Naga Sutra. “Cih, tak kukira anjing N

MALING!” pekik salah

kami, urusan dari setahun lalu bisa kita anggap selesai saat i

ur waktu sambil diam-diam m

anmu membuat senjata, Pemilik Rumah Lelang akan

ekali ... Aku sudah bergabung den

a tingkat dua, melompat keluar dari k

k, kema

dia lari

AAAR

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka