Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Sang Pemuas
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
ake sengaja menabrakkan punggung wanita itu ke dinding kamar hotel yang dingin. Mereka telah terbelit hasrat panas dalam pertukaran saliva.
"Oh ...."
Wanita berambut blonde itu menengadahkan kepala ketika jiwanya melayang oleh sentuhan bibir Jake di sekitar lehernya. Sementara tangan pria itu telah sibuk pada bokongnya yang padat.
Jemari wanita itu mencengkeram rambut hitam Jake agar ia tak kehilangan sensasi gila ini, sementara sebelah tangannya berusaha mencari milik Jake yang pasti begitu menggetarkannya. Jake tahu wanita tersebut tak sabar, bahkan ketika pandangan mereka beradu di night club beberapa jam lalu.
Jemari mereka bergerak tangkas saling menyingkirkan penghalang tubuh untuk menyambut sentuhan liar keduanya. Mata wanita itu terbakar seketika saat melihat lekukan otot dan beberapa tato yang tersebar di tubuh Jake. Jemarinya merayap mendamba.
Mereka berjalan ke arah ranjang tanpa memisahkan benang bibir keduanya. Wanita itu tersenyum ketika Jake menjatuhkan tubuhnya dengan kasar di atas ranjang.
"Ehmm!" desah wanita itu seraya menggigit bibir bawahnya karena tak kuasa oleh bujuk rayu lidah Jake yang menghampiri kulit tubuhnya yang telah berpasrah diri.
Terlebih gesekan rambut halus di sekitar rahang pria tersebut turut menyiksa kulitnya dengan nikmat. Jake menyeringai ketika melihat wanita itu begitu menikmati sentuhannya. Tentu saja tak ada yang akan mampu menolak dan mengabaikan kedasyatan sentuhan seorang Jake Ryver.
Mereka bilang, Jake terlalu memesona, terlalu panas, bahkan setiap wanita yang berhasil menghangatkan ranjang Jake, tak akan pernah menyesali kenikmatan yang telah diraihnya. Jake terlalu percaya diri? C'mon! Pada kenyataannya itulah yang mereka perbincangkan di belakang Jake, terutama mereka yang telah bercinta dengan pria itu.
Entah mengapa mereka selalu mendamba pada pria yang jelas-jelas berengsek seperti Jake. Kadang Jake tak mampu mengerti jalan pikir mereka, tetapi ia cukup menikmati ketika mereka selalu bersedia merangkak untuk kembali merasakan dobrakan Jake yang panas di dalam lorong kenikmatan mereka.
Kini Jake mengarahkan miliknya dan wanita itu dengan senang hati memberikan yang Jake inginkan dari bibirnya. "Oh, Baby!" Jake terpejam merasakan kenikmatan yang selalu ia dapat dengan mudah hampir setiap malam.
Wanita itu semakin bersemangat bekerja menyenangkannya. Sampai ia mempersembahkan diri dengan rintihan memohon, agar Jake memasukinya.
Mereka tergulung ombak yang saling menghunjam panas. Desahan dan racauan keduanya mengisi ruang kamar oleh aroma percintaan yang menguar.
*****
Mata Jake mengerjap, keningnya berkerut karena merasakan cahaya matahari yang menyelinap di sela-sela tirai kamar hotel. Ia terduduk sembari mengusap wajah. Jake menoleh pada seorang wanita yang tengah tidur menghadap dirinya, kemudian memalingkan wajah. Ia menyingkap selimut, mandi lalu segera berpakaian.
"Holy Shit!" Matanya terbelalak ketika melihat jam pada jam tangan yang akan ia kenakan.
"Good morning, Handsome."
Jake tak menghiraukan sapaan wanita itu yang sudah terduduk di ranjang sembari menutupi bagian tubuh atasnya dengan selimut. Jake lebih memilih mengenakan sepatu sneakernya.
Wanita itu berdecak karena diabaikan. "Kau akan pergi sekarang?"
"Ya," jawab Jake sedikit malas.
Bukankah itu sebuah basa basi yang tak penting? Apakah Jake terlihat akan ke kamar mandi dengan pakaian yang telah rapi seperti ini? Jake menata rambutnya di depan cermin kemudian memasukkan ponsel ke saku celana.
"Kau akan meneleponku, bukan?"
Jake berbalik menghadap wanita itu. "Aku rasa tidak, Estell." Ia tersenyum.
"Siapa Estell? Namaku Daisy!"