Tanah Para Naga

GGU

eea

kau tiba-tiba … “B

unggu, tungg

daku. “Apa kau barusa

cara. “Nona saya, meminta saya untuk memberikan ini pada orang yang bar

ku tertarik adalah … walau wajah sampai pundak gadis ini basah oleh keringat, pakaiannya m

al istana dan nona, mungkin

mat seperti itu, sopan santunmu boleh juga. “Saya

arga istana, tugasku selesai setelah memberikan surat ketua. “Sepertin

ong-Ah,

li saja cukup aku jadi petugas pos dadakan.

uar dari gerbang istana sampai kemari, hanya Anda

tentu

sedang kau cari itu melewati jalan lain,

an utama dari gerbang istana menuju ke tembok batas kota, dan menurut penjaga gerbang y

menendangmu, Domba. Hei … psst! … Elang cep

sampai menemui anda di—eh! Tu

*

uh

u kau memekik saat melompat sebelum terbang seperti bi

sih ada

ukan si Domba, aku gak sengaja

akkk

kita bisa langsung menghilang dari hadapan si pelayan tadi. Memangnya kau mau bo

aak

kencang di tanah landai, jadi eh—” Ada apa di ba

lihat geromb

akkk

u dekat. Aku penasaran apa yang sedang mereka lakukan

lah sin

Jangan banyak be

aak

padaku, kan aku cuma baru menyapa. “Hehe, maaf-maaf. Aku hanya pejalan yang kebetulan lewat, ti

sst! … k

Apa lambaia

rtanya pad

boleh kutanya al

ang ingin menjadi murid pergur

“La

yang mengikutimu bukankah dia

Elang, apa-apaan

rsaing satu sama lain, dari luar saja terlihat tenang pad

ng dari sebelah mananya. “Lantas?” Ap

um menger

u belum menunjukkan kalau aku tak paha

k-baik. Elang Paruh-Cakar Besi adalah jenis monster langka, selain cuma bisa ditemukan di pegunungan berba

bukan. Dia ini tidak sekuat itu—AW

aak

uremas kerongkong

… tolong taha

ku, biar kuberi burung tengik ini pelajaran

OHO

ara s

apa merek—kau juga, buat ap

r aliran Tinju Gunung He

a bicaramu mendadak jadi pela

—ja

t seperti apa orang yang dip

ong pelankan

h—b

BERNYALI, JANGAN HANYA MEN

rang itu ti

Heng, berani sekali dia berka

an

au ngomong apa yang jelas, “APA

pan kau mau te

HO

di

di atas

u Besar aliran T

Oran

Heng tahun ini kedatangan

ng perlu ditatap di

cangan kecil, sep

ihatku, menyebalkan. “Kau bilang

an

ni uru

idak perlu m

ng Tua keparat, t

*