Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
Saat itu tengah malam. Hujan membasahi bumi dengan lebatnya. Ledakan guntur dan sambaran kilat, terus mewarnai malam tanpa mengenal kata berhenti.
Angin malam di tengah hujan berhembus kencang. Menambah rasa dingin yang makin lama makin menjadi.
Tanah becek. Genangan air tampak di sana sini. Keadaan sepi sunyi. Kecuali pepohonan, rasanya tidak ada makhluk hidup lain yang terlihat oleh pandangan mata. Pada saat-saat seperti ini, seolah-olah di muka bumi sudah tidak ada lagi kehidupan.
Jangankan manusia, bahkan seekor binatang liar pun tidak terlihat batang hidungnya.
Lewat setengah jam, hujan mulai mereda. Tapi sambaran kilat masih terus menyambar-nyambar. Keadaan masih mencekam. Sepi. Sunyi.
Tiba-tiba, dari balik kegelapan terlihat ada manusia yang berjalan seorang diri. Semakin lama, bentuk tubuhnya makin terlihat jelas. Ternyata dia seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun.
Pemuda itu mengenakan pakaian hitam. Wajahnya sangat tampan. Kedua matanya jeli dengan alis berbentuk golok. Hidungnya mancung dan mulutnya berbentuk gendewa. Pemuda itu mempunyai rambut yang hitam panjang.
Rambutnya dibiarkan terurai begitu saja. Seolah-olah sengaja agar bisa terhembus angin dengan pasti.
Pemuda itu terus berjalan. Cara berjalannya cukup cepat. Wajahnya terlihat panik. Seolah-olah dia sedang ketakutan setengah mati.
Siapa pemuda tersebut? Kenapa dia bersikap aneh seperti itu?
Pemuda yang dimaksud bernama Caraka Candra. Dia adalah putra dari Ketua Perguruan Naga Langit. Ayah Caraka Candra bernama Adiyaksa, dalam dunia persilatan, orang itu mempunyai julukan si Naga Hitam Dari Selatan.
Perguruan Naga Langit bukanlah perguruan kecil. Perguruan itu termasuk ke dalam sebuah perguruan besar. Di kota Pangarengan, Perguruan Naga Langit sangatlah terkenal. Saking terkenalnya sampai-sampai tiada seorang pun yang tidak tahu. Semua orang pasti tahu.
Anak murid perguruan itu berasal dari berbagai penjuru kota sekitar. Malah menurut kabar, ada juga beberapa murid yang berasal dari tempat cukup jauh dan mempunyai latar belakang cukup istimewa.
Perguruan Naga Langit baru berdiri selama sepuluh tahun. Umurnya memang masih setara dengan daun muda. Tapi jangan salah, dalam waktu singkat itu, perguruan baru tersebut telah berubah menjadi sebuah perguruan yang besar dan mempunyai pengaruh cukup kuat juga.
Semua orang persilatan menaruh hormat kepadanya. Setiap anak murid Perguruan Naga Langit, di mana pun dia berada, pasti akan mendapatkan sebuah penghormatan yang istimewa.
Selama sepuluh tahun belakangan ini, rasanya jarang ada orang yang berani mencari perkara dengan perguruan tersebut. Yang terjadi justru sebaliknya, semua orang yang berasal dari berbagai macam kalangan, malah ingin menjalin persahabatan dengan Perguruan Naga Langit.
Hal itu disebabkan karena semakin bertambahnya hari, maka makin bertambah pula ketenaran dan kewibawaan perguruan itu.
Sayang sekali, hal tersebut hanya tinggal sebuah kenangan belaka. Sebab sekarang, sudah tiada lagi yang namanya Perguruan Naga Langit. Tiada pula ketenaran dan kewibaan dari perguruan itu.
Yang ada hanyalah kenangan. Ya, kenangan pahit. Lebih pahit daripada arak. Lebih pahit daripada kehidupan ini.
Perguruan Naga Langit yang sangat tenar dan berwibawa itu telah hancur. Hancur lebur sampai menyatu dengan tanah.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa pula yang menyebabkan hancurnya Perguruan Naga Langit?
Cerita ini terjadi tujuh pada hari yang lalu.
Saat itu malam bulan purnama. Rembulan bersinar dengan terang. Udara cerah. Hawa sejuk. Keadaan di Perguruan Naga Langit saat itu, sama dengan keadaan pada malam tersebut.
Tenang dan menyejukkan.
Anak murid yang berjumlah hampir seratusan orang sudah tertdur lelap bersama mimpi-mimpinya. Yang masih membuka matanya hanyalah beberapa orang saja.
Saat itu, Ketua Adiyaksa sedang bersemedi di sebuah ruangan pribadinya.
Perlu diketahui, bagi Ketua Adiyaksa, bersemedi adalah sebuah kewajiban. Sebab ketika seseorang menjalankan semedi, orang itu akan mendapatkan ketenangan yang mungkin tidak bisa didaptkan di dunia nyata. Baik itu ketenangan lahir, maupun ketenangan batin.
Bersemedi itu mempunyai banyak manfaat. Salah satunya adalah bisa membuat kita lebih tenang dalam setiap keadaan. Selain daripada itu, manfaat semedi lainnya adalah bisa membuat kepekaan batin kita meningkat.