Tanah Para Naga

e … Ak

sti dipenuhi lemak dan daging bukan. “Untuk seekor domba gunung liar,

Begituka

k suka kupanggu

” Aku men

a kuturunkan. Lagi pun, aku tidak tahan dengan badan baumu. Kalau bukan gegara g

.” Tak m

u berburu di tebin

aa.” A

tebing yang hampir vertikal. Aku saja perlu menyelaraskan energi di

… ‘Sua

ntar lagi kau akan menjadi m

u tahu kau ju

sampai … tur

pundakku me

bunyi. “Eh!” Tahunya malah yang terburuk sejauh ini, puasa dua ha

ju ke kawanan mereka tadi, hasilnya lumayan meski kudu melompa

tidak aku punya dia tuk sarapa

akan kusembelih kau pakai pisau liuk kesayanganku. Jadi sabar se

r saja makananku suda

u tidak merasaka

ung, kembalikan

arnya. ‘Eh, tunggu!’ Kenapa aku repot-repot berlari mengejar dia

uku. “Pohon besar,

kuat mencengkeram tana

hon besar, tolong jatuhkan

otnya lum

“Hei, Burung,

Rasakan

*

kehabisan mana. Tapi meski tekanan dari gelombang pukulan kami sudah tiada, pasukan Al

ghalangi pandangan, tidakkah mereka pe

dari pihak lawanku padahal

mau memanfaatkan kesempatan buat meringkusku atau berinisiatif

t

belum orang di depanku memberi perintah gak

yang mampu menghadapi Tarian Naga Laut Timur sebaik dirimu, Pemilik R

n kepalanya me

, waspadaku malah jadi hilan

nyebut gelarnya. “Aku sudah memperkenalkan diri tadi, apa sesu

jika aku duduk?” tanyaku yang langs

at dia berteriak. “Kenapa kau bisa

ahasa formalmu

aku sudah duluan mencapai tingkat tertinggi manipulasi energi. Bahkan kalau saja mendiang C

g, sampai kapan kau

ahl

a ‘Anda’ yang seb

lik Rumah Lelang telah sama-sama mencapai batas kami, semuanya ikuti perinta

—bod

dah terisi penuh. Jangankan hanya kalian,

ku memang tidak p

apa yang akan

ankah kalian punya ma

ukkan kenapa aku du

BERHENTI,

h ini, Tapak Dewa ti

ang inilah satu-satunya jal

*