/0/28909/coverorgin.jpg?v=341ddf8b4db8f3ff48005139ab5ba64c&imageMogr2/format/webp)
Seorang gadis cantik dengan riasan wajah yang nyaris sempurna. Berkali-kali mengusap sudut matanya dengan tissue yang ia pegang. Mata beningnya mengerjap-ngerjap di depan cermin kamar. Berharap riasannya takkan luntur.
Sebab hari ini adalah hari yang sangat spesial. Kakak perempuannya akan menikah. Namun celakanya, dengan lelaki yang ia cintai.
Tok! Tok! Tok!
“Rani! Kamu masih di kamar? Cepat keluar!”
Suara teriakan dan ketukan pintu membuat gadis bernama Rani itu segera menghentikan aksi menangisnya. Ia buru-buru meraih tissue lagi dan membersihkan tetes air terakhir di sudut matanya.
“Cepat Rani! Kamu sedang apa sih?”
“Iya sebentar. Ini mau aku buka,” kata Rani sembari melangkah menuju pintu, untuk kemudian membukanya.
Setelah pintu itu terbuka, maka wajah kesal ibunya langsung terhidang di depan mata.
“Kamu sedang apa di sini? Semua orang di bawah sedang panik dan kebingungan. Kakakmu terus menangis dan kamu malah menyibukkan diri di dalam kamar,” omel ibu yang seketika membuat kening Rani mengerut.
Apa yang terjadi di bawah?
“Memangnya kenapa Kak Zahra menangis?” tanya Rani bingung.
Ibu mengusap keningnya sambil menghela napas lelah. Nampak sekali gurat bingung di wajah tua itu.
“Fauzan! Fauzan menghilang. Padahal seharusnya ijab kabul sudah dari tadi. Tapi tidak ada yang tahu Fauzan kemana.”
Bola mata Rani membeliak mendengar apa yang dikatakan ibunya. Fauzan menghilang? Calon suami kakaknya menghilang. Pantaslah Kak Zahra menangis.
Tapi kemana lelaki itu? Kenapa ia malah melarikan diri di hari pernikahannya ini?
“Apa Fauzan sudah dihubungi?” Rani bertanya lagi.
Dan ibunya menggeleng lemah.
“Mama dan papanya sudah menghubungi berpuluh-puluh kali. Sebelum mereka sampai ke sini, Fauzan bilang pada orang tuanya kalau ia akan pergi sendiri naik motor. Tapi sampai sekarang dia belum juga tiba. Penghulu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Dan ibu juga kasihan melihat Zahra. Jangan sampai pernikahannya batal lagi. Tolong bantu sesuatu, Rani.”
Kini ibu sudah menangis sambil kedua tangannya mencengkram lengan Rani. Berharap anak bungsunya itu bisa menemukan jalan keluar.
Ibu benar. Kak Zahra sudah pernah mengalami kepahitan ini. Pernikahan yang batal karena ditinggal calon mempelai pria. Tidak! Jangan sampai Kak Zahra merasakan ini untuk yang kedua kalinya.
“Rani, ibu tidak sanggup kalau sampai kakakmu trauma lagi. Kasihan dia. Dulu Randi meninggal di hari pernikahan. Dan sekarang Fauzan menghilang entah kemana. Kenapa nasib Zahra selalu seburuk ini? Kenapa?” ibu terus menangis. Kini wanita tua itu telah melepaskan cengkramannya di lengan Rani. Dan memilih menyandarkan dirinya di tembok sembari memukul-mukul benda mati itu.
Dari bawah sana, Rani mendengar suara tangis Zahra yang menyayat hati. Tanpa sadar Rani menggerakkan tubuhnya untuk melihat dari atas balkon.
Dan benar saja. Zahra sedang menangis di dekapan ibunya Fauzan. Terdengar maaf berkali-kali dari mulut kedua orang tua Fauzan pada Zahra.
“Maaf Zahra. Tante yakin, Fauzan pasti tidak benar-benar lari dari pernikahan kalian. Tante janji sama kamu. Fauzan pasti akan segera ditemukan. Pernikahan kalian akan terjadi. Itu pasti.Tante mohon jangan menangis.”
Rani menggigit bibirnya. Perkataan lembut dari ibunya Fauzan ternyata tak cukup untuk membuat Zahra tenang. Tentu saja. Siapa yang akan tenang jika calon mempelai prianya belum juga tiba di tempat.
Tapi tunggu! Sepertinya Rani tahu kemana lelaki itu pergi?
“Dia pasti ke sana. Aku sangat yakin,” gumam Rani nyaris seperti berbisik.
“Ran, Kamu mau ke mana?” ibu bertanya saat melihat Rani hendak pergi membawa tasnya.
Rani menoleh. “Aku mau pergi sebentar, Bu. Ada sesuatu yang harus aku selesaikan,” kata Rani lalu mengusap pipi ibunya yang basah.
“Aku akan segera kembali,” lanjut Rani sebelum kemudian ia pergi terburu-buru menuruni tangga.
Rani tidak punya waktu untuk menjelaskan pada ibunya yang memasang wajah bingung. Ia harus cepat tiba di tempat itu. Ya. Rani harus menyelesaikan semuanya. Atau semuanya akan benar-benar selesai.
***
Di atas sebuah jembatan gantung, seorang lelaki tampan berperawakan tegap dan jangkung nampak berdiri dengan gagahnya. Nampak ia telah rapi dengan setelan tuxedo berwarna hitam.
Rambutnya yang berwarna cokelat gelap itu kadang bergerak tertiup angin. Banyak sepasang mata yang berlalu lalang dan terpesona melihat rupanya.
Namun lelaki itu tidak peduli. Ia masih setia menatap angin. Angin yang sama sekali tak bisa membuat sejuk hatinya.
“Ternyata dugaanku benar. Kamu memang ada di tempat ini,” ucap Rani yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Fauzan.
Tanpa membalikkan badannya, Fauzan memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana. Lantas ia berkata “Dan dugaanku juga benar. Kamu masih ingat tempat ini. Tempat dimana aku pernah berjanji akan menjadikanmu istri—“
“Cukup, Fauzan!” potong Rani cepat.
/0/16889/coverorgin.jpg?v=60341e9fe96835f555cd64f9a6a99bc3&imageMogr2/format/webp)
/0/12737/coverorgin.jpg?v=20250123144732&imageMogr2/format/webp)
/0/20283/coverorgin.jpg?v=20241030112700&imageMogr2/format/webp)
/0/29864/coverorgin.jpg?v=bcfdeaad1f563330db6ea2a5726bc836&imageMogr2/format/webp)
/0/5296/coverorgin.jpg?v=b661641e628f8a8a69709a76ac5ad2a5&imageMogr2/format/webp)
/0/13460/coverorgin.jpg?v=20250123145249&imageMogr2/format/webp)
/0/8507/coverorgin.jpg?v=47c5cad4298ef62c045d02d9ea6946d5&imageMogr2/format/webp)
/0/24611/coverorgin.jpg?v=ec8a20c274b82dd9df63cf3f627d9889&imageMogr2/format/webp)
/0/4036/coverorgin.jpg?v=20250121182024&imageMogr2/format/webp)
/0/16118/coverorgin.jpg?v=20240306115635&imageMogr2/format/webp)
/0/23523/coverorgin.jpg?v=20250429182549&imageMogr2/format/webp)
/0/17190/coverorgin.jpg?v=20240328170443&imageMogr2/format/webp)
/0/4318/coverorgin.jpg?v=a16a7f280a121aa972c6f257b844ac5a&imageMogr2/format/webp)
/0/13167/coverorgin.jpg?v=20250123144943&imageMogr2/format/webp)
/0/27986/coverorgin.jpg?v=9eba3a339aec35f2ef31734d7b87a830&imageMogr2/format/webp)
/0/7738/coverorgin.jpg?v=dba6a1467121e0612b2796ace98673a1&imageMogr2/format/webp)
/0/3601/coverorgin.jpg?v=20250122110023&imageMogr2/format/webp)
/0/13387/coverorgin.jpg?v=6f51e7cf4b0e690b9f3c297fcbcf0850&imageMogr2/format/webp)
/0/23514/coverorgin.jpg?v=a9b1bb7c6b3467e7f12291528ae7be07&imageMogr2/format/webp)