/0/26469/coverorgin.jpg?v=fc1ceb5883144d608f870aadd772a8c4&imageMogr2/format/webp)
Bab 1
Sungguh pemandangan yang sangat kontras diujung jalan berdiri megah bangunan dengan pagar tinggi hanya terlihat lantai atas dengan pilar pilar di setiap sudut menambah kesan kokoh.
Rumah itu bukan milik orang biasa tetapi keluarga pengusaha kaya raya.
Keluarga Budi rahardja pemilik perusahaan yang bergerak di bidang tekstil untuk di export.
Sedang tidak jauh dari rumah pak budi sekitar sepuluh rumah terdapat bangunan kecil yang sudah tidak layak di sebut rumah.
Sangat sederhana sekali, Banyak atap bagian depan ada yang lubang terlihat sekali tidak terurus.
Pemilik rumah itu adalah ibu Aminah seorang janda beranak dua laki laki dan perempuan.
Sepeninggal suaminya bu aminah membesarkan ke dua anaknya dengan susah payah karena hanya sebagai pedagang nasi bungkus gorengan di pasar.
Abas adalah anak bu aminah yang mbarep kelas tiga SMA sedang aini putri ke dua, adiknya abas.
Ke dua anak bu aminah tergolong anak yang baik penurut pandai dan mereka sadar mengerti kondisi ibunya sejak di tinggal meninggal dunia bapaknya.
Ketika habis makan malam bu aminah memberikan nasehat untuk anak anaknya.
Bu aminah berkata "le abas .... kamu anak mbarep laki laki,harus kuat sabar mengalah terhadap adikmu aini dia kan perempuan jaga dia!".
Sambil bersihkan meja makan abas serius mendengarkan perkataan ibuknya.
Belum sempat abas ngomong, adiknya / aini nyrobot duluan.
Kata aini " tuh ... kak dengerin ibuk ! ". Merasa diperhatikan lebih wajah aini ceria.
" Halah ... adik aini suka motong bicara, ya jelas buk, kakak sayang sama adik".
" Ya syukur,kalau begitu ibuk cuma mengingatkan,adik juga ga boleh nakal harus nurut sama kakak, sebagai pengganti ayah di rumah ini". Kata bu aminah.
"Inggih bu,aini nurut sama ibuk sama kak abas". Lanjut aini.
Di saat ibuknya persiapan dagangan yang mau dijual besuk pagi, aini belajar di kamar sedang abas di ruang depan.
Hari menjelang subuh, abas sudah terbiasa bangun. sesudah terdengar suara adzan abas bergegas ke masjid. Abas selalu membantu ngantar ibuknya ke pasar untuk jualan nasi bungkus serta gorengan sebelum berangkat sekolah.
****
Berbeda apa yang terjadi dikehidupan keluarga pak budi,untuk urusan makan malam bersama sangat jarang terjadi seperti sesuatu yang terasa mewah jika terlaksana.
Kesibukan di keluarga pak budi sungguh sangat super sibuk,istri pak budi juga tidak kalah sibuknya presiden direktur di sebuah perusahaan dibidang multi traiding company.PT Budi rahardja. Yang sudah di kenal dengan sebutan BR.
Nyonya budi rahardja bernama Maya sari perempuan cantik punya segudang aktifitas diluar rumah.
Rumah semewah dan semegah itu hanya di huni beberapa orang saja, satpam tukang kebun driver art dan anak perempuan semata wayang linda sari br.
Walaupun serba kecukupan linda sari tidak merasa bahagia karena jarang bisa makan satu meja dengan ayah dan mamanya.
Paling makan bersama diluar rumah setiap akhir pekan. Hal itu sudah bisa merasa bahwa linda masih punya keluarga.
Hari hari biasa bisa sarapan bersama terus bubar dengan aktivitas masing- masing. Tidak kaget memang anak tunggal bersikap manja, setiap pulang sekolah mbok nah yang selalu sabar nunggu in makan siang.
****
Seperti sudah menjadi langganan abas selalu paling akhir masuk kelas,karena kesibukan pagi harus membantu ibuknya jualan nasi bungkus gorengan di pasar,tetapi abas tepat waktu bukan berarti terlambat.
Dari barisan bangku paling belakang terdengar suara keras abas sudah tidak asing dengan teriakan itu.
/0/2898/coverorgin.jpg?v=bc0319a5e0a053b987f3d8a8a160fa3b&imageMogr2/format/webp)
/0/23475/coverorgin.jpg?v=82fc79cb6fb79f9898250130a7ba1458&imageMogr2/format/webp)
/0/21618/coverorgin.jpg?v=a7b5668813765121b2e786b3df0b999a&imageMogr2/format/webp)
/0/22531/coverorgin.jpg?v=0149ec8c84830a945b76e9e908cd93ed&imageMogr2/format/webp)
/0/19239/coverorgin.jpg?v=be300e83521b6b4a326118cd359263a8&imageMogr2/format/webp)
/0/12938/coverorgin.jpg?v=af5c1dca62de2aae0e73df5ce39733d6&imageMogr2/format/webp)
/0/8338/coverorgin.jpg?v=810c2c2a05cc4ef5f8d2ddd2f58f704c&imageMogr2/format/webp)
/0/2941/coverorgin.jpg?v=a113f933c51b68be507cce6d077e3c5a&imageMogr2/format/webp)
/0/29606/coverorgin.jpg?v=43de8d7d2e394f3d3f370d1b2566c8f7&imageMogr2/format/webp)
/0/5053/coverorgin.jpg?v=b7288fd582e717b7e191b077dd23abc5&imageMogr2/format/webp)
/0/17149/coverorgin.jpg?v=9e8822e567909a5e504ab1ee583fe92b&imageMogr2/format/webp)
/0/5487/coverorgin.jpg?v=5f14fba69636ed885f8b73f7a02fe96c&imageMogr2/format/webp)
/0/4586/coverorgin.jpg?v=651c662242c05b47245fd41f214c5dc9&imageMogr2/format/webp)
/0/8922/coverorgin.jpg?v=122f60a4aa4007bf4763bc7735e28281&imageMogr2/format/webp)
/0/17227/coverorgin.jpg?v=f42c773851b4dbf45b7b7aef1f048bfa&imageMogr2/format/webp)
/0/4198/coverorgin.jpg?v=8ad174ac7680484771a5862dc3dab72b&imageMogr2/format/webp)
/0/3633/coverorgin.jpg?v=42dd9aaa43f5769795cc2568832e2d35&imageMogr2/format/webp)