icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

WANITA UNTUK MANUSIA BUAS Kisah Anindira

Bab 3 Pertemuan

Jumlah Kata:1050    |    Dirilis Pada: 06/05/2023

ya keberanian, walau hanya sedikit kembali mendatanginya. Kakinya kembali mendapatkan pijakan, walau ketidaktahuan membuatnya berjalan bolak-balik. Otaknya sibuk berdebat, antara perasaa

nimal satu saja petunjuk yang bisa

dahal matahari masih terlihat menyala terang, {ini adalah musim panas di dunia

mpak seperti hutan a

Hentikan pikira

an menakuti di

rdiri, terus menyelimuti pikiran Anindira. Dia memang gadis tomboy yang tangguh dan pemberani, tapi, bukan berarti

ampung atau di hutan belantara. Anindira tidak akan mau berjalan sendirian tanpa ditemani keluarganya, jika hari sudah gelap. Dia tidak me

s walau ada cahaya temaram dari senter. Hal itu akan terus membuatnya waspada dan membuatnya tidak nyaman pada akhirnya. Karena dia

lm horor dengan tema mencekam, dia sangat tidak suka film dengan alur mellow. Tapi, i

dia sangat suka hal yang menantang seperti naik Roller coaster bahkan Bungee jumping pun dia berani mainkan. Anind

terjadi perdebatan seru, saraf ta

pergi k

menaku

u tidak tahu apa yang se

n antara naluri di hatinya dan logika di otaknya, keduanya beradu argumen di dalam kepa

! Jangan jadi penakut! Pengalaman adal

sana, kenapa harus menyusahkan diri dengan

spoiled child…'' seru Anindira memek

menyemangati hatinya a

api, akhirnya dia telah membuat keputusannya. Dia lebih

berapa lama dia berjalan sejak tadi? Sudah banyak waktu terbuang sejak dia tiba di hutan itu. Hari pun akan semakin gelap karena akan segera berga

"Maju terus pantang mundur!" seru Anindira lagi, dia

besar dan berarus deras dengan suara deru aliran arusnya yang nyaring terdengar, membuat pekatnya hutan suram memiliki alunan melodi suara yang konsisten. Sungai yang teramat lebar dan dalam, bahk

an, giginya terus saja bergemeretak, dia menggigil kedinginan. Anindira mulai kesulitan bernafas, tubuhnya sulit beradaptasi, terbiasa dengan suhu tropis di negaran

'' seru se

berteriak, tapi terasa seperti

kau kembali ke tempat dari mana kau datang

di terasa sesak sekarang seperti mengembang, hati

di dalam hati sambil menengok ke belaka

nindira terkejut, kaki yang sudah siap berlari kapan saja langsung membeku, mulutnya mengang

h tinggi dari Anindira dan juga ada kabut tipis yang menghalangi pandangan mata, hingga hanya terlihat siluetnya saja. Tapi, yang membuat Anindira lebih kaget adalah aura yang dikeluarkan pemuda itu. Ada semacam aura kuat yang mengelilinginya, memberi pesan seolah kita melihat benteng besar nan kokoh dengan senj

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 HILANG2 Bab 2 Hutan Aneh3 Bab 3 Pertemuan4 Bab 4 Bola mata berwarna biru safir5 Bab 5 IMPRINT6 Bab 6 Jaguar hitam7 Bab 7 Mengeja8 Bab 8 Nama9 Bab 9 Melanjutkan perjalanan10 Bab 10 Perjalanan11 Bab 11 Dunia Manusia Buas12 Bab 12 Hans, dokter dari Klan Singa13 Bab 13 Baju14 Bab 14 Ganti baju15 Bab 15 Penantang Halvir16 Bab 16 Kebersamaan17 Bab 17 Sayuran liar18 Bab 18 Gara-gara sayuran19 Bab 19 Halvir akan pergi20 Bab 20 Anindira cemburu21 Bab 21 Perasaan Anindira dan Halvir22 Bab 22 Perpisahan Halvir dan Anindira23 Bab 23 POLIANDRI24 Bab 24 Keluarga Ezra.25 Bab 25 Izin untuk mandi26 Bab 26 Gavriel27 Bab 27 Padang Rumput.28 Bab 28 Pengagum Anindira29 Bab 29 Anindira keluar dari desa30 Bab 30 Peringatan Gavriel31 Bab 31 Pertempuran Gavriel melawan Hyena32 Bab 32 Gavriel gagal mengendalikan diri33 Bab 33 Pasangan Anindira selanjutnya34 Bab 34 Hans pasangan Anindira berikutnya35 Bab 35 Gavriel sudah sadar36 Bab 36 Cerita di balik penyerangan Gavriel terhadap Anindira37 Bab 37 Sambutan Halvir pada Gavriel38 Bab 38 Anindira kolaps39 Bab 39 Trauma Anindira40 Bab 40 Anindira kembali histeris41 Bab 41 Anindira diam membisu42 Bab 42 Anindira hamil43 Bab 43 Kejadian mengerikan yang masih berkesan44 Bab 44 Anindira cemburu lagi45 Bab 45 Hans dari Klan Singa46 Bab 46 Anindira ngidam47 Bab 47 Morning sicness48 Bab 48 Koleksi rempah milik Hans49 Bab 49 Menjadi diri sendiri50 Bab 50 Rasa pahit di awal akan memberikan rasa manis yang lebih lama kemudian51 Bab 51 Anindira menggoda Halvir52 Bab 52 Hasrat yang terhenti53 Bab 53 Anindira kembali terpuruk54 Bab 54 APA KALIAN SELEMAH ITU !55 Bab 55 Kerinduan untuk memiliki56 Bab 56 Morning wood57 Bab 57 Halvir berpasangan dengan Anindira58 Bab 58 *Ikatan pasangan Gavriel59 Bab 59 Berpapasan dengan Hyena60 Bab 60 Lila61 Bab 61 Serangan Serigala liar62 Bab 62 Hans itu kuat63 Bab 63 Bangkai Serigala bertebaran64 Bab 64 Sudah bisa makan ikan65 Bab 65 Halvir kembali dapat jatah66 Bab 66 Posisi Halvir, Gavriel, dan Hans.67 Bab 67 Serangan Hyena68 Bab 68 *Amber pertama Gavriel.69 Bab 69 Bunga Arum Hitam hampir membunuh Hans70 Bab 70 Hans merajuk71 Bab 71 Hans yang sebenarnya72 Bab 72 Kedatangan Serigala *Safir73 Bab 73 Serigala yang suka memerintah74 Bab 74 Konfrontasi75 Bab 75 Aku bukan Serigala bodoh76 Bab 76 Desa Rubah wilayah utara Hancur77 Bab 77 Klan Serigala78 Bab 78 Klan terkuat79 Bab 79 Perang dingin dalam rumah tangga80 Bab 80 Kelebihan Anindira di banding wanita lainnya81 Bab 81 Anindira sangat subur sebagai seorang wanita82 Bab 82 Ayah Hans83 Bab 83 Ayah Gavriel84 Bab 84 Manusia Buas Herbivora85 Bab 85 Portir86 Bab 86 Diet seimbang87 Bab 87 Mengubah Kebiasaan88 Bab 88 Mengulur waktu89 Bab 89 Serangan Balik90 Bab 90 Akhir pertempuran91 Bab 91 Prinsip seorang pria92 Bab 92 Pembahasan Hyena dan Serigala93 Bab 93 Bertemu Zia lagi94 Bab 94 Tonjolan di perut95 Bab 95 Keteguhan hati Anindira96 Bab 96 Klan Rubah di jebak97 Bab 97 Halvir dan Ruvi memerintah Desa untuk sementara98 Bab 98 Hans dan Gavriel berpamitan.99 Bab 99 Kehilangan pasangan wanita bukan berarti kematian100 Bab 100 Para wanita tampil cantik sekarang