WANITA UNTUK MANUSIA BUAS Kisah Anindira
temuan
tanya ketika sedang memikirkan akan terus maju ata
ekitarnya saat ini. Meski berjalan perlahan karena masih merasa
g aneh di depan sana...'' keluh Anindira yang merasa
eraniannya. Menghirup nafas dalam-dalam s
ya. Melangkah maju atau pun berbalik. Tidak jelas... saat ini hanya ada pikiran positif kalau ada harapan akan adanya sungai di depan sana. Itu lebih b
a sedikit keberanian yang dimiliki Anindira. Tapi hal itu
angin berhembus menghampiri Anindira. Tubuh Anindira gemetaran mer
rena merasa kedinginan, ''Makin terasa suram di depan sana.
hal yang tidak jelas. Aku hanya akan terus men
p tapi juga sekaligus terus berkuta
uarkan air mata. Apa boleh buat, aku tersesat sendirian di hutan antah berantah. Saat
limuti pikiran Anindira. Saat ini di dalam otaknya tengah terj
pergi k
enakutk
u tidak tahu apa yang se
at petualangnya mene
otaknya. Keduanya beradu argumen di dalam kepalanya, tapi jiwa petu
ik pada dirinya sendiri di dalam hati, ''Jangan jadi pen
menyemangati hatinya a
. Dengan kesunyian hutan akan semakin mencekam ketika malam tiba. Kegelapan akan menjadikan
akhirnya terjawab salah
ir yang mengalir deras mul
ngan, ''Tidak salah lagi, itu suara aliran air...''
dengar oleh Anindira berasal dari sungai yang sangat besar. Hal baiknya adalah, mata Anin
biasa dingin. Berbeda dengan tempat sebelumnya, suhu dingin di sini terasa sangat menyakitkan seolah m
ta tubuhnya kesulitan beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang baru saja di masukinya, ''Apa ini, dadaku sesak... apa mung
HENT
ra. Suaranya terdengar datar, tapi terasa s
menambahkan peringatannya, ''Sebaiknya kau kem
gar dengan lebih jelas kalau itu memang ada seseorang yang sedang berbicara d
lagi karena Anindira tidak segera meres
ke belakang, bersiap lari hendak menghampirinya, "Tuan, tolong aku...'' panggil Anind
. Mulut Anindira menganga dengan mata yang terbelalak. Tubuh Anindira yang pendek membuat matan
gadahkan kepalanya untuk melihat wajah pria di hadapannya, ''H
itamnya yang panjang membuat tampilannya semakin samar dengan kabut tebal yang menghala
eperti ini, tapi dia bahkan tidak pakai baju! Dia hanya memakai bawahan berupa... kain atau kulit binatang?! Sepertinya tidak di jahit?!
diam di situ?!'' tanya pe
rkejut, dia bingung dengan a
knya kita segera pergi dari sini atau kau akan mati kedi
ti sebelumnya. Dia tidak tahu harus b
au aku cukup menakutkan tapi setidaknya aku tidak akan mencelakaimu,'' tambah pemuda itu sambil
jah bingung penuh tanya menatap pemud