Menjadi putri terbuang tidaklah enak, itulah yang sedang di alami oleh Vanessa, dia harus memasuki tubuh anak Duke di kerajaan besar tetapi nasibnya begitu tidak menguntungkan. Gadis remaja 20 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet. "Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter. Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.
Seorang anak yatim bernama Nessa nara, gadis cantik penyuka segala jenis kue, maka dari itu dia sangat-sangat bercita-cita untuk menjadi seorang koki yang serba guna tak hanya membuat kue saja.
"Kak, Vanessa pergi dulu ya, soalnya ini udah telat banget!" ucap Felisha berpamitan pada saudara perempuannya, mereka hanya hidup berdua dengan sang kakak yang membuka toko warteg berbeda dengan dirinya jika sukses nanti dia akan mendirikan toko kue!
"Hati-hati!" balas sang kakak menatap adik perempuannya itu, Vanessa baru memasuki semester satu, jadi dia harus buru-buru ke kampus karena salah satu temannya menelepon ada yang gawat.
. . .
Gadis remaja 25 tahun itu berjalan menyusuri trotoar sambil melihat kiri-kanan berharap ada angkot atau taksi karena waktunya sekarang begitu mepet.
"Aduh, kok tumben gak ada kendaraan yang lewat!" gusar Vanessa hendak pergi menyebrang, tetapi sebuah truk tangki BBM melaju dengan kencang, menabrak tubuh Vanessa hingga terseret beberapa meter.
Jelas sudah bentuk tubuh Vanessa sudah tidak berbentuk bahkan kepalanya hampir putus, para warga dengan cepat keluar dari toko, rumah, mereka untuk melihat keadaan Vanessa yang sangat mengenaskan.
. . .
Suara kreta kuda berjalan memecahkan keheningan di tengah malam yang begitu dingin dengan dua seorang perempuan dan satu seorang pria yang memandu jalan.
"Kasihan sekali nona harus di usir dari kediamannya sendiri akibat tuan putri!" ujar perempuan yang berjalan di samping sambil membawa lentera yang sebentar lagi akan mati.
"Lebih kasihannya lagi hidup kita, yang harus terseret oleh perbuatan nona mu itu!" sinis perempuan yang satunya.
"Kalian jangan banyak bicara, waspada ini di tengah hutan, kemungkinan besar bandit akan suka berkeliaran di malam hari!" dengus si pria yang berada di depan.
"Baiklah ...," dengus mereka berdua.
Sedangkan di dalam tandu, seorang gadis membuka matanya menatap sekilas lalu tak lupa kepalanya merasakan pusing apalagi dengan goyangan tandu yang berjalan ini.
"Esss .... Ini di mana kenapa gelap sekali?" gumamnya mencoba menjernihkan penglihatannya agar mata kucingnya segera terbuka, eak.
"Jianli bagaimana ini, lentera kita sudah mau mati?" panik datang Fuu.
Jianli sebagai seorang pria juga ikut panik, yang di mana tempat pengasingan untuk tuan putrinya masih sangat jauh, jika melanjutkan perjalanan tanpa penerangan itu sama saja menyerahkan nyawa secara cuma-cuma karena tempat mereka sekarang ini adalah di tepi tebing.
"Buka woy!" teriak Vanessa menggedor-gedor tandu kayu itu. "Penculik bajingan, buka atau gue laporin kalian ke polisi!" teriak Vanessa semakin menggila, kuda hitam itu sudah siap untuk berlari karena bebannya tidak bisa diam sehingga membuatnya begitu panik.
"Nona tenanglah nona, nanti tandu anda terjatuh ke tebing!" panik datang Fuu mencoba menahan tandu itu. "Dayang Lui tolonglah jangan hanya berdiam diri saja!" panik dayang Fuu sekaligus kesal dengan dayang Lui yang nampak sangat menjengkelkan di matanya.
Vanessa berhenti berontak, dia akhirnya bisa keluar lalu betapa terkejutnya ia saat melihat tempat yang begitu tinggi dan gelap, perasaan barusan dia berada di tengah jalan lalu di tabrak oleh truk tangki BBM.
"Ini di mana?" tanya Vanessa begitu kalut dengan keberadaannya saat ini.
"Tenanglah tuan putri, kita saat ini berada di tepi gunung Yang Lie, kita akan menuju ke desa Lie yang berada di bawah gunung ini, tetapi karena lentera kami sudah mati kami tidak bisa melanjutkan perjalanan tuan putri," jelas dayang Fuu begitu peka.
Vanessa yang mendengar itu merasa tak beres dan masuk akal. "Coba, jelaskan nama saya siapa? Kenapa memanggil saya tuan putri?" tanyanya.
Dengan nada menjengkelkan Lui malah menjawab dengan ketus. "Nama anda adalah Vanessa Queenli anda di usir karena telah menyakiti tuan putri Reddit!" jelas Lui begitu kesal pasalnya dia sangat mengantuk di tambah mereka terjebak di tepi tebing yang curam.
Vanessa yang mendengar itu merasa tak terima, menurutnya mustahil sekali dirinya bisa kembali ke masalalu kuno ini, Vanessa terduduk lemas di tepi tebing. "Aduh, masa iya! Terus kuliah gue gimana? Sia-sia dong, selama ini!" dengus Felisha mulai frustasi. "Terus kakak gue sedih gak ya saat gue ada di sini? Mana nama gue sama lagi sama nih curut, beda Nara sama Li nya aja sih!" dengusnya.
Ketiga dayang dan satu prajurit pria itu hanya terbengong mendengar perkataan tuan putri mereka yang entah apa mereka bertiga tidak mengerti.
. . .
Stay Wak Wak Wak gaes 🥳
Buku lain oleh Nurfy
Selebihnya