icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tanah Para Naga

Bab 6 Elang dan Domba 2

Jumlah Kata:1072    |    Dirilis Pada: 05/06/2023

I!

Tetua.” Kupingku sakit mendengar

“Ketua perguruan ada di depanmu dan kau masih belum

uatku tiba-tiba jadi menghormatimu tahu. Lebih baik aku berba

. “Berani sekali kau tidur di d

rang tua yang hobi sekali mematahkan rotan di

pa melihat

unya mata, memangnya anda,

unda

narnya yang tida

au murid berbakat, tapi tolong perhatikan kita sedang berada di mana. Kyongdok

bilang begitu,

khirnya k

Cukup deng

i—

buat ‘mendinginkan’ permukaan bibir Tetua Bong yang panas, itu

itu!” Dengar ketua sekte me

“Eh!” Buat apa hembusan nafas barusan, kenapa tiba-tiba Ketua m

arat untuk Tetua Bong. ‘Bagus.

M

“Ket

nya tinggal

ng sebelah sana itu ditekan mati-matian, pancaran energi mereka tak mungkin lolos selama

sih mendeng

tu

masa bodohlah, tapi sebelum mengatakan keing

h?

, aku belum selesai. “Hampir tiga har

suka ketawa mendadak. “Kupikir apa yang membuatmu cemberut

tahu, kan. ‘Mau

ri kendurkan otot mukamu l

au lemparkan padaku.

an coba kelua

ngin menertawakanku begitu

, kau meny

ngka, daging kaya akan endapan mana. Konon, sepotong saja sudah cukup tuk membuat seorang perta

gap itu hadiah d

rusan setelah ini. ‘Aaaa…’ Semua daging rusa

I!

Ketua. Euk-ah! Aku kenyan

arik

iperiksa dengan cara apapun sudah tak ada lagi

ma potong daging rus

kan lebih banyak kalau a

*

i perbatasan antara Kolom Lima-Tiga dan Lima-Dua Benua. Aku malah diminta men

an yang tak b

, bahkan mencurigaiku punya maksud terselubung saat bergabung dengan Perguruan Telapa

elang hitam sebagai segelnya. Dibubuhi mantra tahan tempa, cuaca,

a mau menggun

n Beladiri Benua Timur, langsung kau tawari aku perlindungan pen

ruba

alasanku mendaftarkan diri bersama Doll dan Roxina ke Perguruan Telapak Besi setelah menguasai Pukulan

a

tas—jangan korek aku dengan bredelan pertanyaan mengatas namakan guru. Aku benci mendengar, “Dimi wijih

gh

erarti orang lain tidak boleh lebih baik bukan. Apapun tudu

puaslah hanya dengan Ilmu Kulit Baja, gak bakal keluar lagi jawaban

napa datang dari balik bukit itu, seb

eea

. “Bagaimana kau bisa berada di tempat seperti ini, Domba?” Biar kubuka

eea

omba. Mana burung keparat yang

” Kau ti

rung itu juga … HAHA! Rupanya tak perl

pukuli maling yang ta

eee

hanya melihatnya saja membuatku merinding. “Hei, Burung Jambret

erang dan bertar

impitan pohon di atas tubuhmu bukan, bahkan energi hidup dari inti kristalmu s

ku, waktunya memilih antara pisau liuk kesuk

lu enteng bua

pasti sangat menderita, bukan?” Hahaha, bagus pohon besar. Kau sungguh menjat

, aku punya renc

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka