/0/16821/coverorgin.jpg?v=12a7363d56d48ac65197b270d1e45d7e&imageMogr2/format/webp)
"Masih saja kamu disini, Ashley. Kamu tidak jadi masukkan lamaran ke perusahaan yang kamu bilang kemarin. Perusahaan apa katamu waktu itu, Ashley? Perusahaan Copration group atau apa yah? Aku lupa lagi. Yang jelas itu lah. Apa kamu tidak jadi melamar kerja disitu, Ashley?" Aleana sahabat Ashley tiba-tiba menghampiri sahabatnya yang tengah murung, dengan raut wajahnya yang tengah cemberut.
Sudah beberapa kali Ashley menjatuhkan lamarannya di segala perusahaan, tetap saja Jawabannya yang sama yang di dapat oleh Ashley. "Aku masih trauma untuk di tolak lagi kesekian kalinya," pungkas Ashley begitu saja.
Sementara Aleena memilih beranjak ke sebelah sahabatnya yang tengah murung itu. "Kamu harus semangat dong, yakinkan dirimu kalau kali ini kamu tidak akan ditolak!"
"Apaan, kemarin kamu juga bilangnya gitu. Ayo semangat aku yakin kamu tidak akan ditolak kali ini, Ashley! Tapi nyatanya apaan, lagi-lagi ditolak kan? Kamu tidak ingat tuh ekspresi wajahku saat di tolak. Ya ampun. Kalau aku ingat kesitu. Jadi aku mau nangis lagi tau, tidak? Dari sepuluh perusahaan yang aku datangi tidak satupun yang mau menerimaku menjadi karyawannya. Aku sudah bilang, aku memiliki keahlian mengoperasikan komputer atau apapun itu. Tapi tetap saja ijazah sarjana yang mereka minta. Apa bedanya coba yang punya gelar tinggi dengan orang seperti aku. Iya, aku cuman mengandalkan ijazah SMU doang sih. Bukan berarti kan aku tidak dapat bersaing dengan mereka yang memiliki gelar sarjana, doktor, profesor atau gelar apa lah itu. Yang terpentingkan kemampuan. Sayangnya mereka tidak memberikan aku kesempatan bergabung dengan mereka." Ashley tiba-tiba sedih jika mengingat semua itu.
Usianya yang masih dua puluh tahun, masih minim dengan pengalaman, tapi bukan berarti wanita yang berparas cantik itu tidak memiliki keahlian. Andai saja keluarga Ashley berasal dari orang kaya. Mungkin di fakultas Ashley bisa menjadi mahasiswa dengan peringkat atas. Sayangnya keinginan itu tidak tercapai. Dan Ashley dituntut untuk bekerja mencukupi kebutuhannya dan kebutuhan keluarganya.
"Sudahlah Ashley, kamu tidak boleh hilang semangat gini dong. Kali ini kamu harus percaya padaku. Kalau kamu pasti akan diterima, aku dapat informasi ini langsung dari orang dalam perusahaan itu. Makanya pas kamu bilang kalau ingin melamar pekerjaan di perusahaan itu. Aku langsung dukung, karena jauh-jauh hari aku sudah mendengar informasi itu sih. Hanya saja aku lupa ngasih tau. Ah ha sekarang perusahaan itu sedang ramai pemberitaan loh. Para wartawan sibuk membuat artikel tentang perusahaan itu. Dan dengar-dengar CEO nya juga. Uh, tampan. Kamu gak bakal nyesel deh. Ayo gih buruan bangkit aku antar. Tapi biasa. Aku antar nya sampai depan perusahaannya saja yah. Karena aku juga mau lanjut kerja nih. Sudah jam berapa ino. Ntar lagi aku telat. Ayo bergegas bangkit."
Aleana terlebih dahulu beranjak sebelum sahabatnya itu. "Apa iya aku coba saja yah? Urusan diterima atau nggaknya yah nanti dipikirin," batin Ashley yang pada akhirnya memupuk semangat itu kembali.
Ashley bergegas menuju arah kamarnya, mengenakan pakaian ala kantoran dengan rok yang sedikit seksi, di padukan oleh kemeja berwarna putih panjang. "Perfek, aku cantik. Bodoh kalau masih ada perusahaan yang menolakku." Ashley berbincang dengan cermin yang ada di hadapannya itu.
"Apa kamu sudah selesai, Ashley? Cepat dong! Ntar aku terlambat kerja nih!" ucap Aleena dari luar pintu kamar itu.
"Iya yah tunggu, aku tinggal pakai sepatu." Ashley menggunakan sepatu high heels untuk penyempurna penampilannya kali ini, tidak lupa tiga atau empat kali semprotan sebagai penambah kesempurnaan penampilannya.
"Wah, cantik. Aku yakin nih. Kali ini sahabatku ini pasti akan diterima." Aleena kembali memupuk semangat sahabatnya itu.
"Kalau kali ini aku gak diterima, ya sudah deh. Aku melamar di tempat kamu bekerja saja. Jadi tukang cuci piring boleh juga lah, daripada gue nganggur gitu kan."
"Gitu dong, baru sahabatku. Memiliki semangat tinggi."
"Hmmm, terima kasih."
Ashley dan Aleena bergegas menuju ke arah perusahaan Copration group, berhubung hari yang masih pagi dan jam yang menunjukkan pukul tujuh lewat lima menit. "Apa kamu yakin ini tempatnya, Aleena?" tanya Ashley yang berdiri sedikit jauh dari perusahaan itu.
"Hmmm, aku sangat yakin. Ayo semangat. Yakin pasti di terima, aku pergi dulu."
"Tapi Aleena, ah. Main kabur aja sih." Ashley menggerutu saat melihat sahabatnya itu meninggalkannya, dengan perasaan yang sedikit bingung dan canggung. Ashley berjalan melihat para karyawan perusahaan yang lalu lalang. Ada yang baru datang dan ada yang masih sengaja keluar, Ashley memperhatikan mereka semua.
Saat kaki Ashley melangkah tanpa menoleh, karena matanya yang masih menerawang melihat sekitar lokasi perusahaan. Dan saat bersamaan seorang pria baru saja keluar dari dalam mobilnya, disaat itu kaki Ashley tersandung oleh sesuatu. Yang mengakibatkan Ashley terjatuh pada tubuh seorang pria yang berpapasan sedang menoleh ke arah yang berhadapan dengan Ashley. Mengakibatkan pria itu menangkap badan Ashley dan terlentang secara bersamaan di atas lantai depan perusahaan.
"Eh eh."
Brughh
Dua mata itu saling beradu bertatapan begitu dekat, bahkan bisa dibilang tidak ada jarak diantara dua mata itu. Bukan itu saja, bibir Ashley dan pria itu sempat bertemu dalam waktu beberapa menit. Yang membuat satu wartawan yang sedang meliput perusahaan itu menangkap gambar keduanya.
Melihat rekan wartawan yang mengebadikan momen itu, membuat para wartawan lainnya berlarian mengambil foto keduanya. Hingga Ashley dan pria itu menjadi sorotan wartawan, sebagai berita hangat yang akan dibicarakan.
Ashley tersadar, jika cahaya lampu kamera para wartawan itu tengah mengambil gambar keduanya. Sehingga Ashley bergegas ingin bangkit dari tubuh pria itu. Naasnya, kancing baju Ashley malah nyangkut di kemeja baju pria itu. Sehingga pas Ashley hendak berdiri pria itu meronta kesakitan, dan memegang bagian alat vitalnya.
Iya, Ashley baru saja menekan barang berharga pria itu dengan lututnya. Mengakibatkan bunyi suara kecil keluar dari mulut pria itu. "Argh arghkk ahhh," ucap pria itu memegang bagian intimnya.
Ashley melotot menoleh ke arah intim pria yang tengah kesakitan itu, dan sesaat kemudian Ashley menutupi perutnya yang terbuka sedikit akibat satu kancing baju Ashley yang sempat lepas saat Ashley memaksakan berdiri. "Bos, apa Bos baik-baik saja?" tanya seorang pria berjas, dengan postur berotot. Bisa dikatakan pria itu sebagai pengawal pribadi pria itu.
"Argh arghkk, sial. Bawa wanita itu ke dalam!" seru pria itu.
"Lah, eh. Aku gak mau! Aku gak mau!" Ashley merasa ketakutan, saat kedua pria berbadan kekar itu menarik paksa tangan Ashley untuk masuk ke dalam. Mengikuti pria itu dari belakang badanya. "Lepaskan aku! Lepas!"
••••
Ashley masih saja memberontak ingin melepaskan tangannya dari dua tangan pria itu, tapi kedua pria itu begitu kuat menahan tangan Ashley. Bagaimanapun Ashley memberontak dan ingin lepas dari cengkraman dua pria itu. Tetap saja Ashley tidak sanggup melakukannya. Dua pria itu begitu kuat, tidak sebanding dengan kekuatan Ashley yang tengah berusaha melepaskan tangannya dari dua tangan pria itu. "Lepaskan aku! Apa salahku sih!?" bentak Ashley yang menjadi pusat perhatian para karyawan perusahaan itu.
Sepanjang jalan menuju ruangan pria yang bernama Nicholas Smith itu, sepanjang itu semua mata menoleh ke arah Ashley yang sedang memberontak. "Kalian ini maunya apa sih? Lepaskan aku!" Ashley yang marah malah menggigit tangan pria yang memegang tangannya yang di sebelah kiri.
"Argh aaah!" pekik pria itu merasa kesakitan dan spontan melepas tangan Ashley, tinggal satu pria yang berada di sebelah kanan Ashley. Dan pria itu menatap kawannya kesakitan.
"Ini gak bisa dibiarkan ini," batin pria itu, memilih terlebih dahulu menggendong paksa Ashley masuk ke dalam ruangan Nick.
"Ini Bos!" ucap pria itu di hadapan Nicolas dan masih memegang tangan Ashley.
Nicholas lantas berdiri dari kursinya, berjalan menatap Ashley sebagai mangsa yang sedap. Tidak itu saja, Nikolas bahkan melihat dari ujung kaki Ashley hingga ujung kepala Ashley. Dimana Ashley tidak sanggup menatap tatapan pria yang berdiri di hadapannya kini.
"Kau! Cari tau tentang dia!" titah Nicholas pada para bawahannya.
"Aku bukan siapa-siapa, lepaskan aku! Kenapa kalian memperlakukanku seperti ini? Aku datang kesini hanya untuk mencari pekerjaan. Bukan untuk apa-apa! Bisa tidak melepaskanku!" bentak Ashley yang memberanikan diri melihat wajah pria tampan yang ada di hadapannya kini.
"Ah." Nicholas lantas tersenyum kecil di sudut bibirnya, memperlihatkan betapa tampannya pria yang ada di hadapan Ashley sekarang, namun sayangnya Ashley terlanjur marah melihat ke arah pria itu.
Mengingat kalau Nicholas sudah mempermalukannya di hadapan semua orang. "Kamu cantik juga," ucap Nicholas mengangkat dan menahan dagu Ashley cukup keras, dan membuat Ashley menahan kesakitan akibat cengkraman tangan Nicholas.
/0/17653/coverorgin.jpg?v=20240401134619&imageMogr2/format/webp)
/0/2730/coverorgin.jpg?v=1e4a864a7bd0932a298738a067ff4eeb&imageMogr2/format/webp)
/0/7146/coverorgin.jpg?v=20250122151828&imageMogr2/format/webp)
/0/5470/coverorgin.jpg?v=cbdf88d81c2addfd83ee09b879732ab1&imageMogr2/format/webp)
/0/6835/coverorgin.jpg?v=864210cdcc1b414060b66ea0b8b1e14f&imageMogr2/format/webp)
/0/13274/coverorgin.jpg?v=20250123145017&imageMogr2/format/webp)
/0/5306/coverorgin.jpg?v=012ca8746a9e37da3052943e031feac2&imageMogr2/format/webp)
/0/11020/coverorgin.jpg?v=080fff4af68b2b59158d942512354e53&imageMogr2/format/webp)
/0/18134/coverorgin.jpg?v=e404494d1c135083c85708e4ff3d918e&imageMogr2/format/webp)
/0/6564/coverorgin.jpg?v=c72b177e278c9e6af24fd98df77dff73&imageMogr2/format/webp)
/0/3719/coverorgin.jpg?v=658e612e83569f1166a3808a0631c493&imageMogr2/format/webp)
/0/10098/coverorgin.jpg?v=76fa2e4069af95af0652da326c5a578a&imageMogr2/format/webp)
/0/8164/coverorgin.jpg?v=f4aa42100d8a061d880270e14b5d538e&imageMogr2/format/webp)
/0/14455/coverorgin.jpg?v=ec5b9cf76dfb7bacb04f26fc116693e2&imageMogr2/format/webp)
/0/17785/coverorgin.jpg?v=86dde25f3ab3d9f218ff50cc775f2d06&imageMogr2/format/webp)
/0/18268/coverorgin.jpg?v=20240701114431&imageMogr2/format/webp)
/0/16253/coverorgin.jpg?v=b07eac91bdcf93e5e5c8aae30b2b5b3c&imageMogr2/format/webp)
/0/3445/coverorgin.jpg?v=65301042cde472e4db046a33b8ddc99d&imageMogr2/format/webp)