Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Reinkarnasi Vanessa

Reinkarnasi Vanessa

Nurfy

3.5
Komentar
389
Penayangan
5
Bab

Menjadi putri terbuang tidaklah enak, itulah yang sedang di alami oleh Vanessa, dia harus memasuki tubuh anak Duke di kerajaan besar tetapi nasibnya begitu tidak menguntungkan. Gadis remaja 20 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet. "Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter. Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.

Bab 1 Ngespon Ditengah Hutan

Seorang anak yatim bernama Nessa nara, gadis cantik penyuka segala jenis kue, maka dari itu dia sangat-sangat bercita-cita untuk menjadi seorang koki yang serba guna tak hanya membuat kue saja.

"Kak, Vanessa pergi dulu ya, soalnya ini udah telat banget!" ucap Felisha berpamitan pada saudara perempuannya, mereka hanya hidup berdua dengan sang kakak yang membuka toko warteg berbeda dengan dirinya jika sukses nanti dia akan mendirikan toko kue!

"Hati-hati!" balas sang kakak menatap adik perempuannya itu, Vanessa baru memasuki semester satu, jadi dia harus buru-buru ke kampus karena salah satu temannya menelepon ada yang gawat.

. . .

Gadis remaja 25 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet.

"Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter.

Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.

. . .

Suara kreta kuda berjalan memecahkan keheningan di tengah malam yang begitu dingin dengan dua seorang perempuan dan satu seorang pria yang memandu jalan.

"Kasihan sekali nona harus di usir dari kediamannya sendiri akibat tuan putri!" ujar perempuan yang berjalan di samping sambil membawa lentera yang sebentar lagi akan mati.

"Lebih kasihannya lagi hidup kita, yang harus terseret oleh perbuatan nona mu itu!" sinis perempuan yang satunya.

"Kalian jangan banyak bicara, waspada ini di tengah hutan, kemungkinan besar bandit akan suka berkeliaran di malam hari!" dengus si pria yang berada di depan.

"Baiklah ...," dengus mereka berdua.

Sedangkan di dalam tandu, seorang gadis membuka matanya menatap sekilas lalu tak lupa kepalanya merasakan pusing apalagi dengan goyangan tandu yang berjalan ini.

"Esss .... Ini di mana kenapa gelap sekali?" gumamnya mencoba menjernihkan penglihatannya agar mata kucingnya segera terbuka, eak.

"Jianli bagaimana ini, lentera kita sudah mau mati?" panik datang Fuu.

Jianli sebagai seorang pria juga ikut panik, yang di mana tempat pengasingan untuk tuan putrinya masih sangat jauh, jika melanjutkan perjalanan tanpa penerangan itu sama saja menyerahkan nyawa secara cuma-cuma karena tempat mereka sekarang ini adalah di tepi tebing.

"Buka woy!" teriak Vanessa menggedor-gedor tandu kayu itu. "Penculik bajingan, buka atau gue laporin kalian ke polisi!" teriak Vanessa semakin menggila, kuda hitam itu sudah siap untuk berlari karena bebannya tidak bisa diam sehingga membuatnya begitu panik.

"Nona tenanglah nona, nanti tandu anda terjatuh ke tebing!" panik datang Fuu mencoba menahan tandu itu. "Dayang Lui tolonglah jangan hanya berdiam diri saja!" panik dayang Fuu sekaligus kesal dengan dayang Lui yang nampak sangat menjengkelkan di matanya.

Vanessa berhenti berontak, dia akhirnya bisa keluar lalu betapa terkejutnya ia saat melihat tempat yang begitu tinggi dan gelap, perasaan barusan dia berada di tengah jalan lalu di tabrak oleh truk tangki BBM.

"Ini di mana?" tanya Vanessa begitu kalut dengan keberadaannya saat ini.

"Tenanglah tuan putri, kita saat ini berada di tepi gunung Yang Lie, kita akan menuju ke desa Lie yang berada di bawah gunung ini, tetapi karena lentera kami sudah mati kami tidak bisa melanjutkan perjalanan tuan putri," jelas dayang Fuu begitu peka.

Vanessa yang mendengar itu merasa tak beres dan masuk akal. "Coba, jelaskan nama saya siapa? Kenapa memanggil saya tuan putri?" tanyanya.

Dengan nada menjengkelkan Lui malah menjawab dengan ketus. "Nama anda adalah Vanessa Queenli anda di usir karena telah menyakiti tuan putri Reddit!" jelas Lui begitu kesal pasalnya dia sangat mengantuk di tambah mereka terjebak di tepi tebing yang curam.

Vanessa yang mendengar itu merasa tak terima, menurutnya mustahil sekali dirinya bisa kembali ke masalalu kuno ini, Vanessa terduduk lemas di tepi tebing. "Aduh, masa iya! Terus kuliah gue gimana? Sia-sia dong, selama ini!" dengus Felisha mulai frustasi. "Terus kakak gue sedih gak ya saat gue ada di sini? Mana nama gue sama lagi sama nih curut, beda Nara sama Li nya aja sih!" dengusnya.

Ketiga dayang dan satu prajurit pria itu hanya terbengong mendengar perkataan tuan putri mereka yang entah apa mereka bertiga tidak mengerti.

. . .

Stay Wak Wak Wak gaes 🥳

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Nurfy

Selebihnya
Five Beautiful Girls

Five Beautiful Girls

Anak muda

5.0

Bell sekolah sudah berbunyi dan kelima sekawan itu segera beranjak pergi untuk pulang, tapi satu dari mereka tidak ikut karena hari ini jadwal dia piket. "Hati-hati Lo Yuna ada kuntilanak nanti di sini!" kata salah satu sahabatnya dengan menakut-nakuti diri. "Bangke lu, gak usah nakut-nakutin gue deh kamvret! Gue gibeng juga lu pake nih bangku guru!" keselnya hendak mengambil bangku guru yang berada di dekat dirinya. "Kabur....!" mereka berempat berlari pergi meninggalkan Yuna sendiri, sebenarnya sih teman piket Yuna lagi kerung guru buat ngurus sesuatu makanya dia di sini sendiri. "Oh ya, Yun nanti jangan lupa datang ya ke taman kita ngumpul di sana, mumpung besok libur!" teriknya lalu kembali pergi. * * * * Sesuai perjanjiannya tadi di sekolah kini kelima gadis sengklek bin gila ini mereka duduk di bawah pohon buat ngadem karena cuaca sore ini sangat panas apalagi ini kan masih jam tiga. "Kita main kemana nih? Bosen gue, perasaan nih taman sepi amat dah?" "Ehh, btw nih anak tumben pake rok pendek," ujarnya sambil mencingcing rok pendek warna coklat itu hingga tangannya di tepis. "Yee, anjir lu ngapain sih Cok, risih bangke!" semprot sang pemilik rok. "Bangke, gue kan cuma megang anjir!" elaknya. "Megang apaan asu, untung lu cewe kalo cowo udah gue hajar lu ampe pingsan!" ketus Nia. "Udah lah kak, jangan ribut Mulu?" lerai sang adik yakni Azzara. "Tuh dengerin kata adek lu, rempong!" ejek Ari menatap Nia menantang seolah mengajak gelut. "Ape lu anjir, biasa aja dong matanya! Mau gue colok lu hah!?" ngegas Nia hingga membuat kedua perempuan itu pusing. "Udah lah anjing jangan pada ribut, pusing gue dengernya!" sentak Hana lalu pergi ke pedagang ceker dan memesannya dia sungguh sangat badmood untuk meladeni kedua kucing dan tikus itu. "Woy! Sini asu, ngapin bengong, sini lah makan, adu bacot butuh tenaga setan!" teriak Hana hingga pedagang itu kaget, mendengar teriakan membahana dari si gadis berpipi bulat yakni si Hana. "Astagfirullah kaget!" kata si pedagang ceker itu. "Ceker bang lima ribu-lima ribu, lima porsi ya?" "Iya neng." "Bangke teriaknya kek manggil setan bangun aja tuh toa!" gumam Ari. "Udah yuk kesana." Lalu mereka berempat pergi menuju hanya yang sudah stay di bawah pohon deket si pedagang sambil menunggu ceker pesanannya. "Lo udah pesenin kita belum?" tanya Nia lalu duduk di dekat Hana. "Udah, kalian tinggal bayar aja," "Bused, gue kira di traktirin tadi!" "Yaelah... ngab bayar sendiri lah... ini aja sisa bayar SPP sekolah gue yang udah nunggak anjir!" jelasnya. "Ya udah lah ya." Mereka berlima pun memakan ceker yang di beli masing-masing lalu berjalan mengelilingi taman yang sudah mulai ramai dengan anak remaja, ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak, yang lagi piknik sore (emot batu) Kelima perempuan ini bukan berasal dari keluarga kaya raya mereka sama saja seperti kita kadang susah kadang senang karena ada duit! Dan rata-rata orang tua mereka ada yang kerja jadi tani, kuli dan lain sebagainya. Arinia Devazila gadis remaja 16 tahun ini baru menduduki kelas 12 SMA bukan karena jalur akselerasi atau semacamnya tapi karena orang tuanya saja yang terlalu cepat memasuki anaknya ke sekolah SD walaupun nilainya sering rendah tapi Alhamdulillah pas masuk SMP dia sering dapat juara kelas. Walaupun namanya agak laki tapi dia ini perempuan dan dari itu dia menggunakan kerudung untuk menutupi rambut panjangnya. Hana Nafisah gadis remaja 17 tahun sekelas sama Ari. Hana memiliki rambut bergelombang dengan pipi chubby ala dirinya yang sangat menggemaskan tapi ngeselin tapi ngangenin juga! Aaa.... Kiyowo! Putriana Nisha gadis ini juga seumuran dengan Hana, Nisha lebih suka di panggil Nia karena parasnya yang cantik dengan pipi tirus sedikit berisi dengan rambut pirang, sepunggung miliknya. Azzara Aziva saudara dari Nisha atau Nia tapi beda Azzara dia memiliki rambut hitam sepinggang dan wajahnya agak bulet Azzara ini adik dari Nia dan dia baru berusia 15 tahun dan masih kelas 11 SMA banyak dari teman sekolahnya yang tidak percaya bahwa dia ini bersaudara sama Nia karena tidak ada mirip-mirip nya bukan karena jelek mereka sama-sama cantik tapi ya itu mereka berdua ini tidak ada mirip-mirip nya sama sekali! Yang terakhir Kim Yunna orang Korea asli tapi pindah ke Indonesia karena usaha bapaknya bangkrut jadi dia memilih pindah ke Indonesia dan menetap di sini, si Yuna ini paling suka di candain tes keriuk sama si curut empat ini. Di antara mereka berlima hanya Yuna yang beragama Kristen yang lain Islam semua tapi itu tak jadi permasalahan yang penting kita akut saja. Yuna memiliki rambut yang pendek seperti Lisa blackpink di tambah kulitnya yang putih dan itu sangat cantik.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku