Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
TAWANAN CEO DINGIN

TAWANAN CEO DINGIN

Madamme Rich

4.9
Komentar
51.6K
Penayangan
125
Bab

Aku adalah seorang siswi yang diam-diam bekerja sebagai pacar sewaan. Tentu saja, aku melayani banyak orang dari berbagai kalangan. Akan tetapi, klien pertamaku yang bernama Claude ini ternyata tergila-gila padaku dan tak membiarkanku untuk melayani klien lain! Bagaimana caraku agar terlepas darinya?!

Bab 1 BEKERJA SEBAGAI PACAR SEWAAN

PLAK!

Sebuah tamparan keras menghujami pipiku. Rasa sakit menerjang pipiku dengan segera. Aku tatap penuh kebencian kepada Ayahku sendiri, Logan Savire.

“Apakah dengan menamparku Ayah puas?!” teriakku dengan nada yang keras.

“Berani-beraninya kau membuka mulutmu, Serenna!!”

Air mataku sudah berkumpul di pelupuk mata. Peristiwa ini sudah sering kualami. Bahkan bukan untuk pertama kalinya.

Ayahku, Logan Savire, tulang punggung keluargaku, justru orang yang paling menyebalkan di dunia ini. Ia tak bekerja, pulang dalam keadaan mabuk, dan terkadang juga pulang dengan seorang wanita. Berhaha-hihi di dalam kamar sembari bercinta. Menjijikkan.

Ia hanya mengandalkan diriku yang masih SMA untuk bekerja. Sungguh ironis. Lelaki jahanam yang paling biadab di muka bumi ini.

“Kenapa? Kenapa aku tak boleh berbicara? Bukankah Ayah hanya akan meminta uang dariku?!”

Padahal aku hanyalah seorang karyawan paruh waktu di sebuah toserba kecil. Pun aku harus mati-matian untuk mengejar waktu, antara sekolah dan bekerja. Ayahku yang tak tahu diri ini hanya menjadi benalu dalam keluargaku.

Bahkan Ibuku, Juliet Savire, sudah tak sanggup lagi dengan kekangan kekejaman Ayahku. Ia melarikan diri di suatu malam tanpa kuketahui. Tiba-tiba saja raib dari rumah ini. Melarikan diri tanpa meninggalkan satu jejakpun untukku.

“Kenapa? Kau sudah besar harusnya sudah bisa mandiri!” Ayahku yang sialan ini mulai menjambak rambutku. Aku meringis pedih.

“Apakah aku harus kabur juga dari rumah ini, sebagaimana Ibu?! Ayah pikir aku tak berani, hah?!”

PLAK!!

Satu tamparan yang jauh lebih keras nan kuat pun terasa di pipiku.

SUDAH! SUDAH CUKUP! SUDAHI SAJA SEMUANYA!

“Ayah akan menyesal karena telah menamparku.” tandasku dengan dingin. Seketika aku hempaskan tubuh Ayah ke belakang.

Dengan uraian air mata yang tak tertahankan, aku pun pergi menuju kamar. Aku keluarkan koperku dengan sesegara mungkin. Mengemasi barangku secepat yang aku bisa.

Tak mungkin lagi rasanya aku berada di neraka ini.

Mencegah air mataku yang jatuh, aku memanjatkan do’a kepada Tuhan. ‘Tuhan, maafkan aku. Aku menjadi anak yang durhaka. Sekali saja... Sekali saja...’

‘Aku sungguh tak sanggup jika terus berada di sini.’

Hanya dalam waktu lima belas menit, aku selesai mengemasi barangku. Kini, aku sudah pergi dengan menyeret koper. Ayahku yang berada di ruang tamu itu melototkan matanya.

“Kau mau ke mana, Jalang Kecil?!”

Aku diam saja.

BRAKK!!

Ayahku menarik tanganku. Tetapi, keputusanku sudah bulat. Kuenyahkan tangan Ayahku itu. Lalu, pergi ke luar rumah memberhentikan taksi yang muncul di depan mata.

Di belakang sana, Ayahku berlari-lari memanggilku.

Apa peduliku?

Memangnya kau siapa, kau hanyalah Ayah yang tak pernah pantas untuk kusebut Ayah.

* * *

Aku tahu tindakanku ini cukup gegabah. Pergi dari rumah tanpa rencana sama sekali. Dan aku yakin seratus persen, Ayahku akan meneror di tempatku bekerja. Ia akan menungguku saat aku pulang kerja.

Menghela napas berat, sepertinya aku sudah tak bisa bekerja di toserba lagi. Aku sudah tak mau berhubungan dengan Ayahku.

Di jalanan yang sempit nan kumuh, aku meminta turun kepada supir taksi. Menyeret koperku. Di kanan-kiriku, terdapat banyak sekali apartemen dan hotel dengan harga yang miring.

Mendapatkan penginapan adalah hal yang terbaik. Tak mungkin aku pergi tanpa tujuan. Aku perlu mendinginkan otak, sembari mencari pekerjaan yang baik untukku.

Masuk ke salah satu indekos di sana, sengaja membayar selama satu bulan. Setidaknya, aku tak perlu khawatir untuk tidur selama satu bulan ke depan.

Lebih baik tidak makan, daripada tak punya atap untuk pulang.

Di dalam kamar, aku mengistirahatkan tubuh seraya mencari lapangan pekerjaan via online.

“Hah ... Pekerjaan apa yang bisa kudapatkan? Sedangkan lulus SMA saja belum.”

Aku pun membuat postingan di media sosial. Berisikan keinginan bekerja. Intinya, aku siap untuk bekerja keras.

Namun, aku hanya mendapatkan kesedihan tatkala membaca komentar mereka.

[Hei, bocah! Kau hanya anak di bawah umur! Mencari pekerjaan? Kau bercanda?]

[Aku yakin, orang yang memperkerjakan dirimu hanya akan terkena sanksi UU Ketenagakerjaan!]

[Bocah tanpa skill, mau kerja apa kau? Aku saja yang sudah lulus bingung mau kerja apa. Apalagi kau!]

Semua orang menghujatku. Perkataan mereka benar. Aku mestinya bersyukur bisa bekerja paruh waktu di toserba. Tidak semua orang berbaik hati untuk memberikan pekerjaan kepada anak di bawah umur.

Hingga akhirnya ...

Sebuah pesan pun masuk ke media sosialku. Tertera namanya, Anna Cecilia.

Anna Cecilia : [Aku mencari karyawan baru di tempatku bekerja. Gajinya 150$ setiap satu jam. Apakah kau mau bekerja bersamaku?]

150$?!!! Gila saja. Ini angka yang fantastis!

Pekerjaan macam apa ini? Perasaanku menjadi tidak enak. Jangan-jangan perekrutan sebagai pekerja seks komersil? Hih! Enak saja!

Aku ini masih perawan ting-ting. Lagipula, aku ini cantik tahu!

Kubalas langsung pesan tersebut.

Serenna Savire : [Pekerjaan apa, Kak?]

Anna Cecilia : [Datang saja ke kantorku. Cupid Company, Mango Street Number 7, West Cassey].

Berada di sebelah barat kotaku? Lumayan jauh juga.

Perasaan penasaranku meningkat. Aku pun mencari di internet terkait dengan Cupid Company.

Mataku membelalak seketika... Ternyata... Ini adalah perusahaan penyedia jasa sebagai pacar sewaan.

Jantungku berdebar. Aku tahu, di Kota Cassey ini jasa pacar sewaan sudah biasa. Banyak orang yang membutuhkan pasangan. Entah itu sekadar untuk menemani mereka kencan. Atau pun sebagai pembuktian kepada orang tua mereka.

“Setidaknya ... aku tidak menjual diriku.”

Pada saat itu juga, aku pun mandi dan mengganti pakaianku. Aku harus segera ke sana. Menjadi pacar sewaan, siapa pun itu.

* * *

Aroma parfumku menguar wangi. Banyak lelaki yang mengalihkan pandangannya tatkala aku masuk ke Cupid Company.

Aku sengaja menggunakan pakaian terbaik yang kumiliki. Sebuah dress berwarna merah menyala dengan motif floral yang kecil. Roknya terbuat dari satin dengan pita di leherku. Belum lagi dengan riasanku yang sederhana, tetapi tetap menggoda.

Bagaimana pun, aku ini cantik. Aku berterima kasih kepada Ibuku yang telah menurunkan gen kecantikannya padaku.

Manakala masuk ke Cupid Company, mataku langsung mengenali Anna Cecilia yang sama persis dengan foto profil di media sosial.

Aku memperkenalkan diri dan kini ... aku diantarkan di sebuah ruangan CEO Cupid Company, Madamme Bianca.

“Aku tak menyangka kau akan datang.”

Kuulaskan sebuah senyuman. “Well, semua orang butuh uang.”

“Kau berada di tempat yang tepat. Kau bisa mendapatkan uang yang banyak dari sini. Apalagi kau cantik. Pasti banyak customer yang ingin pergi bersamamu.”

“Benarkah?”

Anna menganggukkan kepalanya.

Saat itu, aku pun masuk ke dalam ruangan Maddame Bianca. Perempuan itu memiliki tubuh gendut dengan pakaian seksi berwarna oranye. Dari pakaiannya yang super seksi, tubuhku bergetar.

Jujur saja, kakiku melemas. Perasaan takut memenuhi hatiku.

Bagaimana jika ... aku akan menjadi pekerja seks komersil?

* * *

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku