icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tanah Para Naga

Bab 4 Pamungkas Seni Langkah Besi 2

Jumlah Kata:1314    |    Dirilis Pada: 05/06/2023

HEN

ada

ura Kediaman Pendiri, identifikas

udnya aku. “Anda sedan

ain selain dirim

tak menunjukkan diri, berarti bukan cuma aku sendi

apakah kau datang seorang diri

Y

n namamu, dan apa

i gegara ini—AW!” Jangan tiba-tiba muncul

h, aku bu

depanku, itu yang ka

hatlah, kakiku masih menginjak

kaki begitu, sungguh membuatku ragu. Tapi …

yang barusan

Katakan dulu

dalah penanggung jawab di tempat ini. Penjaga Perpustakaan terhe

ukup, langsung saja ke intinya. Kenapa ak

garkan aku, aku adalah Penjaga Pe

kkan padaku di mana Per

mukamu jadi seperti itu. “BISA

gsung menutup telin

kau pergi ke Perp

aja aku ke sana, dan token ini akan menja

k tahu arti dari bend

ngin masuk ke perpustakaan pendi

k Tua. “Berani sekali kau melemparkan token penerus p

dah Anda miliki, sekarang anta

ercuma meladeni

takaan Pendir

*

mengepung serta menyudutkanku ke sebuah bibir tebing. Dengan mereka yang datang dari tiga arah—depan juga kanan dan kir

iti Anda, jika Pemilik Rumah Lelang bersedia bekerja sama!

g telah kucapai menghabisi mereka di sini bukanlah masalah sulit. Hanya saja aku pun

engikuti perma

reka masih ingi

aga tingkat dua, yang sialnya—serangan jara

a

. Karena teriakannya itu pula pasukan yang sedang menghalauku tiba-tiba mem

YA BERH

suara. Dari antara dua barisan tadi, mendekat orang-orang dengan atri

a kukatakan, “Siapa lagi kalian, dan mau apa?”

ukulan Tapak Dewa, jaga-jaga kalau ora

t untuk bernegosiasi,” jawab salah seorang dari mere

saja dia katakan. “Bernegosiasi, setelah mengerahkan pasuka

l dan hendak melan

ndekat, akan kubakar kau dengan p

ng kemudian menjerit. “Arghhh … Panaaas … Panaaas ….

aku bukanlah main-main. Sehingga para pendekar di barisan paling depan dari dua re

sekarang,” kataku yang

siasi juga kukuh dengan ucapannya. “Bisakah k

ni, pilihan apa yang kupunya. “Ba

g, bergabunglah dengan perkumpulan perguruan beladi

urig

anmu tersebut. Tapi maaf saja aku sudah bergabung dengan perguruan l

ng, Anda sepertinya salah mengartikan. Ucapank

alimatku tadi juga bukan jawaba

dengar itu. Orang ini tidak peduli kepadaku, hahaha,”

dengan caran

. “Biar kuperjelas sesuatu,” ucapnya dengan nada seriu

enyaksikan perilakuny

enua Timur tidak berarti apa-apa untukmu. Begit

eheranan sendiri

kan dariku sebaiknya tolong bubarkan saja mereka,” kataku sambil

akan itu, tapi mukanya adalah wajah yang ta

ng-buang waktu lagi denganmu.” Kemudian melakukan buka

namanya disebut sepertinya dia bukanlah main-main. Makanya ketika persipan tuk melepas gelombang pukulan Tarian Naga

sebelum melempar gelombang energi pukulan yang sudah ta

ang dia lemparkan barusan, kulepas pula gelombang hawa pa

ang pukulan kami

saha—menjauh—menghindari angin dari

ak mau mengalah. Dua naga yang kami lepaskan saling melilit dan membentur berkal

*

menghampiriku. Selain jumlah bukunya lebih sedikit ketimbang perpustakaan utama di padepokan, hal

sal datang

k dinding dan lantai tempat ini, tetap gak ada apapun yang menarik. Jadi pada malam ke du

i ucapanku soal menyes

n Telapak Besi membangunkan Mata Perak saat tak sengaja kulihat waktu membuka pintu. Pantas gak

kjub

i—dalam sorotan Mata Perak milikku. Melantunkan bait-bait yang seketika berubah menjadi gerakan dalam kepalaku, menampilkan ra

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka