/0/15718/coverorgin.jpg?v=1e03c644b754f5b984b12c4622ca2b6a&imageMogr2/format/webp)
Daxon bangun perlahan-lahan, mulutnya terasa aneh dan anggota tubuhnya juga terasa begitu berat. Dia menghadap ke arah samping dan berharap melihat … yang jelas bukan bantal kosong. Dengan kepala yang terasa pening, pria itu mengangkat sedikit beban tubuhnya dengan siku seraya melihat ke sekeliling ruangan. Dia berada di kamar pribadinya, ‘kan? Melihat ada laptop dan beberapa situasi yang familiar Daxon langsung berasumsi bahwa dia betul-betul ada di kediamannya.
Dia memperhatikan sekitar sebelum bola matanya memperhatikan ada dua gelas yang berisi sedikit anggur, botolnya bahkan terguling di atas karpet yang menyebabkan nodanya berada disana. Tapi yang menarik perhatian justru adalah sepasang sepatu bertali yang teronggok dan tak pas diantara seluruh kemewahan rumahnya.
Seketika ingatannya mengalir kembali.
Dia membawa pulang seorang gadis semalam, dia juga mengingat bagaimana wanita itu meleleh hanya dengan sedikit sentuhan darinya. Bagaimana rasa bibirnya ketika Daxon membawanya dalam sebuah ciuman. Ya, ciuman yang begitu hangat dari sekian banyaknya ciuman yang pernah dia rasakan seumur hidupnya.
Perempuan yang dia bawa agak sedikit berbeda dengan tipe-nya. Dia lebih pada tipe yang petite, tapi Daxon bersumpah bersedia melakukan apa saja untuknya. Waktu mereka selesai saja dia masih bisa berguling seraya menggodanya untuk ronde tambahan. “Mau melakukannya lagi?”
Tentu saja jawabannya adalah “Jelas, iya.”
Tapi siapa dia dan siapa namanya. Daxon berusaha keras mengingatnya.
Tepat dalam kesulitan itu, pintu kamar mandi terbuka dan seorang gadis melangkah keluar dalam kondisi telah berpakaian lengkap seperti semalam. Celana jeans sobek di bagian lutut dan kaos oblong bergambar metalica dengan kemeja kotak-kotak sebagai outer. Gadis itu tersenyum padanya.
Lagi-lagi kilat itu menyambar Daxon lagi.
“Lizzie,” sebut Daxon tiba-tiba tanpa bisa sadari.
“Halo, Om tampan,” sahut Lizzie mendekat, lalu dengan acuh tak acuhnya dia mengangkat tangan seperti meminta sesuatu, menodong Daxon tidak peduli dengan tatapan tanya yang pria itu arahkan kepadanya. “Mana uangku?”
“Kau mau langsung pergi sepagi ini?”
Sebuah kernyitan muram melintasi wajah mungil gadis itu. “Aku ada kewajiban yang perlu dilakukan. Harusnya aku pergi sejak semalam, jika saja kau sudah memberikanku bayaran.”
“Ah,” kata Daxon dilanda kekecewaan yang tidak terjelaskan. Tapi kemudian dia sadar akan sesuatu hal yang penting. Tiba-tiba saja dia bisa membaca bahasa tubuh Lizzie yang tegang. Pria itu menyadari betul bahwa tidak ada gunanya mengulur waktu. Dia kemudian menyeret tubuhnya untuk mengambil sesuatu dari celana yang dia kenakan semalam. Mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya tanpa dihitung terlebih dahulu.
Lizzie langsung memberinya sebuah ekspresi riang. Diberinya Daxon kecupan singkat sebelum mengambil lembaran uang itu. “Kau tahu? Tadi malam itu malam yang sangat panas, tapi aku tidak berniat untuk memulai sebuah hubungan. Bahkan hubungan kasual sekali pun. Kalau kau tidak keberatan, aku ingin memikirkanmu sebagai imajinasiku … dan bukan orang sungguhan yang akan berpapasan denganku di tempat umum.”
Itu yang pertama. Daxon merasa kagum untuk sesaat. Biasanya dialah yang berusaha untuk meloloskan diri setelah sebuah one night stand sementara para perempuan akan mencoba mengorek informasi pribadinya. Daxon sebetulnya tidak suka dengan situasi terbalik ini, tetapi harga diri yang dia miliki cukup untuk menahan seruan dan meloloskan Lizzie meskipun dirinya masih sangat penasaran pada gadis itu.
“Aku lumayan suka dengan idemu,” sahut Daxon.
Lizzie melemparkan kepalanya ke belakang sebelum akhirnya tertawa, seluruh ketegangan akhirnya mereda. Tapi sebelum benar-benar pergi, wanita itu menyempatkan untuk memberinya sebuah ciuman selamat tinggal yang panas.
“Terima kasih untuk yang tadi malam dan tips-nya. Percayalah itu malam yang luar biasa yang pernah aku rasakan seumur hidupku.”
Daxon tersenyum. “Aku juga,” katanya. Sesungguhnya saat itu dia betul-betul sedang bersungguh-sungguh.
Beberapa saat setelahnya Lizzie mengambil sebuah tas selempang dan mengenakannya sambil meniupkan sebuah kiss bye. “Dah, Om tampan.”
“Dah, baby girl.”
Kemudian Lizzie menghilang dari balik pintu kamarnya.
“Selamat datang kembali ke realita, kalau begitu,” kata Daxon untuk dirinya sendiri.
***
Lizzie menjatuhkan tas selempangnya dengan malas ke lantai. Tubuhnya begitu tidak bertenaga ketika membaringkan diri di atas ranjang. Suara detik jarum jam berdetak konstan, menghipnotis dirinya untuk bergulir menutup mata. Ada hela napas mengisi jeda sebelum kantuk menyerang. Dia betul-betul lelah setelah digempur nyaris semalaman oleh si om-om tampan yang dia temui untuk mendapatkan uang dengan cara mudah di bar.
/0/10520/coverorgin.jpg?v=8362ba6365a8e12a64ad0ca121db53d4&imageMogr2/format/webp)
/0/3149/coverorgin.jpg?v=3f0c9548d342ef9937c0d337c8cc2b32&imageMogr2/format/webp)
/0/21036/coverorgin.jpg?v=59d063bb8c8dcdf0fd1287fee0456278&imageMogr2/format/webp)
/0/7222/coverorgin.jpg?v=fa840bf8f80501551acf4848587246b5&imageMogr2/format/webp)
/0/21131/coverorgin.jpg?v=b7f6eb22fd5bd55de67bc4e3f13f8cd7&imageMogr2/format/webp)
/0/12072/coverorgin.jpg?v=4eab18104d90369d4fb0372bd91d7015&imageMogr2/format/webp)
/0/23104/coverorgin.jpg?v=86104d711823c52dc8e20e96449d43cc&imageMogr2/format/webp)
/0/2860/coverorgin.jpg?v=ca7ff0334afb8a520de8069ee0b3715d&imageMogr2/format/webp)
/0/3778/coverorgin.jpg?v=45659e33fc35fc3013be25deafe72fcf&imageMogr2/format/webp)
/0/9153/coverorgin.jpg?v=d739cadec9e6d9f609887335587c2f88&imageMogr2/format/webp)
/0/6716/coverorgin.jpg?v=aa47d8853cb4fc2d190f699a4e96e89a&imageMogr2/format/webp)
/0/12939/coverorgin.jpg?v=6c174984c8ef1145cdac2fdce22ee108&imageMogr2/format/webp)
/0/14156/coverorgin.jpg?v=0d6bcf5b3aacc35c4be934b534409f0b&imageMogr2/format/webp)
/0/13005/coverorgin.jpg?v=9cd78141f83941c03784c9a5bde701b1&imageMogr2/format/webp)
/0/17676/coverorgin.jpg?v=c838b304dcffa7016fddab1360bd3c1c&imageMogr2/format/webp)
/0/16738/coverorgin.jpg?v=78834ef12abc12ccf44e059c7fbc7d75&imageMogr2/format/webp)
/0/21474/coverorgin.jpg?v=3c0dabddd10d96d6a46e25c83ae3acc7&imageMogr2/format/webp)
/0/7117/coverorgin.jpg?v=0488c2f07bd899e58e09bfd23532f27d&imageMogr2/format/webp)
/0/12689/coverorgin.jpg?v=5f18ad5d904360b470f1120a07894116&imageMogr2/format/webp)