Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Gairah Liar Pembantu Lugu
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Istri Sang CEO yang Melarikan Diri
Sang Pemuas
Kembalinya Mantan Istriku yang Luar Biasa
Gairah Sang Majikan
Bab.1
Adit Wicaksono adalah anak kedua dari 4 bersaudara. Jihan Kakak perempuannya dan 2 adik perempuannya bernama
Rizka dan Andayani. Mereka berempat dididik dibesarkan dalam kemewahan meskipun mereka bukan dari keluarga yang berlatar belakang keluarga kaya raya. Sempat ayah mereka tersandung kasus korupsi dan akhirnya di penjara seumur hidup. Setelah ayah mereka meninggal , Adit menghamili Ida perawan desa lalu Adit pun di tuntut harus bertanggung jawab menikahi Ida . Mereka berdua menetap di solo sampai Ida melahirkan seorang bayi perempuan yang diberi nama Anissa.
"Nenek, besok ulang tahunku. Aku minta uang buat traktir teman - temanku di sekolah."
Ujar Anissa cucu kesayangan neneknya dan neneknya pun menjawab.
" Iya, cucu nenek sudah besar umur 14 tahun. Besok pagi nenek beri kamu uang ya , Anissa."
Neneknya Anissa berteriak...
"Adit, nanti setelah isya kamu antar mama sekalian ambil uang setoran di pak Asep Tosa."
Adit yang baru saja bangun tidur langsung menjawab..
" Iya, ma."
Sejak ayahnya Adit meninggal , ibunya langsung membuka rumah bordil dan Asep Tosa adalah sopir juga orang kepercayaan yang mencari perempuan - perempuan untuk dijadikan pekerja seks komersial di rumah bordil milik mamanya Adit.
" Ida, hari ini kamu masak apa ?. Mama lapar mau makan."
Tergopoh - gopoh Ida lari dari dapur sembari menjawab..
" Soto ayam, ma."
" Cepat taruh di meja makan. Aku dan anakmu mau makan, Ida.!"
" Iya, ma. Saya siapkan makanan di atas meja makan."
Ida seorang menantu perempuan yang baik , sopan dan pintar memasak. Ibu mertuanya yang terkenal cerewet itu menyayangi Ida. Tak lama kemudian , makanan sudah tersaji di atas meja makan.
" Ma, makanan sudah siap. Es teh manis dan air es sudah saya taruh di atas meja makan."
" Iya, Ida. Kita makan sama - sama."
Belum sempat Ida duduk, Anissa anaknya sudah berteriak...
"Ibu, mana baju gantiku.
Dengan lembut Ida menjawab..
" Sudah ibu siapkan di kamar , Anissa . Anak perawan kalau ganti baju di dalam kamar, jangan di sini. Malu , nak."
Dengan sinis anaknya menjawab..
" Ibu jangan cerewet."
Ida hanya diam sambil memunguti seragam sekolah , kaos kaki dan sepatu milik Anissa yang berserakan di lantai. Ibu mertuanya ida berteriak..
" Anissa mulutmu yang sopan kalau bicara pada ibumu. Itu ibumu bukan babumu."
Anissa keluar kamar langsung mendekati ayahnya yang sedang asyik bermain ponsel.
"Ayah, gara - gara ibu sampai nenek memarahiku."
Adit meletakkan ponselnya di atas kursi lalu menggandeng Anissa anak perempuan yang di manjanya.
" Mama jangan suka marahi Anissa anakku."
Mamanya meneguk es teh manis sambil melihat Adit.
" Anissa itu kurang ajar berani melawan ibunya. Kamu juga memanjakan anakmu nanti jadi anak perawan goblok."
Adit mengambilkan nasi soto di mangkuk dan meletakkan di hadapan Anissa.
"Mama jangan kasar kalau bicara , didengar Anissa nanti dia sedih . Jangan bela Ida, ma."