Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Sang Pemuas
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Siapa sih yang tidak mengenal Zifran, pria tampan dan mapan berusia 25 tahun dari keluarga terpandang, anak semata wayang dari pasangan Tuan Arya dan Nyonya sarah yang merupakan CEO dari perusahaan terbesar di kotanya.
Pria dengan tingkat kemesuman level akut yang memiliki sejuta pesona yang dapat memikat hati setiap wanita.
Karena sifat itulah, Zifran terkenal akan julukan Sang Casanova yang membuat dirinya digilai banyak wanita yang siap menyerahkan tubuhnya kepada Zifran.
Meskipun Zifran adalah seorang casanova, pria sang penakhluk wanita, namun tidak pernah sedikitpun terbesit dalam hati Zifran untuk mempunyai hubungan yang serius dengan seorang wanita, karena menurutnya terikat dalam suatu hubungan sangat merepotkan
Berbeda dengan Zifran, kedua orang tua Zifran selalu dibuat ketar-ketir dalam menghadapi sifat putranya yang selalu bergonta-ganti pasangan. karena itulah orang tua Zifran selalu menjodohkan Zifran dengan beberapa wanita yang mereka pilih. Namun, Zifran selalu menolaknya dengan dalih 'Dia bukan tipeku'.Tetap saja orang tua Zifran terus kekeh dengan rencana mereka.
Di kamar sebuah apartemen mewah terdengar Suara des*ahan dan erangan dari sepasang manusia yang tengah larut dalam hasrat dan gairah mereka ketika melakukan suatu hubungan yang terlarang, siapa lagi jika bukan Zifran bersama wanitanya.
"Terus, yang agresif dong. Gue bayar lo kan mahal." Suara berat Zifran yang menahan hasratnya. Disaat seperti ini miliknya semakin meminta lebih untuk menuntaskan gairah yang tak tertahankan.
Tanpa menunggu lama, wanita itu langsung melakukan tugas dengan sebaik mungkin sesuai dengan arahan dari Zifran. Tubuh wanita itu meliuk-liuk bak ulet keket di atas tubuh Zifran yang tengah larut dalam buaian hasrat. Setiap gerakan dan goyangan wanitan itu mampu membuat kejantanan Zifran semakin tak kuasa menahan hingga membuat keduanya merasakan kenikmatan yang sulit diungkapkan.
Kini Zifran berada di atas tubuh wanita itu dan memimpin permainan mereka, dengan ritme permainan yang semakin cepat Zifran berusaha untuk mencapai puncaknya.
"Aahkh" Zifran menumpahkan benih miliknya di atas pa**dara wanita itu ketika sudah mencapai puncaknya.
Zifran langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur bersama wanita yang ia sewa.
****
Keesokan paginya...
Pergulatan panas kembali terjadi di dalam apartemen Zifran. Entah sudah berapa kali mereka melakukannya, hingga suara panggilan telepon menghentikan kegiatan mereka berdua.
Dengan deru nafas yang masih memburu Zifran menjawab panggilan teleponnya,
"Ada apa?" tanya Zifran.
"Lagi dimana lo? Kok ngos-ngosan gitu?" tanya balik seseorang dari sebrang sana.
"Apartemen," jawab Zifran singkat.
"Jangan bilang lo sekarang lagi enak-enak. Wah, parah nih anak udah jam berapa nih woy! Masih aja celap-celup."
"Nggak usah banyak bacot! Ngapain Lo pagi-pagi udah gangguin gue?"
"Lo nggak lupa 'kan sama meeting hari ini?" ucap seseorang dari sambungan telepon.
"Tapi meeting-nya kan dimulai jam sembilan."
"Meeting di majuin, lo nggak baca pesan yang gue kirim? Jam delapan meeting di mulai," ucap orang itu.
Zifran langsung melirik kearah nakasnya. "Shi*tt!" umpatnya saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 07:13 wib. "Ya udah gue ke sana sekarang!" timpalnya lagi.
Tutt.
Suara sambungan terputus, dan pelakunya adalah Zifran.
Zifran langsung berlari ke arah kamar mandi tanpa sehelai benangpun yang menutupi bagian tubuhnya. Sementara itu, seorang wanita yang berada di kamar zifran sedang mengomel tidak jelas saat Zifran meninggalkannya begitu saja.
Setelah selesai dengan ritual mandinya, Zifran berjalan cepat menuju ruang gantinya.
"Bayaran lo udah gue transfer, sekarang lo boleh pergi!" ucap Zifran yang baru keluar dengan setelan jas rapih.
"Aku ikut sama kamu ya, pliss," ucap wanita itu menggoda dengan mengelus lembut dada bidang Zifran yang terlapisi oleh baju.
"Tapi lo jangan macem-macem Ra, gue mau ke kantor." ucap Zifran kepada wanita bernama Rara. Ia takut jika Rara menggodanya seperti yang sudah-sudah dan berujung dengan keterlambatannya.
"Oke." balas Rara.
****
Jalanan ibukota pagi ini tidak terlalu padat seperti hari-hari biasanya sehingga Zifran lebih leluasa mengendarai mobilnya sedikit lebih kencang agar ia tidak telat untuk sampai ke kantor.
Ciiiittttt...
Suara decitan ban mobil yang bergesekan dengan aspal terdengar begitu nyaring bagi siapa saja yang mendengarnya.
Zifran yang terlalu fokus pada jalanan tidak memperhatikan jika lampu lalulintas sudah berganti warna menjadi merah, dengan gerakan cepat Zifran mengerem mobilnya secara tiba-tiba untuk menghindari tabrakan dengan mobil yang ada di hadapannya.