Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suamiku Mantan Casanova

Suamiku Mantan Casanova

Rifani

5.0
Komentar
1.7K
Penayangan
50
Bab

Sebuah pengkhianatan membuat Anneth Jennifer, wanita cantik berusia tiga puluh tahun menutup diri dari yang namanya cinta dan kaki. Namun, pada suatu hari dia terpaksa menyerah pada kedua hal tersebut ketika sang ibu berkata hendak menjodohkan dirinya dengan salah satu anak dari teman lamanya. Awal yang tadinya telah mantap untuk menikah meski tak berlandaskan cinta, mendadak berubah menjadi satu kekesalan begitu Anneth tahu siapa yang akan dijodohkan dengannya. Arsean Sinclair, pria brengsek yang selalu mengganggunya setelah pertemuan pertama mereka. "You see? Kau menolak berpura-pura menjadi kekasihku, tapi sekarang kita malah dipertemukan sebagai pasangan perjodohan. Demi langit dan bumi, aku bersumpah tidak akan pernah melepaskanmu dari genggamanku. Kau milikku, Honey." ***

Bab 1 Sikap Yang Dingin

"Boleh bergabung, Nona?"

Sebuah suara membuyarkan lamunan Anneth, wanita cantik berusia tiga puluh tahun yang sedang duduk sendirian di sebuah cafe. Dia acuh, enggan merespon seseorang yang meminta izin untuk duduk di meja yang sama dengannya.

"Kopi baru bisa dinikmati setelah diseduh dengan air panas. Akan tetapi kenapa kopi satu ini terasa dingin sekali ya? Padahal uap panasnya masih terlihat. Aneh," ucap Sean seraya mengulum senyum.

(Menarik. Aku suka wanita cuek dan dingin seperti Nona ini. Biasanya mereka akan sangat ganas jika sudah naik ke atas ranjang. Hmmm.)

"Duduklah jika ingin. Pergi jika hanya untuk membual. Aku benci bicara dengan orang asing!"

Tatapan Anneth tertuju pada pria yang dengan tidak tahu malunya langsung duduk begitu dia membuka suara. Pria penggoda, itu kesan yang Anneth tangkap saat ini. Dan itu sangat menjijikkan.

"Sean!"

Arsean Sinclair, pria dengan usia matang yang kini genap berumur tiga puluh empat tahun. Sejak usia belasan dia telah menetap di luar negeri. Akan tetapi karena sebuah tipu muslihat dia terpaksa kembali ke negara tempat kelahirannya. Biasalah. Terlahir sebagai pewaris tunggal membuatnya harus menerima nasib dikejar-kejar untuk segera menikah. Sean dijebak. Dia termakan tipu muslihat yang dilakukan oleh orangtuanya yang menyebut kalau sang ibu sedang sakit keras. Ingin marah, tapi yang menipunya adalah sosok wanita terhormat yang mustahil untuk dilawan. Ingin diam saja, tapi hidup seperti ini sangatlah membosankan. Sean jenuh. Dia butuh wanita yang bisa bersuara manja. Dan targetnya jatuh pada wanita dingin yang tengah duduk di hadapannya.

"Upsss, sepertinya tanganku tak lebih menarik dari apa yang sedang kau pikirkan, Nona." Sean pura-pura memasang wajah kecewa sambil menarik mundur uluran tangannya yang tak bersambut. "Padahal selama ini aku tidak pernah merasakan yang namanya penolakan. Sedih sekali."

"Jangan memasang wajah seperti anjing kelaparan di hadapanku. Atau aku akan menyiramkan kopi ini ke wajahmu!" tandas Anneth jengkel melihat kelakuan pria di hadapannya. Sudah tidak tahu diri, sok menggoda pula. Membuat orang kesal saja.

"Jika dengan memasang ekpresi seperti ini bisa membuatmu memperhatikan aku, maka aku tidak keberatan disebut sebagai anjing kelaparan. Sungguh!"

"Kau!"

Anneth membuang nafas kasar. Dia jadi tak berselera lagi untuk menikmati waktu di cafe tersebut. Niat hati datang kemari adalah untuk melepas penat dan menenangkan pikiran, malah harus bertemu dengan seseorang yang membuat moodnya menjadi rusak parah. Sial sekali.

"Nona, janganlah kau memasang wajah kesal seperti ini. Karena apa? Karena itu malah membuatku semakin merasa penasaran padamu. Sungguh!" ucap Sean kembali membual. Dia menjadikan sebelah tangannya sebagai topangan dagu, memperhatikan dengan seksama jejak karya Tuhan yang tercetak sempurna di wajah wanita cantik ini. "Garis matamu begitu tajam dan juga tegas. Aku tebak kau adalah seseorang yang sangat perfeksionis dalam menjalankan pekerjaan. Apa kau seorang pengusaha?"

"Omong kosong! Enyah kau dari hadapanku sekarang juga!" sentak Anneth makin tak tahan.

"Jangan marah dulu, Nona. Ayolah, aku ini hanya ingin mengetahui namamu saja."

"Tuan yang sok kenal, ku beritahu kau satu hal kalau aku sangat tidak suka terlalu banyak bicara dengan orang asing. Apalagi orang asing dengan tipe tak tahu malu sepertimu. Tolong pergilah. Jangan ganggu waktu istirahatku. Bisa?!"

"Aku akan pergi, tapi setelah kau memberitahu siapa namamu!"

"Kau memang benar-benar tak tahu diri!"

***

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku