WANITA UNTUK MANUSIA BUAS Kisah Anindira
ing pen
ndira menyambut kedatangan
ahut pemuda itu melihat senyum lebar Anindira denga
bosan dan juga bungkusan yang di tebak Aninidra adalah makanan untuk mengisi
" tanya Anindi
pemuda itu sambi
ulangi mengikuti perkataan pemud
''Ma-kan,'' ujar pemuda itu
makan buah-buahan, ''Aku sangat lapar... Terima kasih sekali lagi,''
u-sedu. Tapi lihat sekarang..
a dengan mulutnya yang
sambil tersenyum, ''Kalau masih ku
tinya terasa lebih ringan sekarang. Keadaannya yang sekarang adalah sesuatu yang tidak terhindarkan olehnya. Tidak ada
buahan itu, tapi kau sama sekali t
mengerti apa yang dikatakan oleh pemuda itu. Mau tidak mau hanya wajah yang tam
pemuda itu lagi, ''Makan ini?'' tanya pemuda itu sambil menun
n kata demi kata, putus-putus,
hatikan pemuda itu, tapi dia kemudian se
juga cukup senang karena ternyata dia bisa menge
pemuda itu men
anya Anindira kemudian, '
sa memahami maksud masing-masing pihak. Mereka bica
i masih penuh bulu begit
l membuat tampang jijik menatap k
, lalu mengeluarkan batu pipih. Segera setelah itu, dia
mutilasi perut kelinci lalu merogoh dan mengeluarkan jeroannya. Anindira sendiri juga sering mengolah tupaiyang di buru bersam
annya, kau sudah bisa
kelinci, pemuda itu men
engan ekspresi jijik, ''I
pemuda itu salah dalam memahaminya, dia ke
ghentikan tangan pemuda itu yang hampir saja melempar hewan buruan di tangannya, ''Ada
a itu, dia tidak suka melihat perl
ung dengan tindakan Anindira, ''Aku melakukannya u
annya, sudah begitu, Anindira juga sangat
a kalau mau di buang?! Kau menangkapnya, itu artinya kau ingin memakannya
u dengan mudahnya membuang bahan makana
Mereka bersabar mencoba bijaksana
g paling duluan mengalah, ''Ak
jika kesalahpahaman berlanjut dan akan membuat mereka berd
Anindira yang ke
benar berusaha keras dan tulus ag
pemuda itu de
sa senang ketika akhirnya d
ng memahami satu sama lain meskipun komunikasi tidak berja
ni bentuknya bongkahan bukan pipih. Pemuda itu menghentakkan dua batu
ihat di wajahnya yang sudah konyol, ''Tuan, kau pintar...'' ujar Anindira tersenyum gembira karena maksudn
endu pada Aninidra, ''Selama dalam perjalanan, kami para pr
a yang kau
wajah memelas Anindira, ''Aku juga leb
li tidak mengerti apa
rkan, tung-gu
cara mendikte sambil menahan pundak Ani
meninggalkan Anindira di atas pohon. Tapi, selang beberapa m
u turun untuk meny
an mengambil dua ekor kelinci yang dibungkus daun yang lebar mir
mereka berbincang dan memutuskan untuk berk
a dirinya, ''Halvir... A-ku... Halvir... '' ujar p
... V
kemudian menunjuk
'Kau?!'' seru Halvir bertanya,
...'' ujar Anindira sambi