Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Malam itu di saat Raka tengah melakukan pertemuan di luar kota. Tanpa diduga-duga sang klien telah menjebaknya. Wanita itu dengan sengaja mencampurkan obat perangsang ke dalam minumannya.
Setelah Raka meminumnya, dia segera pamit ke toilet dan tidak kembali lagi.
Mulanya Raka merasakan sedikit pusing. Namun, lama-lama tubuh Raka merasa gerah dan panas. Dia begitu gelisah sekali.
"Hey, kamu kenapa, Pak Bos?" ledek Joe tersenyum. Dia bersikap biasa karena hanya berdua saja dengan Raka.
"Entahlah, aku merasa ada yang aneh dengan tubuhku." Raka mengusap peluh di keningnya.
"Maksudmu, aneh bagaimana?" tanya Zoe serius. Dia tak lagi meledeki Raka. Malah sekarang dia merasa cemas dan khawatir.
"Awalnya, aku merasa pusing. Lalu, tubuhku terasa gerah dan panas. Dan sekarang si junior seperti bereaksi," jelas Raka mulai meringis.
"Hah, jangan bilang kalau kamu terpengaruh obat perangsang?" tanya Joe terkejut bukan kepayang. Dia otomatis bangkit dari kursi.
"Ayo cepat kita kembali ke Villa dahulu," ajak Raka tak tahan.
"Baik!" Joe segera memapah Raka.
Di Villa Raka sudah berusaha menumpahkan hasratnya sendiri di kamar mandi. Namun, usahanya tidak sepenuhnya berhasil. Reaksi obat tersebut masih terus bekerja.
"Ah, usahaku belum berhasil! Yang ada dia malah semakin mengembang saja!" gerutu Raka keluar dari kamar mandi. Tubuhnya tetap terasa panas, bahkan mulai menggigil. Dia merasa kalau malam ini dia akan mati sia-sia.
Joe selaku sekertaris dan assisten pribadinya dibuat pusing tujuh keliling. Dampak dari obat perangsang tersebut begitu cepat menjalar ke tubuh Raka.
"Waduh, bagaimana ini? Jika aku menjemput istrimu yang ada itu tidak mungkin. Kita sekarangkan sedang di luar kota. Bagaimana kalau aku carikan wanita di daerah sini saja?" saran Joe terpaksa mencari seorang wanita untuk melampiaskan hasrat bos sekaligus sahabatnya ini untuk menyelamatkan hidupnya.
"Terserahmu saja! Cepat pergilah!" usir Raka pasrah. Yang terpenting baginya saat ini adalah pelampiasan.
"Oke." Joe segera berlari tergesa-gesa keluar dari kamar.
Raka segera menjatuhkan tubuhnya di atas kasur empuk. Tubuhnya langsung meringkuk karena harus kuat menahan gejolak yang terus menyiksa.
Sudah hampir setengah jam berlalu, namun belum juga ada tanda-tanda kedatangan Joe. Raka semakin dibuat kelimpungan.
"Uh, lama sekali Zoe mencari satu wanita saja yang bersedia melayaniku. Apa dia sengaja ingin membunuhku secara perlahan, ah!" gerutu Raka kesal.
Tangannya terus mencengkram kuat sesuatu yang semakin mengeras. Buliran-buliran keringat terus mengucur dari tubuhnya. Berulang kali dia mengganti posisi tubuhnya menghadap kanan dan kiri karena benar-benar tak kuasa lagi menahannya.
"Dasar wanita sialan! Sebenarnya, motif dan tujuannya itu apa meracuni minumanku tadi? Kalau dia menginginkan aku ... tak mungkin dia pergi begitu saja setelah meracuniku," umpat Raka bertanya-tanya.
Dia begitu marah dan kesal akibat perbuatan wanita tersebut.
"Awas saja, esok akan aku selidiki dia? Jangan harap dia bisa tersenyum lagi seperti tadi, ah." Raka kembali mengerang.
Ceklek!
Pintu kamar tempat Raka berbaring dibuka seseorang. Raka segera menengoknya. Ternyata, yang datang adalah Joe sekertaris sekaligus assisten pribadinya.
"Hey, sebegitu menderitanya kamu? Sampai-sampai wajahmu pucat seperti akan mati saja," ledek Joe terkekeh. Dia menghampiri ranjang Raka. Dia dan Raka sudah bersahabat sejak kecil makanya saat sedang berdua mereka tampak akrab dan biasa saja. Karena sudah berhasil menemukan target, sengaja Joe meledeki Raka.
"Sialan kau! Mana wanitanya? Kenapa kau malah datang sendirian?" gerutu Raka dengan bibir bergetar. Kali ini dia benar-benar sudah tak kuat lagi menahannya.