Tanah Para Naga
I!
Tetua." Kupingku sakit mendengar
"Ketua perguruan ada di depanmu dan kau masih belum
uatku tiba-tiba jadi menghormatimu tahu. Lebih baik aku berba
. "Berani sekali kau tidur di d
rang tua yang hobi sekali mematahkan rotan di
pa melihat
unya mata, memangnya anda,
unda
narnya yang tida
au murid berbakat, tapi tolong perhatikan kita sedang berada di mana. Kyongdok
bilang begitu,
khirnya k
Cukup deng
i-
buat 'mendinginkan' permukaan bibir Tetua Bong yang panas, itu
itu!" Dengar ketua sekte me
"Eh!" Buat apa hembusan nafas barusan, kenapa tiba-tiba Ketua m
arat untuk Tetua Bong. 'Bagus.
M
"Ket
nya tinggal
ding sebelah sana itu ditekan mati-matian, pancaran energi mereka tak mungkin lolos selam
sih mendeng
tu
masa bodohlah, tapi sebelum mengatakan keing
h?
, aku belum selesai. "Hampir tiga har
suka ketawa mendadak. "Kupikir apa yang membuatmu cemberut
tahu, kan. 'Mau
ri kendurkan otot mukamu l
au lemparkan padaku.
an coba kelua
ngin menertawakanku begitu
, kau meny
ngka, daging kaya akan endapan mana. Konon, sepotong saja sudah cukup tuk membuat seorang perta
gap itu hadiah d
usan setelah ini. 'Aaaa...' Semua daging rusa
I!
Ketua. Euk-ah! Aku kenyan
arik
iperiksa dengan cara apapun sudah tak ada lagi
ma potong daging rus
kan lebih banyak kalau a
*
i perbatasan antara Kolom Lima-Tiga dan Lima-Dua Benua. Aku malah diminta men
an yang tak b
, bahkan mencurigaiku punya maksud terselubung saat bergabung dengan Perguruan Telapa
elang hitam sebagai segelnya. Dibubuhi mantra tahan tempa, cuaca,
a mau menggun
n Beladiri Benua Timur, langsung kau tawari aku perlindungan pen
ruba
alasanku mendaftarkan diri bersama Doll dan Roxina ke Perguruan Telapak Besi setelah menguasai Pukulan
a
as-jangan korek aku dengan bredelan pertanyaan mengatas namakan guru. Aku benci mendengar, "Dimi wijih gi
gh
erarti orang lain tidak boleh lebih baik bukan. Apapun tudu
puaslah hanya dengan Ilmu Kulit Baja, gak bakal keluar lagi jawaban
apa datang dari balik bukit itu, sebai
eea
. "Bagaimana kau bisa berada di tempat seperti ini, Domba?" Biar kubuka
eea
omba. Mana burung keparat yang
" Kau ti
ung itu juga ... HAHA! Rupanya tak perl
pukuli maling yang ta
eee
hanya melihatnya saja membuatku merinding. "Hei, Burung Jambret
erang dan bertar
impitan pohon di atas tubuhmu bukan, bahkan energi hidup dari inti kristalmu s
ku, waktunya memilih antara pisau liuk kesuk
lu enteng bua
pasti sangat menderita, bukan?" Hahaha, bagus pohon besar. Kau sungguh menjat
, aku punya renc
*