Hujan belum reda saat jarum jam menunjukkan pukul 23.57. Di balik kaca lobi Hotel Aurelia, kilatan petir sesekali menyambar langit kota Altamira yang tampak kelabu. Aluna Rayendra menghela napas panjang, mengusap kedua tangannya yang dingin dengan hangat sisa teh jahe yang sudah hampir habis.
“Alu, bisa gantiin shift besok pagi juga?” suara teman resepsionis malamnya, Clara, menyelinap di antara lengang.
Aluna menoleh, senyum tipis. “Besok? Bukannya kamu libur?”
“Papa masuk rumah sakit. Aku harus jaga. Aku tahu kamu pasti capek, tapi cuma kamu yang bisa kuandalkan sekarang…”
Aluna mengangguk. “Iya, aku ambil. Semoga papamu cepat sembuh, ya.”
Clara memeluknya sekilas. “Thanks, Alu. Kamu memang malaikat.”
Kalau saja Clara tahu, bahwa malaikat pun bisa jatuh di tempat seperti ini.
Begitu Clara menghilang ke arah ruang ganti, Aluna kembali ke meja resepsionis, mengecek ulang sistem reservasi. Semuanya tampak normal. Tapi jantungnya sedikit berdegup ketika notifikasi merah muncul mendadak di layar monitor utama.
Reservasi mendadak — Presidential Suite (Lantai 20)
Check-in: Malam ini. Nama: D.E.R.
Aluna menatap layar, tak yakin. Presidential Suite hanya bisa diakses oleh tamu VIP terpilih, dan biasanya dipesan jauh-jauh hari, bukan sepuluh menit sebelum tengah malam. Tapi sistem mengonfirmasi pembayaran penuh, tanpa deposit.
Lambat laun, suara langkah mendekat. Seorang pria berpakaian jas hitam masuk ke lobi dengan payung terlipat, air menetes dari ujung-ujung jas hujannya. Pria itu tidak membawa koper, hanya koper kecil kulit hitam yang tampak mahal.
Dia berdiri di hadapan meja.
“Aluna Rayendra?” tanyanya dengan suara rendah, tajam.
Aluna mengerutkan dahi, bingung. “Iya. Bisa saya bantu?”
Pria itu meletakkan kartu ID khusus — bukan KTP biasa, tapi ID khusus karyawan jaringan Elvard Group. Di bawah logo kecil berbentuk elang perak, tertulis nama:
Rizal Mahesa – Operatif Lapangan
“Suite untuk Tuan Renata. Kami tidak butuh formalitas. Buka akses lantai 20 sekarang.”
Aluna menelan ludah. “Saya perlu ID tamu, Pak. Dan tanda tangan check-in.”
Rizal mengangkat alis. “Saya rasa Anda belum dapat instruksi dari atasan Anda. Cek email bagian manajemen.”
Dengan tangan bergetar, Aluna mengeklik folder email pribadi hotel. Sebuah pesan dari GM Hotel Aurelia, dikirim lima menit lalu:
> “Beri akses penuh pada Mr. Davin Elvard Renata ke Presidential Suite.
Jangan tanya, jangan minta data tambahan. Jangan bicara padanya kecuali diminta.
Abaikan semua prosedur biasa. Ini bukan negosiasi.”
Aluna menegang. Nama itu.
Davin Elvard Renata.
Sosok yang selama ini hanya dia kenal dari berita, desas-desus, dan gosip kalangan elite. Pemilik perusahaan ekspor-impor berskala global yang digosipkan memiliki jaringan perdagangan gelap lintas benua. Semua mengenalnya. Tidak ada yang berani menyentuhnya.
Dan kini… dia akan berada hanya beberapa lantai di atas tempat Aluna berdiri.
Dengan suara hampir bergetar, Aluna menyerahkan keycard yang sudah dikonfigurasi khusus. “Kamar siap. Jika Bapak Renata membutuhkan sesuatu, mohon beri tahu kami lewat sistem khusus di kamar…”
Pria itu mengangguk singkat, lalu berbalik. Tapi saat dia hampir menghilang ke lift, ia menoleh sesaat. “Ingat, nona Aluna. Jangan terlalu ingin tahu.”
Aluna hanya mengangguk.
Begitu pria itu masuk lift dan pintu menutup, suasana lobi kembali sunyi. Tapi jantung Aluna masih berdetak keras. Belum pernah ia merasa secemas ini. Bahkan saat mengetahui adiknya divonis gagal ginjal pun, rasa takutnya tak seberat sekarang.
Ia menarik napas panjang, lalu kembali ke monitor.
Semuanya tampak tenang, kecuali satu hal.
Kamera lantai 20 — OFFLINE.
/0/26965/coverorgin.jpg?v=1b3de6715b009bf56a2a6fcc84b66056&imageMogr2/format/webp)
/0/28714/coverorgin.jpg?v=a5cb30bac20d52f91b01e198c6014d06&imageMogr2/format/webp)
/0/27974/coverorgin.jpg?v=886a185ae9aa251d4b552495e43fbd39&imageMogr2/format/webp)
/0/26535/coverorgin.jpg?v=026dc917079452b1320a8e042e1c9314&imageMogr2/format/webp)
/0/16900/coverorgin.jpg?v=dc44248f1eddbf3ec2f3185d5a9341b9&imageMogr2/format/webp)
/0/17878/coverorgin.jpg?v=1a1e91ae2d6693eebb5ac59d07d8724f&imageMogr2/format/webp)
/0/26152/coverorgin.jpg?v=20250711083106&imageMogr2/format/webp)
/0/27912/coverorgin.jpg?v=1a1205edeecb792ca45e89fe9788a14e&imageMogr2/format/webp)
/0/5638/coverorgin.jpg?v=ac6e1142b93103ee1ef1cb162c971dc1&imageMogr2/format/webp)
/0/21617/coverorgin.jpg?v=d83e73ead6cd0559dde32b5af84cbd83&imageMogr2/format/webp)
/0/23628/coverorgin.jpg?v=aa00cb521fffa8c6f930180bf76937e1&imageMogr2/format/webp)
/0/19217/coverorgin.jpg?v=20240829104836&imageMogr2/format/webp)
/0/4259/coverorgin.jpg?v=cb1dcacc96fc7ddceb6c328c1d504baa&imageMogr2/format/webp)
/0/23440/coverorgin.jpg?v=20250519182557&imageMogr2/format/webp)
/0/20606/coverorgin.jpg?v=c98e1c490cae7844ad7e903fdae0f8a1&imageMogr2/format/webp)
/0/22399/coverorgin.jpg?v=c05df1417793e80fab49c4bd8458740d&imageMogr2/format/webp)
/0/3272/coverorgin.jpg?v=08468a21c0b5f1dd7299039659a6d360&imageMogr2/format/webp)