icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tanah Para Naga

Bab 8 Lengan Sang Komandan 2

Jumlah Kata:1505    |    Dirilis Pada: 05/06/2023

elu

dah berani mengutil calon makan siangku, tapi kuurung niat tersebut lantaran kristal inti di jantu

k akan sanggup menahan ‘derita’ dari kutukan pendampingnya. Lalu bagaimana burung ini melakukan hal

n sebelumnya baik di catatan mendiang Chloe atau sel

monster yang sudah mati dan berfungsi mengendalikan wadak kosong

ersifat sebagai kutukan juga sangat merusak serta rentan terhadap sihir putih dan cahaya. Bahkan buat m

larang. Karena bukan hanya sekadar mengerikan tetapi juga cara merapalnya pun cukup kejam, si perapal kalau buk

sien kutukan aura kema

nster kelas tinggi, tapi jarang juga—kutukan aura kematian tak pernah digunakan, biar kata ka

burung kampret

ekati berkat ketimbang sebuah kutukan meski aura mengerikannya tetap membua

ain

ilang aura kematiannya malah makin kuat serta menelan gangguan yang kuberikan. Tak cukup sampai situ, tampaknya a

aku menjel

, ada saja bagian tubuh si elang yang mengalami perubahan … entah

h dan ekor, tiap helainya menjadi sangat keras menyamai plat besi, cakar dan paruhn

agian tubuhnya tak pernah terjadi sekaligus. Selalu bergantian antara satu dan yang

lang hitam satu ini dan berkahir menjinakan

Datang te

rilah, temui penja

eea

pa yang sangat ingin kau lakukan. Lepaskanlah semua yang ada di ha

K-BUK! BAK-BUK

*

njut

an—lagi dan lagi—dengan mantra penyembuh, elang hitam ini pun men

jalananku sebagai petugas p

tentu dia k

an makananku yang montok tersebut bukan. Dia ada dalam cengkeraman cakarnya si elang di

Mbeeaaa …

pagi juga terbitnya garis cahaya menyambut mentari di belakang kami. Seolah tak mungkin

isolar point, atau jika boleh ingin kusebut

bau

u langsung mengendus bau wangi yang begitu sedap. Buat mema

apa kau jug

anyaanku barusan, justru yang me

si elang. Apa kau tidak mencium bau

idak ada jawaban, lalu “Mbeeaaa,

ngan niat memberinya sedikit pelajaran kugeplak ke

ng! Eh—EL

i bertiga jat

setelah tubuh kami semua ambruk ke tanah,

akit s

bangun dari ‘mimpin

bil terbang di udara macam tadi. Kau ini sebenarnya albatross atau seekor el

omba berada di

uga juga si elang sudah mengaku bersalah, “Kwaakk

hkan pakaian bekas ‘tragedi’ barusan. Dia bilang, “Aku

ksi mata di tempat ini cuma ketaw

irlah ke pondok kami, Tuan,” tawarnya sambil m

lam, menyambut hangat tawaran tersebut. Kuberi dia dua koin emas buat membawakanku makana

kami. Jika melewati jalur darat perjalananku hanya memakan waktu kurang dari seminggu menaiki kereta kuda dan se

lompat diapit dua pekikan lantang dari si elang ketika lepas landas d

ak sepenu

melompat turun dari punggungnya setelah cakarnya menyentuh tanah, seketika satu pelet

uat seorang petugas

ngi seekor burung berukuran lebih besar daripada beruang, seb

u tersebut. “Segera Identifikasikan dirimu, dan ada keperluan apa me

kami. Sedangkan si elang sudah melebarkan sayap buat peringatan, tanda supaya jaga jarak. Sem

ingin menjelaskan situasi. “Lihat!” Kuambil ‘amanat’ ketua se

mu

langkah lalu bilang, “Serahkan benda di tanganmu p

—na

gan ketua adalah surat ini sampai ke tangan penerima

putri …?” Sialan, aku lupa nama si pe

jadi makin curiga. “Cukup!” kata si komand

tangkap oleh cecunguk macam mereka. Terpaksa, kubuka kuda-kuda Pukulan Naga bersiap menerobos ke da

lepas pukulan mendobrak kepungan dari dalam, ti

perhatian kami tert

ngaja kuarahkan padanya. ROAARRGH! Hawa panas b

ku kembali, tapi gagal. Arahnya cuma melenceng beberapa d

am geraka

jadikan dirinya tameng hidup. Dia mendahului terjangan naga tersebut sembari menghantamny

nita yang tadi m

satu nyawa yang barusan dia selamatkan. Luka bakarnya begitu mengerikan hingga

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka