Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mamaku yang Cantik dan Pengagum Misteriusnya

Mamaku yang Cantik dan Pengagum Misteriusnya

Gabbi Galt

5.0
Komentar
357.6K
Penayangan
257
Bab

Alisa dijebak oleh sahabatnya dan tunangannya untuk melakukan hubungan satu malam di klub dengan seorang pria asing, dan kemudian dia hamil. Lima tahun setelah dia melahirkan anak kembar, dia kembali ke kota asalnya dan bekerja di bawah Grup Mulyadi, di mana dia bertemu dengan CEO - Marvin. Marvin adalah seorang pengusaha brilian yang melakukan pekerjaannya dengan baik. Tetapi untuk tetap berada di bawah radar, dia menjalani kehidupan ganda. Satu sebagai Marvin, dan satu lagi sebagai Primus. Takdir mempertemukan keduanya dan menarik mereka ke dalam kisah cinta yang menarik. Semuanya menjadi lebih rumit ketika Alisa bertemu Primus lagi, pria yang pernah tidur dengannya sebelumnya. Sekarang dia dikejar-kejar oleh dua pria, bagaimana dia harus memilih? Kapan Alisa akan mengungkap rahasia identitas Marvin? Kapan Marvin akan tahu bahwa dia sudah memiliki dua anak sendiri? Bagaimana Alisa akan menghadapi pria ini ketika kebenaran terungkap suatu hari nanti? Datang dan cari tahu.

Bab 1 Laut Tak Berujung

"Ada sesuatu yang terasa gatal dan tidak nyaman. Kemarilah dan tolong aku."

Alisa Pohan merasa tubuhnya seakan seperti sedang terbakar. Dia menggeliat, lalu mencium jakun pria itu dengan sungguh-sungguh, dan memohon padanya untuk berhubungan s*ks dengannya.

Sudah pasti tidak akan ada yang bisa menolak wanita cantik seperti dirinya. Dia adalah sosok yang sangat indah, menawan, dan juga tidak bermoral.

"Baiklah, kamu yang memintanya," ucap pria itu dengan jakun yang bergerak naik dan turun. Terpikat oleh pesonanya, dia pun memegang pinggangnya, mengangkatnya dan membungkuk untuk mulai menyetub*hinya.

"Ukh ...." terdengar suara Alisa yang mulai mengera*g dengan penuh kenikmatan.

Jika hanya didengar dari suaranya, sulit untuk mengetahui apakah dia sedang kesakitan atau hanya terangs*ng secara s*ksual.

Dengan cepat, dia didorong oleh nafsunya untuk melingkarkan lengannya di sekeliling bahu pria itu dengan sembrono. Dorongan tubuh yang keras dan cepat dari pria itu segera membuatnya mencapai org*sme. Tubuhnya pun berkedut saat dia berbaring telentang di atas ranjang. Dia merasa sangat lelah dan ingin beristirahat. Namun sebelum dia menutup matanya, dia sempat melihat bekas luka yang cukup mencolok pada dada berkeringat pria itu.

... ...

Pada keesokan paginya, Alisa bangun dengan kepala yang terasa sangat sakit. Detik ketika dia membuka matanya, dia langsung dapat merasakan seluruh tubuhnya terasa ngilu, khususnya tubuh bagian bawahnya. Dia pun mengangkat tangannya dan menggosok pelipisnya, mencoba untuk menyadarkan dirinya kembali.

'Apa yang sebenarnya telah terjadi? Bukankah semalam aku minum di kamar Agnes? Siapa pria yang tidur denganku itu?' tanyanya dalam hati.

Tadi malam, Agnes Destia mengundang Alisa ke sebuah pesta kapal pesiar, lalu kemudian ...

Brak! Pintu itu dibanting terbuka.

"Astaga! Alisa! Semalam, kamu ...." Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, raut keheranan lebih dulu menyelimuti seluruh wajah Agnes.

Pria yang sedang berdiri di sampingnya, Alfred Hermawan, bahkan terlihat lebih terkejut darinya.

Dengan panik, Alisa segera menutupi tubuhnya dengan selimut, namun itu sama sekali tidak cukup untuk menutupi semua gigitan cinta di sekujur tubuhnya. Ada beberapa bekas memar pada leher dan lengannya, dan suasana yang romantis di dalam ruangan itu menunjukkan bahwa dia telah bercint* dengan seorang pria tadi malam.

"Alfred, aku tidak ..." ucap Alisa yang ingin menjelaskan dirinya kepada pacarnya.

"Alisa, kamu benar-benar sudah meminta seorang gigol* untuk tidur denganmu! Bagaimana kamu bisa sampai melakukan hal seperti itu? Kamu sudah menyelingkuhi Alfred!" sela Agnes yang kini tampak sangat marah. Dia terdengar seperti dirinyalah yang baru saja diselingkuhi.

Pada saat ini, Alisa menatapnya dengan tatapan tidak percaya. "Aku sama sekali tidak melakukan hal seperti itu! Agnes, kenapa kamu mengatakan hal yang tidak benar?"

Hanya dalam beberapa detik, Alisa kemudian mengingat semua hal yang telah terjadi tadi malam dan langsung menghubungkan segalanya.

"Apa-apaan ...? Sekarang aku mengerti. Alfred! Agnes yang sudah mengatur semua ini, aku-"

"Diam! Alisa, kamu memang tidak lebih dari seorang pel*cur!" raung Alfred, menyela ucapan Alisa. Matanya berkilat marah dan nada suaranya dipenuhi dengan rasa jijik. "Alisa, kamu tidak lebih dari seorang perempuan jal*ng. Kamu sama saja seperti ibumu! Kalian berdua memang suka merayu pria. Jika saja dia tidak melakukan hal yang begitu bodoh, Grup Pohan mungkin tidak akan pernah jatuh bangkrut. Semua ini salahnya bahwa Grup Pohan berakhir seperti ini!"

"Apa yang sebenarnya sedang kamu bicarakan, Alfred? Apa yang terjadi dengan ibuku?" Pikiran Alisa menjadi kosong seraya dia duduk membeku di atas tempat tidur.

"Jangan pernah menunjukkan wajahmu di hadapanku lagi!" Setelah menyelesaikan kalimatnya, Alfred pergi dengan gusar.

Begitu pria itu meninggalkan ruangan, Agnes memasang senyum licik di wajahnya. "Alfred, tunggu aku!"

Alisa akhirnya mendapatkan kembali ketenangannya setelah dia menyadari sesuatu. Kemudian, dia segera mengenakan jubah mandinya dan mengikuti Alfred ke dek kapal. Dia benar-benar perlu bicara dengannya.

"Alfred, apa maksud dari perkataanmu itu? Bagaimana Grup Pohan bisa bangkrut? Dan katakan padaku, bagaimana orang tuaku meninggal?" tanya Alisa yang akhirnya berhasil meraih bahu Alfred, wajahnya menunjukkan ekspresi khawatir.

Sebersit perasaan bersalah melintas di mata Alfred, tetapi segera digantikan oleh kemarahan. "Enyah! Bukankah aku baru saja memperingatkanmu untuk tidak pernah menunjukkan wajahmu di hadapanku lagi?" ucapnya sambil mencoba untuk melepaskan diri dari cengkeraman Alisa.

"Langsung katakan saja yang sebenarnya dan aku akan meninggalkanmu sendirian. Tolong ... aku perlu mengetahuinya." Alisa terus memegangi Alfred bahkan ketika air mata jatuh dari pelupuk matanya.

Sekarang, dia sama sekali tidak menyadari bahwa dirinya sedang berdiri di samping pagar pembatas. Di balik pagar itu, tepat di bawahnya, adalah laut tak berujung.

"Aku tidak tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Sekarang lepaskan aku!"

Alfred kini sudah kehabisan kesabarannya dan akhirnya mendorong Alisa lalu pergi. Pada saat Alfred baru saja akan memasuki kabin, seseorang diam-diam menghampiri Alisa, tiba-tiba memeluknya dan terjun ke laut bersamanya.

"Ahhh!"

Mendengar jeritan Alisa, Alfred berbalik dan berlari kembali hanya untuk melihat ombak lautan yang bergejolak. Alisa bahkan sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk meminta bantuan pada siapa pun. Kemudian, orang-orang yang tadinya sedang tertidur di kapal pesiar akhirnya bangun satu per satu. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang menyadari bahwa ada seorang wanita yang telah jatuh ke laut dan sekarat.

... ...

Lima tahun kemudian, di bandara. Alisa sedang mendorong kereta bagasi dan berjalan keluar.

Efendi Pohan memasang ekspresi wajah yang serius dan berkata, "Biar kubantu, Ma."

Mendengar ucapannya, Alisa menurunkan kepalanya dan mengelus rambut anaknya yang lembut itu. "Aku sungguh memiliki seorang anak lelaki yang penuh perhatian!"

"Bagaimana denganku, Ma?" tanya putrinya, Emilia Pohan, yang sedang duduk di atas kereta bagasi sambil menjulurkan kepalanya. Matanya yang berkilauan membuatnya terlihat sangat menggemaskan.

"Yah, kalau kamu sih, cukup perhatian untuk menambah beban berat barang bawaan kami," komentar Efendi dengan sinis.

Emilia pun segera berdiri di atas kereta bagasi dan memelototi kakaknya.

Alisa tertawa kecil ketika dia melihat anak-anaknya berinteraksi, matanya dipenuhi dengan tatapan kasih sayang.

Setelah itu, ponselnya tiba-tiba bergetar. Senyum di wajahnya seketika menghilang setelah dia melirik ke arah pesan yang baru saja dia terima itu. Pesan itu dari Johan Bintoro.

"Hubungi aku jika kamu sudah sampai. Aku sudah menyiapkan seorang pengasuh dan sebuah mobil untukmu." bunyi pesan itu.

Sementara matanya terpaku pada layar ponselnya, Alisa tidak bisa berhenti memikirkan sikap sopan pria itu. Dia merasa ragu-ragu apakah dirinya harus menelepon Johan atau tidak.

Karena dia sudah terlalu asyik dengan pikirannya sendiri, dia sampai tidak menyadari apa yang tengah terjadi pada anak-anaknya.

Emilia sedang memegang mainan favoritnya, yaitu sebuah beruang kristal yang berbentuk bundar. Dia sedang bermain dengan gembira. Namun tiba-tiba, ada seseorang yang sedang lewat tidak sengaja menyenggol tangan Emilia, mengakibatkan beruang mainannya itu terjatuh ke lantai. Bandara itu sedang penuh sesak, jadi ketika beruang malang itu terjatuh, dia ditendang-tendang oleh orang-orang yang sedang berjalan.

"Beruangku!" seru Emilia.

"Emilia, tunggu!" teriak Efendi yang berusaha mencegah adiknya untuk berlari.

Emilia dengan tergesa-gesa mengejar beruangnya, sementara Efendi mengejarnya. Segera setelahnya, beruang mainan itu pun berguling ke kaki seorang pria.

"Akhirnya aku menangkapmu!" Emilia mengambil beruang itu sambil tersenyum, kemudian dia melihat ke atas.

Pria yang sedang berdiri di hadapannya itu tinggi dan tegap. Dia mengenakan setelan serba hitam. Wajahnya sangat enak dipandang dan dia memiliki mata yang dalam. Kehadirannya yang mengintimidasi membuat orang-orang yang lewat menjaga jarak darinya, tetapi dirinya malah memikat Emilia.

Pria itu menundukkan kepalanya dan kemudian menatap mata gadis kecil itu. Mata mereka terlihat sangat mirip. Sorot mata Emilia seketika berbinar dan dengan cepat, dia melingkarkan lengannya di paha pria itu.

"Papa!" serunya.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Mamaku yang Cantik dan Pengagum Misteriusnya
1

Bab 1 Laut Tak Berujung

23/06/2022

2

Bab 2 Bertemu Lagi

23/06/2022

3

Bab 3 Seorang Pria Baik

23/06/2022

4

Bab 4 Wajah yang Asing

23/06/2022

5

Bab 5 Pria Bayaran

23/06/2022

6

Bab 6 Dia Tidak akan Pergi

23/06/2022

7

Bab 7 Sungguh Wanita yang Plin-plan

23/06/2022

8

Bab 8 Keahlian Akting yang Luar Biasa

23/06/2022

9

Bab 9 Cincin Berharga

23/06/2022

10

Bab 10 Hukuman

23/06/2022

11

Bab 11 Menyentuh Dada Tuan Mulyadi

23/06/2022

12

Bab 12 Dikejar Orang Jahat

23/06/2022

13

Bab 13 Anak Ini Terlihat Tidak Asing

23/06/2022

14

Bab 14 Mungkinkah Dia Adalah Gigolo Itu

23/06/2022

15

Bab 15 Suatu Peristiwa Kecil

23/06/2022

16

Bab 16 Tidak Pantas Menjadi Omku

23/06/2022

17

Bab 17 Apakah Dia Memperlakukanmu Dengan Baik

23/06/2022

18

Bab 18 Membelanya Tanpa Ragu-Ragu

23/06/2022

19

Bab 19 Gigolo Terkuat

23/06/2022

20

Bab 20 Melihat Papa Lagi

23/06/2022

21

Bab 21 Om Iblis

23/06/2022

22

Bab 22 Mimpi Basah

23/06/2022

23

Bab 23 Apa yang Kamu Lihat

23/06/2022

24

Bab 24 Kemesraan di Depan Umum

23/06/2022

25

Bab 25 Dipecat

23/06/2022

26

Bab 26 Memuaskan Kebutuhanmu

23/06/2022

27

Bab 27 Harapan Ulang Tahun

23/06/2022

28

Bab 28 Dalam Mimpimu

23/06/2022

29

Bab 29 Aku Pernah Melihat Cincin Itu Sebelumnya

23/06/2022

30

Bab 30 Tuan Mulyadi yang Brutal

23/06/2022

31

Bab 31 Sebuah Pembunuhan

23/06/2022

32

Bab 32 Bahaya Mengikuti

23/06/2022

33

Bab 33 Merampok Orang Lain

23/06/2022

34

Bab 34 Dia Juga Mempunyai Bekas Luka

23/06/2022

35

Bab 35 Pergi ke Pesta

23/06/2022

36

Bab 36 Tidak Mudah untuk Menghasilkan Uang

23/06/2022

37

Bab 37 Tameng

23/06/2022

38

Bab 38 Cinta Sejati

23/06/2022

39

Bab 39 Ciuman yang Menghampiri

23/06/2022

40

Bab 40 Panas dan Dingin yang Ekstrim

23/06/2022