Tanah Para Naga
A!
k Penjaga Perpustakaan Ming usai melempar buku yang sedang
tengah kesal. "Aku bosan, Penjaga Mi
au bosan, hah?" rajuknya yang buru-buru me
L
lantaran rotan yang dia ayunkan bar
edekku sembari merebahkan diri ke lantai. "Ilmu kulit bajaku sudah
erpustakaan ini sudah kuno dan kurang efisien. Setelah tiga hari kubaca s
aa
aku pergi saja ya?" Tapi jadwal keberangkatan kapa
pa
apaan kau ini, PENJAGA MING?" Kusemprot
mpurna, pasti sangat melelahkan harus terus memadatkan chi ke seluruh permu
atu ini bicara. "Tapi tidak perlu sampai me
sopan santun," katanya sambil melengos kembali ke
ah. "Terimakasih, karena sudah membuatku
iritasi, tahu.' Respon macam apa barusan itu. 'Arghhh, Aku ing
angat bosan, Mi
sombongmu yang barusan itu, kenapa juga kau
a i
kan kujelaskan
ambil token terseb
n Perpustakaan L
al
ULU! Dasar b
i dengarkan apa yang ingin disam
itu hanya dimiliki oleh orang tertentu saja, seperti diriku misal
ar mendengar ocehan dari mul
bilang de
n kudengarkan k
an Leluhur Pendiri. Sesuatu yang tidak diberikan kecuali pada penjaga perpusta
i apa maksudmu, Pak Tua. "Aku bukan penjaga perpustakaan seperti
nti menggeplak ke
itu, hanya agar kau segera pergi dari perpustakaan ini. Kau tahu, sudah tiga hari tiga
a kau menyuk
uhur Pendiri, di sini sudah tidak
apa kau men
g Karang, di balik bukit yang
ia aliran pukulan Telapak Besi, juga
banyak berpiki
ak kau usir pun aku
hush-hus
agi pun tempatnya yang terisolasi dari orang luar-serta baru pertama kali kudengar-sep
tu berjalan sambil
murid Dewi Tapak
*
hari se
guruan Telapak Besi. Pagi itu. Bajuku compang-camping bak gelandangan ketika mengetuk Pos Jaga Petugas Du, mesk
sahutannya dari dalam seper
nyi di dalam padepokan sebelum aliansi berhasil men
sakah kau bicara den
g ini akhirnya muncul. "Minggir P
a menghalauku m
"Kenapa me
tutup selama masa libur murid-murid," kat
u, tapi lebih baik pu
ur di waktu ini. Kenapa malah datang kemari, seka
m dia p
nyebalkan. Kalau bukan karena sedang buron, aku malas meladenimu tahu. "E
. Kau ingin menyuapku,
gitu. Ini hanya hadiah kecil, aku sedang ingin menghabiskan liburan di perguru
tidak bagus juga menolak maksud baik da
rimakasih,
enapa tanganmu m
aku sudah membayarmu satu k
'DU' membukakan gerbang untukmu?" Lucu mendengarmu me
k melihat apapun saat menyelinap kemari, aku mene
perg
ebal
empat aman tuk bersembunyi. Tempat yang bebas-setidaknya-dari ins
Aku t
, sepertinya aku akan mere
*
!! Sial
n begitu curam. Awas saja nanti jika Perpustakaan Pendiri tak sesuai harapan,
nda Gunung Karang yang pak tua itu bilang belum juga kelihatan. "Kau pikir dari kuil di Bukit Batu hingga kema
. ha ... ist
ah Gunung Karang, harusnya aku juga bertanya sejauh apa jalan
rasa aku masih berada di jalur yang benar. Biarlah kali ini aku bermalam di sini
a
ya perlahan memudar bersama gelap serasi dengan sunyi di sekelilingku. Meski berb
bus tetap saja sangat mengganggu. 'Eh, tunggu dulu. Aku mas
atanku ini bisa menghalau hembusan angin. Wahai bintang ber
*