TAWANAN CEO DINGIN
ntuh oleh Tuan Thom, lalu tidak ada jerany
e arahku. Meleceh
layangkan hinaan ke
guh, segala perkataan Claude yang t
, semuanya dia lontarkan begitu s
aku, tak semestinya lelaki itu berbuat s
merasa malu? Aku meng
anya kini. "Aku mengakui kalau aku di matamu adalah jalang, pelacur,
i juga
Ia justru menyuruhku mengganti pakaian di kamar mand
kan pakaian itu lagi di depa
laude melanjutk
seperti orang bodoh di sofanya, sedan
erjakan tugas rumah dibandingk
tak melirikku seja
dari tas, turut menyelesaikan tuga
?" tanya lel
punya pekerjaan? Aku juga
mengalihkan pandangan, ke
rsama dengan Claude. Bisa mati muda a
e. Aku meregangkan tubuhku karena sudah
santainya. Mengakibatkan kursi itu condong ke belak
bersandar di tepi meja milik Claude
n aku dan Claude pernah tidur bersama di hotel, bukan berarti aku sadar dan menat
terlihat jinak kalau sedang
i dalam tidurnya. Aslinya ... beuh. Seperti r
ak membuka suara. "Apakah
ergi dari sana, lelaki itu malah meny
ajahku. "Beraninya sekali bocah kecil se
a kenapa?
ocah kecil sepertimu mema
apa tujuanmu
harus mengikat mainanku ini aga
hujamiku tatapan mengerikan. "Aku sudah
ng yang terbuang, lebih baik ka
perlahan. Dia memundurkan kursinya. Mempersilah
pakaianku yang kusut akibat duduk di meja kerjanya. Wanita itu memberika
jelaskan tanpa gangguan. "Dia kekasihku
pun pergi dari kantor den
aku pulang
n Hugo me
asih, Tua
ang ke sana kemari. Sungguh aneh bagiku
a karena ingin menyita waktu. Belum lagi dengan
Claude memang memili
leks area indekos. Sengaja diturunkan di jalan utama, agar Claude tak a
tak tahu alamatku u
ang tak terduga pun muncul di depanku. Orang
bu
enapa kau a
ng tanpa kabar meninggalkan perih dalam hatiku. Menjadikanku berpik
aham. Ibu menganggapku sebagai beban,
. Aku tahu pertemuan ini akan canggung sekali. Namun, tak bertegur
tah kenapa tidak pernah ketemu. Saat aku tak mengha
h aku pergi menyusuri daerah sekitar yang bisa kujangkau. Be
menanggung problematika keluarg
an Ibu
arang pergi bersama I
ngan laki-laki lain. Mana mungkin Ibu
"Daripada itu, b
tak mau memberik
, lebih baik tak perlu ada percakapan. Karena ak
ng wajah bersalah. Tetapi, kemarahanku kepada Ibu selama bertahun-
n wajah bersalah d
egitu! Aku tak akan l
in penjelasan! Ibu pergi meninggalkanku yang
dalam senja dan t
yang menyangka aku akan berte
enjawab pertanyaanku, kan?
tu tega kepadaku saat aku mas
ras. Meminta sebuah jawaban d