Tanah Para Naga
nggu se
mpakan bentang alam di sana serta bagaimana kehidupan di atasnya ditambah apa yang boleh dan tidak dilakukan di tempat
mu
palagi pas aku menyinggung sesuatu yang tak ada di Benua Lama. Mukanya beganti murung, matanya sesekali kosong dengan gestur berubah-
lahn
belakang. Karena dia tak menolak aksiku saat itu, lanjut kulekatkan dada ke punggungnya dan kutarik ia tuk duduk di pangkuan
a, "Jadi, Benua Baru lebih menarik bukan?" Letta me
. Perlahan kuusap dagu Letta menggunakan ujung kuku seperti yang bi
but dia menoleh hingga
ahnya, jadi tolong jangan pikir m
buat belanja terus masak kemudian makan bersama Letta dan Chloe Kecil. Memanen buah dari
bunyi lonceng gerbang depan rumah dipukul. Dan saat kuperiksa, tengah berdiri seor
kepadaku tuk ditukar dengan makanan, dan jika ada p
t, kupikir tambahan tangan akan sangat membantu. Jadi kupersilahkan sang biksu masuk lalu kubawa ia ke
gan buah dari kebun di halaman. Maaf saja aku lagi gak selera buat masak jadi belum sempa
u kami mul
ali dia cukup bagus meniru pekerjaanku, senang sekali menemukan orang berb
lny
i Naga, dan hari ini lelehannya kukira sudah bisa dituang ke cetakan kapak bermata dua. Cuma menunggu
ini mau berubah warna tiba-tiba lon
apaun menemaninya beda dengan kesan pertamaku sama si biksu. Karena saat kutanya apakah sedang
anjutkan lag
ya lalu kutempa buat dibikin mata kapak. Tak bisa sekali-sampai kerapatan dan kelenturan yang kumau
diang Chloe-di atasnya. Sehingga bukan cuma tajam, harapanku kapak ini pun tak boleh digunakan sembarangan orang
jaan beres, langit
ambah bingkisan berisi buah dan makanan sebagai hadiah. Karena aku p
membuat cincin kawat. Karena kapakku masih mengendap dalam ramuan ma
njadi matang, ditandai oleh ledakan keras dari tong tempat dia kuren
kupe
akukan tugasnya. Bilahnya pun kini diselimuti hawa panas menyengat, sesuai dengan ma
n, i
rasa penasaran si Biksu saat
Kapak Api menyebar k
a
nakan Kapak Api kemarin, setelah dia menawarkan sepenggal tandu
asan biksu muda, menungguku membuka harga tuk pasangan Kapak Api
dari semua aliran perguruan pedang yang ia tahu katanya. Hematku, buat apa r
a
Jadi kubiarkan mereka menunggu di depan rumah, lalu
ila benda pekat sihir yang bisa menyimpan banyak barang aneh ini kutunjukkan di depan umum.
yata berdatangan pula kelompok lain yang gak kalah 'nyeleneh'. Waktu aku keluar membawa Kapak
am Gunung, Dewi Kipas Timur, Tombak Rantai Tiga Tongkat, Belati S
ni selesai, mereka datang berkelomp
k
, sebaiknya pilih dua perwakilan dari tiap kelompok dan ikut aku ke dalam.
ereka serentak usai
aja," kataku sambil membuka gerbang Rumah Permata
lihat Kapak Api dan Es buat pertama kalinya kemarin. Padahal lucu pas mereka memuji dua kapak buatanku seb
Bisa dilihat, Kapak Es membekukan area sekitarnya dan Kapak Api membakar benda yang disentuh. Aku tidak mem
dah gak sabar tuk
i." Dan saat aku mengatakan, "PENAWARAN DIMULAI!" Nominal langsung sahut-menyahut bereb
hidup, jadi mengeluarkan isi dompe
tenga
ai harga dari seratus koin platinum melanjutkan harga tawar pasangannya. Kemudian di sore harinya setelah
bila waja putih biasa dapat kulelang setinggi ini bagaimana dengau suka aca
enutup gerbang rumah bekas acara sele
k Rumah
Es sudah terjual, Tuan?" kataku berbalik mengha
mu
menghindari sabetan aura panas menyerup
akmu," katanya mengpungku bersama beberapa
perguruan Naga Sutra. "Cih, tak kukira anjing N
MALING!" pekik salah
kami, urusan dari setahun lalu bisa kita anggap selesai saat i
ur waktu sambil diam-diam m
anmu membuat senjata, Pemilik Rumah Lelang akan
kali ... Aku sudah bergabung denga
a tingkat dua, melompat keluar dari k
k, kema
dia lari
AAAR
*